Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Louis Vuitton Foundation
Louis Vuitton Foundation (instagram.com/tomazdrnovsek)

Intinya sih...

  • Musée du Louvre adalah museum terbesar di dunia dengan 38.000 karya seni, termasuk lukisan Mona Lisa.

  • Petit Palais memiliki bangunan besar dengan koleksi seni modern dan patung dari abad ke-19.

  • The Centre Pompidou menampilkan lebih dari 140.000 koleksi seni modern dan memiliki perpustakaan umum serta bioskop.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bukan hanya Menara Eiffel, landmark di Paris, Prancis, lainnya yang gak kalah mentereng adalah Musée du Louvre. Menjadi salah satu museum terbesar di dunia, Musée du Louvre memiliki luas total 72.735 meter persegi. Saking besarnya museum ini, kamu gak akan bisa menjelajahi seluruh bangunan yang ada hanya dalam waktu satu hari. Selain luasnya yang gak kira-kira, Musée du Louvre juga merupakan rumah bagi 38.000 karya seni, termasuk lukisan Mona Lisa yang terkenal itu.

Musée du Louvre memang jadi destinasi wajib jika kamu liburan ke Paris. Namun, kamu juga perlu tahu bahwa Paris punya banyak museum lain yang gak kalah menarik untuk dikunjungi. Berikut beberapa rekomendasi museum underrated di Paris yang wajib kamu kunjungi kalau sedang pelesiran ke sana.

1. Petit Palais

Petit Palais di Paris (instagram.com/diamantnoirfoto)

Dalam Bahasa Indonesia, Petit Palais memiliki arti istana kecil. Meski namanya begitu, sebetulnya ukuran istana ini sama sekali gak kecil, lho! Dengan panjang bangunan 150 meter dan ruang pameran utama seluas 1.100 meter persegi, Petit Palais juga dilengkapi dengan South Gallery seluas 750 meter plus taman di dalam yang punya luas 500 meter. Awalnya, Petit Palais dibangun untuk keperluan World Fair pada 1900.

Namun, setelah 1902, bangunan ini diubah fungsinya menjadi museum yang menyimpan berbagai karya seni, seperti artefak kuno dan patung dari abad ke 19. Selain itu, Petit Palais juga merupakan rumah bagi beberapa karya dari seniman terkenal, seperti “Sunset on the Seine at Lavacourt, Winter Effect” karya Claude Monet, dan “Woman Wearing Gloves” karya Charles-Alexandre Giron.

Arsitektur Petit Palais sendiri bergaya Belle Époque dan dirancang oleh Charles Girault. Meski kamu gak suka seni, arsitektur bangunannya yang indah pasti bisa bikin kamu kagum dan betah berlama-lama.

Lokasi: Avenue Winston Churchill, 75008 Paris. Prancis.

Jam operasional:

  • Minggu, Selasa sampai Kamis pukul 10.00—18.00.

  • Jumat dan Sabtu pukul 10.00—20.00.

  • Senin tutup.

Harga: gratis

2. The Centre Pompidou

The Centre Pompidou (unsplash.com/Hong Zhao)

Jika kebanyakan museum di Paris memiliki bangunan megah layaknya istana, The Centre Pompidou justru terlihat mencolok dengan eksterior bergaya industrial lengkap dengan saluran pipa warna-warni yang berada di luar fasadnya. Gak hanya menarik dari luar, koleksi yang dipamerkan di dalam juga gak kalah keren.

Sekedar informasi, The Centre Pompidou memiliki lebih dari 140.000 koleksi seni modern dan banyak di antaranya adalah karya seniman terkenal dunia, seperti Salvador Dalí, Joan Miró, Piet Mondarian, Picasso, dan lain-lain. Selain memajang karya seni, tempat ini juga memiliki perpustakaan umum dan bioskop yang bisa diakses oleh pengunjung. Terakhir, kamu juga bisa naik ke teras atapnya dan menikmati pemandangan Kota Paris dari ketinggian.

Lokasi: Place Georges-Pompidou, 75004 Paris, Prancis.

Jam operasional:

  • Rabu sampai Senin pukul 11.00—21.00.

  • Selasa tutup.

Harga: 17 euro per orang

3. Louis Vuitton Foundation

Louis Vuitton Foundation (instagram.com/tomazdrnovsek)

Kamu pasti sudah gak asing lagi sama Louis Vuitton, kan? Rumah mode ini terkenal dengan barang-barang mewah, seperti pakaian, dompet, tas, hingga sepatu. Namun, gak hanya menjual barang branded, di Paris kamu juga bisa menemukan museumnya.

