Mencoba makanan Indonesia di Pondok Nasi Padang, Singapura dan menggunakan kartu Garuda x bluDebit Card sebagai metode pembayaran (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Konon katanya, jika kita ingin mengenal budaya suatu negara, kenalilah lewat makanannya. Setuju? Dan akhirnya rasa penasaranku terbayar dengan menjajal berbagai rasa di Singapura.
Hal itulah yang membawaku untuk mengunjungi beberapa tempat makan ini. Bersiap, karena IDN Times bakal mengajak kamu jalan-jalan ke berbagai spot kuliner yang bisa bikin lidah bergoyang, perut kenyang, dan dompet tetap tenang!
Kopitiam legendaris Heap Seng Leong di Singapura (IDN Times/Asri Mupita Sari)
Ke Singapura belum lengkap rasanya kalau gak sarapan di kopitiam. Nah, kalau kamu mau mendapatkan vibes sarapan yang lebih ‘melokal’, coba deh mampir ke kopitiam yang sudah berdiri sejak tahun 70-an, namanya ‘Heap Seng Leong’. Kalau dari stasiun MRT Lavender, kamu bisa jalan keluar menuju Kallang Road dan berjalan ke arah Crawford Street.
Suasana ‘jadul’ langsung terasa begitu aku memasuki kedai yang terletak di lantai dasar HDB (Housing and Development Board) atau rumah susun khas Singapura di kawasan North Bridge Road 10.
Kopitiam legendaris Heap Seng Leong di Singapura (IDN Times/Asri Mupita Sari)
Tampak toples-toples plastik berjejer di atas meja dengan papan daftar menu di atasnya. Sementara di sudut lain, terdapat lemari untuk menaruh perabot seperti gelas, piring, serta bahan-bahan untuk membuat kopi dan roti. Di tempat itulah sang paman pemilik kedai meracik makanan dan minuman andalannya.
Aku memesan dua menu legendaris mereka, yaitu Roti Kaya Butter dan Kopi Butter. Begitu pesanan tiba, makanan pertama yang aku coba adalah Roti Kaya Butter-nya. Tekstur rotinya crunchy karena dipanggang langsung di atas api, berpadu dengan manisnya selai Kaya yang terasa pas di lidah, dan butter yang meleleh di mulut saat aku menggigit rotinya.
Menu Kopi Butter dan Kaya Toast di Kopitiam Heap Seng Leong Singapura (IDN Times/Asri Mupita Sari)
Setelah mencicipi beberapa potong roti, saatnya aku menjajal Kopi Butter mereka. Sebelum diminum, aku harus mengaduk kopinya terlebih dahulu agar kopi, kental manis, dan butter-nya bersatu padu.
Dan kesan pertama saat aku menyeruput kopi ini adalah “Wow! It’s my kind of coffee”. Meskipun menggunakan kental manis, rasa manis di kopinya pas, creamy, dan ada sedikit rasa gurih dari butter.
Sangat cocok disandingkan dengan Roti Kaya Butter-nya. Gimana, apakah kamu tertarik untuk ke sini? Dua menu tersebut dibanderol dengan harga SGD 3.60.
Katong Bakery & Confectionery Company (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Masih edisi kuliner legendaris, aku juga menjajal toko roti di kawasan Joo Chiat. Namanya Katong Bakery & Confectionery Company (Red House Bakery) atau yang sekarang dikenal sebagai Micro Bakery. Didirikan pada tahun 1925, toko roti ini sangat ikonik dengan fasad merahnya yang terlihat mencolok di antara bangunan lainnya.
FYI, Katong Bakery ini adalah salah satu tempat nongkrong favorit warga lokal sejak zaman dahulu loh, guys. Mereka juga terkenal dengan pastri andalannya seperti kue tradisional, Swiss rolls, dan curry puffs.
Suasana di dalam Katong Bakery & Confectionery Company (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Saat masuk toko roti ini, aku cukup kaget. Sebab, bagian dalam dari Katong Bakery & Confectionery Company ini bisa dibilang cukup modern. Meskipun begitu, mereka masih mempertahankan sisi tradisional dari bangunannya.
