Museum Tsunami Aceh memiliki 55 koleksi, terdiri dari 7 unit maket, 22 unit alat peraga, dan 26 unit foto ataupun lukisan yang menggambarkan keadaan tsunami di Aceh.
Pengunjung akan masuk melalui lorong sempit dan gelap sepanjang 30 meter. Terdapat air mengalir di kedua sisi dinding museum setinggi 22 meter. Hal ini bisa membawa pengunjung merasakan suasana kepanikan saat tsunami.
Setelah itu, pengunjung memasuki Ruang Kenangan yang menampilkan gambar dan foto para korban bencana tsunami. Ruangan ini memiliki 26 monitor dengan 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide.
Melalui Ruang Kenangan, pengunjung akan memasuki Ruang Sumur Doa. Ruangan ini memiliki kurang lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera di setiap dindingnya. Ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan massal tsunami.
Pengunjung yang memasuki ruangan ini dianjurkan untuk mendoakan para korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Selanjutnya, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong menuju Jembatan Harapan. Lorong ini didesain dengan lantai yang bekelok dan tidak rata. Secara filosofi, berarti kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat dihantam tsunami pada 2004 silam.
Terakhir, pengunjung dapat melihat 54 bendera dari 54 negara yang ikut membantu Aceh pasca tsunami di Jembatan Harapan ini. Setiap bendera bertuliskan kata damai dengan bahasa masing-masing negara sebagai refleksi perdamaian Aceh.
Siapa pun boleh masuk ke museum Tsunami Aceh secara gratis dari pukul 09.00 hingga 17.00. Jadi, jangan sampai kamu lewatkan museum ini saat menikmati masa liburan di Aceh.