Dibuka pada 2014, bangunan Louis Vuitton Foundation dirancang oleh arsitek terkenal Frank Gehry. Desain bangunannya sendiri menyerupai kapal layar dengan hampir seluruh bagiannya terbuat dari kaca. Koleksinya terdiri dari karya seni modern dan kontemporer dari seniman seluruh dunia. Mereka juga aktif bekerja sama dengan institusi seni ternama seperti Museum of Modern Art New York untuk menyelenggarakan pameran kelas dunia.

Selain pameran seni, Louis Vuitton Foundation juga kerap menjadi tuan rumah bagi berbagai pertunjukkan seperti konser, program edukasi, dan pertunjukan seni. Puas keliling museum, kamu juga bisa menyusuri Bois de Boulogne, sebuah taman besar berusia di 1.000 tahun yang memang berlokasi di area yang sama dengan Louis Vuitton Foundation.

Lokasi: 8 Avenue du Mahatma Gandhi, 75116 Paris, Prancis.

Jam operasional: setiap hari pukul 10.00—20.00.

Harga: 

  • Umum: 16 euro.

  • Mahasiswa dan guru Bahasa Perancis di bawah 26 tahun: 10 euro.

  • Seniman profesional atau berusia di bawah 18 tahun: 5 euro.

  • Anak-anak berusia di bawah 3 tahun dan penyandang disabilitas: gratis.

  • Tarif keluarga: 32 euro.

  • Siswa khusus kunjungan hari Kamis: gratis.

4. Musée de l’Orangerie

Musée de l'Orangerie (commons.m.wikimedia.org/Traktorminze)

Jika Musée du Louvre terlalu ramai buatmu, kamu mungkin bisa beralih ke Musée de l’Orangerie yang lokasinya hanya selemparan batu dari Louvre dan Musée d’Orsay. Meski lokasinya berdekatan, Musée de l'Orangerie memiliki suasana yang lebih tenang. Beberapa orang bahkan menyebut museum ini memiliki suasana yang romantis.

Terletak di Tuileries Garden, museum satu ini dibangun pada 1852. Namun alih-alih digunakan sebagai museum, bangunan ini merupakan sebuah rumah kaca yang digunakan untuk menyimpan pohon-pohon jeruk selama musim dingin.

Namun, semua berubah pada awal abad ke 20 ketika Claude Monet menyumbangkan 8 buah lukisan besar Water Lilies (Nymphéas) kepada negara. Pemerintah kemudian memutuskan untuk meletakkannya di rumah kaca, dan mengubah fungsinya menjadi museum pada 1927. Selain lukisan Monet, Musée de l’Orangerie juga memiliki berbagai lukisan karya seniman terkemuka lainnya, seperti Picasso, Renoir, Cézanne, bahkan Jean Walter dan Paul Guillaume. 

Lokasi: Jardin des Tuileries, 75001 Paris, Prancis.

Jam operasional: 

  • Senin pukul 09.00—18.00.

  • Rabu sampai Minggu pukul 09.00—18.00.

  • Selasa tutup.

Harga:

  • Umum: 12,50 euro jika dibeli secara online dan 11 euro di loket museum.

  • Jumat malam: 10 euro jika dibeli secara online dan 8,50 euro di loket museum.

  • Anak-anak: 10 euro jika dibeli secara online dan 8,50 euro di loket museum.

  • Tiket gabungan: 20 euro hanya bisa dibeli di loket museum.

5. Musée de Cluny

Musée de Cluny (commons.m.wikimedia.org/ctj71081)

Buat kamu yang suka sejarah, Musée de Cluny adalah pilihan yang tepat. Bedanya museum ini dari kebanyakan museum lain di Paris adalah mereka gak memajang benda-benda seni bernilai tinggi.

Alih-alih memajang karya dari seniman ternama, Musée de Cluny merupakan museum yang dibangun untuk menyimpan artefak dan benda-benda peninggalan dari Abad Pertengahan. Salah satunya adalah La Dame a la Licorne, permadani yang ditenun lada sekitar tahun 1500.

Gak hanya koleksinya aja yang berasal dari Abad Pertengahan, bangunan museum ini juga sebagian besar di bangun di era yang sama dengan koleksi di dalamnya. Di sini,kamu bahkan bisa menemukan fondasi bangunan bergaya Gallo-Romawi yang digunakan sebagai lokasi pemandian air panas oleh orang-orang zaman dulu.

Lokasi: 28 Rue Sommerard, arondisemen ke-5 

Jam operasional: Selasa sampai Minggu pukul 09.30—18.15.

Harga: 10—12 euro.

Bisa dibilang, Paris adalah gudangnya museum. Di seantero kota, terdapat ratusan museum, baik itu museum besar atau kecil yang bisa dikunjungi. Meski namanya gak sepopuler Musée de Louvre, museum-museum di atas tetap menarik untuk dikunjungi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team