Hal itu terlihat dari dinding bata yang dicat putih dan motif lantai khas Peranakan. Selain itu, efek pencahayaan dari lampu berwarna hangat semakin memberikan kesan nyaman pada ruangan.
Deretan pastri di Katong Bakery & Confectionery Company (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Deretan pastri dipajang di etalase, dekat dengan mesin kasir. Di sebelahnya ada mesin kopi, tempat di mana sang barista meracik kopi. Di sudut paling pojok bangunan, aku bisa melihat para pekerja yang sedang membuat pastri.
Suasana di dalam Katong Bakery & Confectionery Company (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Suasana saat itu cukup ramai, banyak orang yang akhirnya membungkus makanan mereka karena meja dan kursi di dalam dan luar ruangan terisi penuh.
Beruntungnya, aku dapat satu meja kosong. Letaknya persis di depan toko kue ini. Ya, setidaknya aku bisa menikmati pastri yang ku pesan langsung di tempat asalnya. Aku memesan Lemon Yogurt Cake (SGD 6.00) dan Raspberry Pistachio Kouign Amann (SGD 7.50).
Mencoba pastri di Katong Bakery & Confectionery Company (IDN Times/Asri Muspita Sari)
By the way, untuk metode pembayarannya sudah bisa cashless, guys. Dan tentu saja, untuk membayar kue-kue ini, aku menggunakan kartu andalanku, yaitu Garuda x bluDebit Card yang sudah mendukung pembayaran contactless.
Aku hanya perlu menempelkan kartu pada mesin pembayaran tanpa perlu memasukkan PIN untuk transaksi dalam jumlah tertentu. Fitur ini bisa diterima di berbagai merchant internasional yang mendukung pembayaran contactless dari Mastercard, makanya aku bisa transaksi di sini dengan sat-set dan aman.
Metode pembayaran di Katong Bakery & Confectionery Company menggunakan kartu Garuda x bluDebit Card (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Gak cuma itu, setiap kali aku melakukan transaksi belanja menggunakan Garuda x bluDebit Card, nantinya transaksi tersebut otomatis akan dikonversikan menjadi GarudaMiles. Dengan nilai konversi 1 GarudaMiles untuk setiap pembelanjaan senilai Rp50.000. Lumayan ‘kan, bisa sekalian ngumpulin miles tanpa ribet!
Selanjutnya IDN Times punya referensi tempat makan siang yang lagi hits di kalangan anak muda Singapura. Psst.. belum banyak turis Indonesia yang tahu tempat ini. Keep scrolling, ya!
New Bahru, tempat hangout yang lagi hits di Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Singapura memang gak pernah kehabisan tempat baru buat dieksplorasi. Seperti tempat yang lagi hits di kalangan anak muda Singapura ini, namanya New Bahru. Unik, ya?
Tapi yang bikin semakin unik adalah sejarah bangunannya. Dahulu, tempat ini adalah bekas Sekolah Menengah Nan Chiau. Kemudian disulap menjadi sebuah creative lifestyle hub dan dibuka untuk umum pada 2024 lalu.
Taman di depan New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Untuk menuju ke New Bahru, aku sarankan untuk naik shuttle bus. Bus ini ada setiap hari pukul 11 pagi hingga 9 malam, setiap 30 menit sekali dari Pan Pacific Service Suites Orchard dari dan ke New Bahru. Catat, ya!
Fasad bangunan New Bahru memiliki warna oranye yang memberikan kesan cerah dan segar. Untuk menuju gedung utamanya, karena aku lewat jalan samping, aku harus menaiki beberapa anak tangga, yang kemudian disambut dengan taman bermain. Jadi, tempat ini gak cuma buat anak muda aja ya, tapi juga cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Restoran The Coconut Club di New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
New Bahru terdiri dari lima lantai. Di sini, aku menemukan berbagai tempat keren, mulai dari kafe, restoran kekinian, hingga toko dari brand lokal Singapura yang menyediakan workshop.
