potret Masjid Al-Qiblatain (instagram.com/sam_inos313)
Pada tahun kedua Hijriyah, Nabi Muhammad SAW berkunjung ke Salamah. Rasulullah SAW datang bersama beberapa sahabat untuk menemui Ummu Bishr binti al-Bara yang telah ditinggal mati oleh keluarganya. Saat masuk waktu Dhuhur, Rasulullah SAW melaksanakan salat Dhuhur berjamaah dengan dirinya sebagai imam di Masjid Bani Salamah.
Pada awalnya, Rasulullah SAW baru melaksanakan dua rakaat salat Dhuhur dengan menghadap ke Baitul Maqdis. Namun setelah itu, Malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu dari Allah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 144:
قَدۡ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِى السَّمَآءِۚ فَلَـنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةً تَرۡضٰٮهَا فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِؕ وَحَيۡثُ مَا كُنۡتُمۡ فَوَلُّوۡا وُجُوۡهَكُمۡ شَطۡرَهٗ ؕ وَاِنَّ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ لَيَـعۡلَمُوۡنَ اَنَّهُ الۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّهِمۡؕ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُوۡنَ ١٤٤
Artinya: Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.
Setelah menerima wahyu tersebut, Rasulullah SAW mulai berpaling 180 derajat menghadap Masjidil Haram. Hal itu pun diikuti oleh para jamaahnya. Baru kemudian Rasulullah SAW langsung melanjutkan dua rakaat salat sisanya dengan menghadap Masjidil Haram. Sejak saat itu, umat muslim mulai mengubah arah kiblat yang awalnya menghadap Baitul Maqdis menjadi ke arah Masjidil Haram.
Berkat peristiwa tersebut, Masjid Al-Qiblatain terkenal menjadi saksi sejarah perpindahan arah kiblat. Masjid yang awalnya bernama Masjid Bani Salamah diubah menjadi Masjid Al-Qiblatain atau masjid dengan dua kiblat.