Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Museum Sandi, Yogyakarta
Museum Sandi, Yogyakarta (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

Intinya sih...

  • Lokasi, jam operasional, dan harga tiket- Lokasi: Jalan Faridan M. Noto Nomor 21, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.- Jam operasional: Selasa–Kamis pukul 09.00–18.00 WIB. Harga: gratis.

  • Rute menuju Museum Sandi Yogyakarta- Dari Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu) atau Stasiun Lempuyangan, mudah dijangkau menggunakan transportasi umum.

  • Ada apa saja di Museum Sandi Yogyakarta?- Menyuguhkan sejarah persandian di dunia dan Indonesia.- Terdapat ruang khusus yang disebut Diorama Rumah Sandi yang menunjukkan sejarah per

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa, nih, yang mau liburan dengan nuansa berbeda di Yogyakarta? Kalau kamu salah satunya, maka sisihkan dulu rencana ke Malioboro dan tempat wisata populer di sekitarnya. Kamu dapat bergeser sedikit menuju Museum Sandi di Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.

Museum Sandi hanya berjarak sekitar 2 km dari Malioboro, Stasiun Yogyakarta, dan Stasiun Lempuyangan. Museum itu menempati bangunan dua lantai dengan arsitektur bergaya Indis, bekas Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (RI). Museum ini diresmikan dan dibuka untuk umum untuk pertama kalinya pada 29 Januari 2014.

Sesuai namanya, museum ini menyuguhkan sejarah persandian di dunia dan Indonesia. Menariknya lagi, menjadi satu-satunya museum kriptografi di Asia, lho. Penasaran apa saja koleksinya? Sebelum berkunjung secara langsung, cari tahu dulu informasi wisata Museum Sandi Yogyakarta meliputi lokasi, rute, dan tips saat berkunjungnya berikut ini.

1. Lokasi, jam operasional, dan harga tiket

Ruang Intro, Museum Sandi Yogyakarta (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

Lokasi: Jalan Faridan M. Noto Nomor 21, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.

Jam operasional: 

  • Selasa–Kamis pukul 09.00–18.00 WIB.

  • Jumat pukul 09.00–21.00 WIB.

  • Sabtu dan Minggu pukul 09.00–15.00 WIB.

  • Tutup setiap hari Senin dan hari libur nasional.

Harga: gratis.

2. Rute menuju Museum Sandi Yogyakarta

Koleksi Museum Sandi Yogyakarta berupa Buku Code C (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

Dari Stasiun Yogyakarta (Stasiun Tugu):

Museum Sandi dekat pusat kota Yogyakarta, sehingga mudah dijangkau menggunakan transportasi umum. Bagi kamu yang berasal dari luar kota, maka dapat turun di Stasiun Yogyakarta. Setelah itu, naik Trans Jogja Koridor 3B dari Halte TPB Jlagran dan turun di Halte Sudirman Santika.

Lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 500 meter menuju Jembatan Gondolayu. Kemudian, belok kanan ke Jalan Faridan M. Noto. Museum Sandi berada di dekat persimpangan antara Jalan Faridan M. Noto dan Jalan I Dewa Nyoman Oka. 

Dari Stasiun Lempuyangan:

Kalau kamu turun di Stasiun Lempuyangan, dapat berjalan kaki menuju Halte Kridosono. Setelah itu, naik Trans Jogja Koridor 11 dan turun di Halte TJ Kotabaru yang berada tepat di depan pintu masuk Museum Sandi.

Cara lainnya, jalan kaki dari stasiun menuju Halte TPB Eks Bioskop Mataram 2 untuk naik Trans Jogja Koridor 2A. Kemudian turun di Halte Kridosono untuk transit. Selanjutnya, naik Trans Jogja Koridor 11 dan turun di Halte TJ Kotabaru.

3. Ada apa saja di Museum Sandi Yogyakarta?

Museum Sandi, Yogyakarta (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

Pertama kali yang harus dilakukan pengunjung setelah mengisi buku tamu, yakni duduk manis di Ruang Intro. Pemandu akan memutarkan video yang memperkenalkan tentang sejarah kriptografi dan persandian dengan durasi sekitar 6 menit . Video tersebut dilengkapi dengan teks berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Setelah itu, akan diajak menuju Ruang Sandi Klasik yang menyuguhkan kriptografi dari masa ke masa. Mulai dari bangsa Sumeria yang mengembangkan cuneiform dan bangsa Mesir Kuno dengan hieroglif. Hingga bangsa Yunani Kuno yang menggunakan Skytale untuk menampilkan sandi transposisi serta masa Romawi Kuno.