Berhubung aku ke sini di waktu makan siang, jadi aku tertarik untuk mencoba salah satu restoran yang ada di sana, yaitu The Coconut Club. Letak restorannya di lantai dasar gedung yang cukup strategis, dekat jalan masuk bangunan utama dan persis di depan shuttle bus New Bahru.
Restoran The Coconut Club di New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Restoran ini menyediakan makanan khas Singapura. Suasananya seperti resor pinggir pantai, dengan deretan buah kelapa yang dipajang di salah satu sisi ruangan.
Tersedia meja dan kursi untuk makan di dalam dan luar ruangan. Tapi aku memilih untuk makan di dalam karena cuaca yang cukup panas saat itu.
Menu Singaporean Food Laksa dan Signature Nasi Lemak Ayam Goreng Berempah di Restoran The Coconut Club di New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Aku memesan dua menu andalan mereka, yaitu Signature Nasi Lemak Ayam Goreng Berempah (SGD 18.00) dan Singaporean Food Laksa (SGD 26.00). Tak perlu menunggu lama, dua menu yang ku pesan langsung tersaji di meja. Porsinya cukup besar.
Menu Signature Nasi Lemak Ayam Goreng Berempah di Restoran The Coconut Club di New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Dalam satu piring Signature Nasi Lemak Ayam Goreng Berempah tersaji nasi lemak, paha ayam goreng dengan rempah krispi, sambal, telur ceplok, kacang tanah, timun, dan ikan teri goreng. Nasinya lembut dan harum dengan aroma kelapa.
Ayamnya pun matang sempurna. Sementara kondimen lainnya menambahkan sentuhan kompleksitas dengan perpaduan rasa pedas, gurih, dan manis.
Menu Singaporean Food Laksa di Restoran The Coconut Club di New Bahru (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Aku mencoba menu kedua, yaitu Singaporean Food Laksa yang disajikan dalam ukuran mangkuk sedang. Tekstur laksanya lembut, kuah santannya creamy. Yang membuat kuahnya semakin umami dan kaya rasa adalah berkat udang macan dan kerangnya. Two thumbs up buat rasa dari Laksa Singapura ini!
Oh iya, Singaporean Food Laksa juga disajikan dengan hidangan pendamping, yaitu Homemade Otah. Kalau di Indonesia mungkin mirip seperti otak-otak. Tapi yang bikin beda, tentu saja dari segi rasa yang lebih berempah dan teksturnya yang lebih kenyal.
Homemade Otah terbuat dari potongan ikan barramundi (kakap putih), rempah-rempah, dan bumbu yang dibungkus dengan daun pisang. Nah, kalau kamu belum pernah mencoba otah sebelumnya, wajib cobain ya! Hidangan ini menambahkan cita rasa dan tekstur yang berbeda saat menyantap Laksa Singapura.
blu Travel Week yang akan hadir pada 20-31 Oktober 2025 (Dok. blu by BCA Digital)
Nah, buat yang punya rencana liburan ke Singapura dalam waktu dekat, pas banget nih kamu baca artikel ini. Soalnya, bakal ada blu Travel Week yang hadir di tanggal 20–31 Oktober 2025. Ada banyak promo dan diskon spesial dari partner ternama seperti tiket.com, Garuda Indonesia, hingga brand favorit Singapura seperti Garrett Popcorn, IRVINS, dan Godiva. Bikin Liburanmu jadi Luar Biasa ke Singapura!
Belum lagi, ada tambahan penawaran menarik yang bisa kamu manfaatkan, seperti:
✔ Diskon tiket pesawat hingga Rp3 juta + cashback Blibli Tiket Points hingga Rp2 juta di tiket.com
✔ Promo tiket maskapai Garuda Indonesia dan promo miles
✔ Promo spesial di merchant-merchant Singapura
✔ Promo kebutuhan traveling dari marketplace pilihan
✔ Penawaran roaming dari provider pilihan.
Wah, ini sih waktunya kamu liburan bijak tanpa bikin kantong jebol. Yang Biasa Jadi Luar Biasa di Singapura kalau bareng blu by BCA Digital. Catat tanggalnya dan share informasi blu Travel Week ini ke teman, pasangan, atau keluargamu, ya!
