Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kota kecil di Jepang dengan musim gugur paling cantik
ilustrasi kota kecil di Jepang dengan musim gugur paling cantik (unsplash.com/ Lucas Calloch)

Intinya sih...

  • Takayama di Prefektur Gifu mempertahankan pesona musim gugur lewat tradisi kuno dan festival Takayama Autumn Festival yang masih dijalankan dengan tata cara turun-temurun.

  • Nikko di Prefektur Tochigi menyuguhkan keindahan alam yang menyatu dengan warisan budaya, terutama saat sinar matahari pagi menembus di antara pepohonan.

  • Karuizawa di Nagano menawarkan musim gugur yang modern, tapi tetap hangat dengan kontras menawan antara pepohonan merah dan kuning keemasan serta arsitektur bergaya Eropa.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim gugur di Jepang selalu jadi momen yang dinantikan banyak orang. Udara mulai sejuk, dedaunan berubah warna, dan suasana kota terasa lebih tenang. Namun, di balik popularitas Kyoto atau Tokyo yang sering jadi destinasi utama, ada kota-kota kecil yang justru menyimpan keindahan musim gugur yang lebih autentik dan personal.

Di tempat-tempat itu, kamu bisa melihat sisi Jepang yang lebih lembut dan jauh dari hiruk-pikuk turis, tapi tetap memanjakan mata dan hati. Tidak hanya pemandangan, tapi juga cara masyarakat lokal menikmati perubahan musim memberikan kesan hangat yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Gak ada salahnya dikunjungi, berikut lima kota kecil di Jepang dengan pemandangan musim gugur paling cantik. Sayangnya, mereka sering kali luput dari perhatian wisatawan.

1. Takayama mempertahankan pesona musim gugur lewat tradisi kuno

Takayama (unsplash.com/Lucas Calloch)

Takayama di Prefektur Gifu dikenal dengan suasana klasik yang membuat siapa pun merasa seperti kembali ke masa Edo. Saat musim gugur datang, warna keemasan dari daun momiji berpadu dengan bangunan kayu tradisional menciptakan suasana yang menenangkan.

Jalanan sempitnya penuh dengan aroma manis dari kudapan lokal seperti mitarashi dango, menambah sensasi nostalgia yang tidak bisa ditemukan di kota besar. Tidak hanya indah secara visual, tapi setiap sudut kota ini terasa hidup dengan kisah masa lalu yang tetap dijaga warga setempat.

Salah satu hal paling menarik adalah festival Takayama Autumn Festival yang masih dijalankan dengan tata cara turun-temurun. Penduduk mengenakan pakaian tradisional, membawa mikoshi (kuil portabel atau tandu suci yang digunakan dalam agama Shinto di Jepang untuk mengarak dewa saat festival), dan menari di bawah langit oranye sore hari. Melihat bagaimana tradisi tetap bertahan di tengah perubahan zaman membuat pengalaman di Takayama terasa lebih bermakna.

2. Nikko menyuguhkan keindahan alam yang menyatu dengan warisan budaya

Nikko (unsplash.com/DustyRoze)

Nikko di Prefektur Tochigi selalu jadi kejutan bagi mereka yang baru pertama kali datang. Di sini, warna musim gugur terasa lebih dalam karena berpadu dengan nuansa spiritual kuil dan hutan. Daun-daun merah di sekitar Toshogu Shrine menciptakan pemandangan yang seperti lukisan, terutama saat sinar matahari pagi menembus di antara pepohonan.

Keunikan Nikko terletak pada keseimbangan antara alam dan budaya yang begitu menyatu. Tidak hanya keindahan daun yang berubah warna, tapi juga suasana mistis yang muncul dari kabut tipis di sekitar air terjun Kegon. Saat sore tiba, udara mulai dingin tapi terasa lembut, membawa aroma tanah basah yang menenangkan. Musim gugur di Nikko tidak sekadar soal pemandangan, tapi juga soal rasa tapi tentang keheningan, refleksi, dan kedamaian yang sulit didapatkan di kota besar.

3. Karuizawa menawarkan musim gugur yang modern, tapi tetap hangat

Karuizawa (unsplash.com/Kishor)

Karuizawa di Nagano adalah perpaduan unik antara kota resor modern dan suasana pedesaan yang damai. Ketika musim gugur tiba, pepohonan di sepanjang jalan utama berubah menjadi merah menyala dan kuning keemasan, menciptakan kontras menawan dengan arsitektur bergaya Eropa di sekitarnya. Banyak kafe dengan jendela besar yang menghadap ke hutan, membuat siapa pun ingin duduk lama sambil menikmati secangkir kopi panas.

Namun, yang membuat Karuizawa istimewa bukan hanya pemandangannya, tapi juga atmosfer yang diciptakan warganya. Mereka berhasil memadukan gaya hidup modern dengan ketenangan khas pedesaan Jepang tanpa kehilangan identitas lokal. Saat berjalan di tepi Sungai Yukawa, kamu bisa mendengar suara daun jatuh bercampur dengan percikan air  sederhana, tapi menenangkan.

4. Kurashiki memancarkan romantisme musim gugur di kanal-kanal tua

Kurashiki (unsplash.com/Jeremy Lam)

Kurashiki di Prefektur Okayama memiliki daya tarik yang berbeda. Kota kecil ini terkenal dengan kanal-kanal kunonya yang berbaris di antara bangunan putih bergaya Edo. Ketika musim gugur datang, pantulan warna oranye dan merah dari pepohonan di atas permukaan air menciptakan pemandangan yang hampir surealis. Suara dayung perahu kecil yang melintas menambah suasana romantis yang tidak dibuat-buat.

Meski tidak sebesar Kyoto, Kurashiki punya pesona yang lebih intim. Warga lokal masih mempertahankan gaya hidup sederhana, menjual kerajinan tangan di toko-toko kecil di tepi kanal. Saat sore menjelang, lampu-lampu jalan mulai menyala dan memantulkan cahaya lembut ke permukaan air, membuat suasana terasa hangat sekaligus melankolis. Musim gugur di Kurashiki adalah perpaduan antara nostalgia dan ketenangan  pengalaman yang tidak datang dua kali dalam hidup.

5. Ouchi-juku menghadirkan musim gugur dengan nuansa masa lampau

Ouchi-juku (commons.wikimedia.org/くろふね)

Ouchi-juku di Prefektur Fukushima adalah desa tua yang masih mempertahankan bentuk rumah beratap jerami sejak zaman Edo. Ketika musim gugur datang, suasana desa ini terasa seperti potongan waktu yang terjebak di masa lalu. Daun-daun maple jatuh di jalanan tanah, anak-anak berlari membawa lentera kertas, dan aroma soba hangat dari kedai kecil memenuhi udara.

Pesona Ouchi-juku bukan hanya pada keindahan visual, tapi juga pada rasa keterhubungan dengan alam yang kuat. Saat malam tiba, langit terlihat jernih dan udara begitu sejuk, membuat bintang tampak lebih terang dari biasanya. Di sinilah kamu bisa benar-benar merasakan kedekatan dengan kehidupan desa Jepang yang otentik.

Setiap kota kecil di Jepang punya cara sendiri menunjukkan keindahan musim gugur. Dari tradisi, alam, hingga kehidupan sehari-hari warganya, semuanya menyatu dengan indahnya. Jadi, di antara banyak tempat yang ingin kamu kunjungi, sudahkah kamu memikirkan untuk menjelajahi kota kecil yang diam-diam menyimpan pesona memikat di musim gugur?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team