Selanjutnya, Ruang Perintisan Sandi yang menunjukkan Buku Code C karya dr. Roebiono Kertopati, Bapak Persandian Indonesia. Beliau menerima mandat dari Amir Syarifuddin, Menteri Pertahanan yang kala itu sedang menjabat, untuk mendirikan badan pemberitaan rahasia bagi kepentingan Pemerintahan Indonesia. Selain itu, terdapat set patung yang mengilustrasikan instruksi pembentukan Dinas Kode.

Terdapat pula ruang khusus yang disebut Diorama Rumah Sandi. Isinya berupa replika Rumah Sandi yang menunjukkan sejarah perjuangan di Dinas Kode, terutama saat Perang Kemerdekaan Indonesia pada Agresi Militer Belanda II. Lokasi sebenarnya Rumah Sandi tersebut berada di kaki Pegunungan Menoreh, di Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo. 

Beralih ke Ruang Penegakan Sandi yang mengisahkan bagaimana tugas persandian dijalankan pada masa Agresi Belanda II. Termasuk Buku Kode B dan Tas Kode, sepeda yang digunakan kurir untuk menyampaikan pesan rahasia, dan replika stasiun radio Angkatan Udara Republik Indonesia di Solok. Selain itu, terdapat Ruang Nusantara yang menunjukkan koleksi dan perkembangan mesin sandi dari Mesin sandi SR 64 A hingga SN 011 dan.

Masih ada tiga ruangan lainnya di lantai 2 museum ini, yakni Ruang Tokoh, Ruang Sandi Global, dan Ruang Edukasi. Ruang Tokoh menampilkan koleksi benda yang digunakan oleh para tokoh persandian, seperti kamera rollei dan meopta milik dr. Roebiono Kertopati, keris luk 9 milik Umar Said Noor, dan pisau milik Laksamana Muda TNI (Purn) Soebardo. Sedangkan di Ruang Sandi Global terdapat koleksi mesin sandi yang dibuat dan digunakan di berbagai negara.

Terakhir, Ruang Edukasi di mana pengunjung akan dijelaskan tentang cara membaca beberapa sandi menggunakan alat peraga sederhana. Salah satunya untuk membaca sandi Caesar atau sandi geser yang dapat dibawa pulang. Tidak hanya itu, terdapat sejumlah buku lengkap dengan kursi dan meja untuk mempelajari lebih lanjut tentang kriptografi serta persandian.

4. Fasilitas Museum Sandi Yogyakarta

Koleksi Museum Sandi Yogyakarta berupa Mesin Sandi SR 64 A (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

Museum Sandi juga dilengkapi fasilitas pendukung yang membuat pengunjung lebih nyaman. Halaman yang luas dapat digunakan untuk aktivitas outdoor sekaligus tempat parkir kendaraan. Tersedia pula aula terbuka dan ruang komunitas yang dapat digunakan untuk menggelar berbagai acara.

Kalau masih belum puas keliling museum, silakan mengunjungi perpustakaan dengan ruang baca yang nyaman. Sebelum beranjak juga dapat bersantai lebih dulu di gazebo. Museum ini juga dilengkapi dengan toilet, musala, dan Wi-Fi yang dapat diakses oleh pengunjung. 

5. Tips berkunjung ke Museum Sandi Yogyakarta

Ruang Edukasi, Museum Sandi Yogyakarta (dok. Pribadi/Fatma R. N.)

  1. Sebaiknya datang saat pagi hari atau setelah jam istirahat agar pemandu maupun pengunjung punya waktu yang cukup untuk keliling setiap ruangan.

  2. Lakukan reservasi lebih dulu jika akan berkunjung bersama rombongan, seperti untuk outing class atau study tour

  3. Hindari sembarangan menyentuh koleksi maupun barang-barang di ruang pameran. 

  4. Perhatikan arahan dan penjelasan yang disampaikan oleh pemandu dan berswafoto secukupnya atau setelah tur museum selesai.

  5. Tidak perlu ragu untuk bertanya atau berdiskusi ringan tentang persandian kepada pemandu selama tur. Hal ini dapat menambah pengetahuanmu.

Informasi lengkap tentang Museum Sandi di Yogyakarta tersebut dapat menjadi referensi sebelum berkunjung. Kamu tidak hanya menyaksikan koleksi dan sejarah persandian, tapi juga dapat memperluas pengetahuan. Sudah siap untuk liburan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team