Mencoba Blue Bottle Coffee di Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Mau coba kopi Blue Bottle Coffee sekarang gak usah jauh-jauh ke Jepang, Hong Kong, Korea, Tiongkok, apalagi Amerika Serikat, guys. Soalnya, mereka baru saja membuka kafe pertamanya di Singapura pada 2024 lalu. For your information, ini adalah kafe pertama mereka di Asia Tenggara, loh!
Sebagai pencinta kopi, aku cukup penasaran dengan rasa kopi Blue Bottle Coffee. Jadi aku memutuskan untuk pergi ke kafe pertamanya yang ada di LUMINE Singapore di Raffles City. Saat masuk, antrieannya cukup mengular. Meskipun begitu, flow-nya cukup cepat, hingga tiba saatnya giliranku memesan.
Mencoba Blue Bottle Coffee di Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Aku memesan kopi favoritku, yaitu ice cafe latte dan membayar merchandise yang ku ambil pada saat mengantre. Lagi-lagi, aku membayar secara cashless menggunakan kartu Garuda x bluDebit Card. Tinggal tap saja dan pembayaranku langsung berhasil. Pokoknya sat-set dan antiribet!
Beruntungnya aku dapat spot tempat duduk yang tepat untuk menikmati kopi sambil memandang suasana Singapura di sore hari. Dan akhirnya kopinya datang. Impresi pertamaku saat mencoba kopi ini lagi-lagi, “It’s my kind of coffee”. Rasa kopinya cukup kuat namun tidak terlalu creamy.
Menu pandan canele with kaya di Blue Bottle Coffee Singapura (Dok. Blue Bottle Coffee Singapore)
Blue Bottle Coffee Singapura juga menjual pastri sebagai makanan pendamping untuk dinikmati bersama teh atau kopi. Ada croissant, kouign-amann, dan yang unik pandan canele with kaya karena ini adalah makanan fusion Prancis dengan Singapura. Kue canele ala Prancis dengan lapisan luar yang dikaramelisasi berisi selai kaya, dengan taburan kelapa di atasnya.
Suasana hawker centre Lau Pa Sat (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Makan di hawker centre jadi salah satu pengalaman paling autentik untuk merasakan kehidupan sehari-hari warga Singapura–dan yang mau menghemat bujet tentunya–. Hawker centre adalah food court terbuka berisi deretan kios makanan (hawker stall) yang menjual aneka hidangan dengan harga terjangkau.
Aku mencoba ke salah satu hawker center ikonik untuk makan malam, yaitu Lau Pa Sat. Berlokasi di pusat perkantoran Singapura, Lau Pa Sat cukup strategis untuk dikunjungi. Fakta menariknya, Lau Pa Sat bukan sekedar food court biasa, namun sudah dinyatakan sebagai warisan tak benda UNESCO Singapura pada 2020 lalu.
Dulunya, tempat ini adalah pasar ikan bernama Telok Ayer Market, dan dibangun pertama kali pada tahun 1824 di tepi laut Singapura. Keunikan bangunan Lau Pa Sat terletak pada bentuknya yang oktagonal. Di bagian tengahnya, berdiri menara jam besi yang menjadi ciri khas hingga saat ini.
Suasana Lau Pa Sat di malam hari (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Aku tiba di Lau Pa Sat sekitar pukul 18.00, suasananya padat dan ramai dengan warga lokal yang makan malam setelah pulang kantor. Aku mencoba berkeliling bangunannya untuk melihat ada makanan apa saja di sini.
Ternyata, di sini ada beberapa resto yang sudah mendapat Michelin Approved, baik itu Michelin Plate maupun Bib Gourmand, loh, guys. Beberapa resto tersebut di antaranya Warong Pak Sapari, Pin Wei Chee Cheong Fun, Nasi Lemak Ayam Taliwang, Lixin Teochew Fishball Noodles, dan Lao Fu Zi Fried Kway Teow.
Gak cuma itu, di La Pa Sat juga banyak restoran yang mendapat label halal dari MUIS (Majelis Ugama Islam Singapore). Beberapa makanan halal yang aku temui di antaranya makanan India Muslim seperti nasi briyani, ada juga nasi ayam Hainan, dan beberapa makanan Melayu seperti nasi lemak. Menariknya, ada juga loh makanan Tiongkok yang memasang label halal.
Tenan BBQ Chicken Wing & Western Cuisine (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Setelah berkeliling, aku justru tertarik pada salah satu tenan makanan halal “BBQ Chicken Wing & Western Cuisine”. Aku penasaran dengan udang panggang dan sayap ayam panggang yang telah dimarinasi dengan rempah dan bumbu spesial, sehingga warnanya kemerahan.
Untuk kedua menu ini, total harganya sekitar SGD 15.00. Meskipun makan di hawker centre, semua tenan makanan di sini sudah bisa cashless. Seperti biasa, aku tinggal bayar dengan kartu Garuda x bluDebit Card. Asyik, bisa nambah GarudaMiles lagi deh!
Bayar makan di Lau Pa Sat menggunakan kartu Garuda x bluDebit Card (IDN Times/Asri Muspita Sari)
So far, aku suka dengan rasa udang dan sayap ayamnya. Rasa udangnya manis, itu artinya udang yang dipakai memang masih segar. Kemudian sayap ayamnya juga sangat juicy!
Dagingnya lembut dan bumbu marinasinya meresap sampai ke tulang. Sayap ayamnya juara banget sih menurutku. Must try kalau kamu kulineran di Lau Pa Sat!
Rak untuk mengembalikan nampan makanan di Lau Pa Sat (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Eits, habis makan jangan langsung pergi ya. Kamu harus mengembalikan nampan makanan ke rak khusus yang telah disediakan.
Biasanya, rak khusus ini ada di sudut-sudut hawker centre. Ada 2 rak terpisah, yang satu untuk makanan halal dan satu lagi untuk makanan nonhalal. Jangan sampai salah!
Uncle Ice Cream di Orchard Road, Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Belum ‘sah’ ke Singapura kalau belum cobain jajanan yang satu ini. Kudapan es krim yang dibalut dengan roti ini namanya Uncle Ice Cream dan sudah ada sejak tahun 1965. Nama tersebut diambil dari sebutan penjualnya yang kebanyakan adalah laki-laki tua. Kalau di Singapura, mereka biasanya dipanggil 'uncle'.
Katanya, dulu es krim ini cuma seharga SGD 1.00 saja, makanya orang-orang sering menyebutnya sebagai “one dollar ice cream”. Tapi, jangan kaget, karena sekarang harganya sudah naik jadi sekitar SGD 1.50 – 2.00, ya. Meski begitu, harga es krim ini menurutku masih termasuk terjangkau, kok.
Aku pertama kali menemukan gerobak Uncle Ice Cream saat berada di Orchard Road. Dari jauh terlihat warga lokal sampai turis yang mengantre. Saat aku sampai di depan gerobaknya, wangi roti tawar warna-warni bikin aku semakin penasaran untuk mencoba.
Uncle Ice Cream di Orchard Road, Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Rasanya macam-macam, mulai dari klasik vanilla, cokelat, strawberry, sampai yang unik seperti durian, jagung manis, taro, dan kacang merah. Aku memutuskan untuk memesan es krim rasa vanilla. Proses penyajiannya pun super simpel. Es krim berbentuk balok dipotong-potong, lalu dijepit menggunakan roti tawar warna-warni. Meski begitu, ada opsi selain roti tawar yang bisa kamu pilih, seperti wafer cone atau cup.
Begitu gigitan pertama, aku langsung mengerti kenapa camilan ini jadi legenda di Singapura. Manis lembut es krimnya seimbang dengan roti tawar yang tak terlalu manis. Soal kebersihan, gak perlu diragukan lagi. Meski dijual kaki lima, es krim ini tetap higienis. Sebab, para uncle yang menyajikan es krimnya selalu menggunakan sarung tangan dan menjaga kebersihannya dengan baik.
Oh iya, kalau mau beli es krim ini, jangan lupa sediakan uang cash, ya. Kalau gak punya atau kekurangan uang cash, kamu bisa tarik tunai dulu di ATM. Untungnya, semua bluDebit Card bisa dipakai tarik tunai di ATM berlogo Mastercard dengan rate yang kompetitif. Praktis banget, 'kan?
By the way, kalau kamu ke Singapura, kira-kira mau coba Uncle Ice Cream rasa apa, nih?
Membeli Garrett Popcorn di salah satu outlet di Orchard Road, Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Ada satu hal yang bikin aku penasaran setiap kali lihat oleh-oleh orang Indonesia yang baru pulang dari Singapura, yaitu Garrett Popcorn. Brand popcorn ini sudah ada di Chicago sejak tahun 1949. Resep turun-temurun keluarganya jadi dasar untuk bikin popcorn dengan rasa premium.
Kemudian, Garrett Popcorn masuk ke Singapura sekitar tahun 2010-an dan langsung booming. Karena penasaran “Seenak apa sih popcorn ini? Kok banyak orang Indonesia yang suka?”, akhirnya aku memutuskan untuk membelinya di salah satu toko Garrett Popcorn.
Aroma manis-gurih popcorn-nya langsung menyambutku dari kejauhan. Ada berbagai varian rasa dan ukuran Garrett Popcorn yang bisa kamu coba, seperti Caramel Crisp, Cheese Corn, Chicago Mix, Macadamia Caramel Crisp, Pecan Caramel Crisp, Almond Caramel Crisp, Cashew Caramel Crisp, dan Buttery Plain.
Promo Garuda x bluDebit Card untuk pembelian Garrett Popcorn di Singapura (IDN Times/Asri Muspita Sari)
Aku membeli varian Chicago Mix, perpaduan antara CaramelCrisp yang manis legit dan CheeseCorn yang gurih dan sedikit asin. Pas banget nih, karena aku belinya pakai kartu Garuda x bluDebit Card, jadi bisa lebih hemat.
Ada promo berupa potongan harga SGD 10.00 (S&K berlaku) pada konter Garrett Popcorn Shops® pilihan di Singapura. Mantap banget, ‘kan?
Tips dariku, sebelum beli Garrett Popcorn ini, kamu harus konfirmasi terlebih dahulu kepada kasir bahwa kamu ingin menggunakan promo dari Garuda x bluDebit Card, ya.
Eits, gak cuma Garrett Popcorn saja nih. Ada juga promo menarik dari Garuda x bluDebit Card kalau kamu belanja Godiva dan Irvins. Apa saja? Nih, aku spill:
Promo Garuda x bluDebit Card untuk pembelian IRVINS di Singapura (Dok. blu by BCA Digital)
✔ Gratis Small Pouch untuk pembelian 3 Big Pouch produk IRVINS di outlet: Changi Airport T1, T2, dan T4, Jewel Changi Airport, Orchard Gateway, Takashimaya, Westgate, dan Bugis Junction.
Promo Garuda x bluDebit Card untuk pembelian GODIVA di Singapura (Dok. blu by BCA Digital)
✔ Diskon GODIVA SGD 10.00 dengan minimal pembelian SGD 40.00. Promo ini berlaku di seluruh outlet GODIVA Singapura kecuali Bandara Changi Terminal 3.
✔ Beli 1 regular Mainstay (ukuran 350ml) gratis 1 regular Mainstay (ukuran 350ml) di kiosk The Soup Spoon. Jangan lupa pakai kode BLUBOGO25, ya. Promo ini berlaku untuk varian Beef Goulash, Boston Clam Chowder, Meatless Minestrone, Roasted Pumpkin, SG Chicken and Mushroom Ragout, Tangy Tomato with Basil, Tokyo-style Chicken Stew, Velvety Mushroom Stroganoff.
✔Makan di Anna’s Punggol Oasis Singapura bisa dapat diskon sampai dengan 20 persen!
Tuh, lumayan banget gak sih promonya? Kamu bisa jajan tanpa bikin boncos. Jadi, kalau lagi liburan ke Singapura, jangan lupa siapin kartu Garuda x bluDebit Card-mu, ya!