Gang Dolly sempat menjadi "ikon" Surabaya, Jawa Timur, karena popularitasnya. Sebelum ditutup pada 2014, Dolly menjadi kawasan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara.
Namun, kondisi Gang Dolly telah berubah setelah ditutup mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2014. Dari tempat prostitusi, kini menjadi jujugan wisata yang unik.
Kita bisa napak tilas sejarah Dolly yang tak pernah sepi sambil berkeliling naik sepeda di sana. Bahkan, sekarang sudah ada pusat oleh-oleh khas Dolly yang menarik bagi wisatawan.
Seorang pegiat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Sentra Dolly Surabaya, Dwi Prihatin Yuliastuti, berbagi cerita tentang pengalamannya mengelola aneka makanan sebagai oleh-oleh khas Dolly. Dia berhasil mengembangkan usahanya sekaligus bertahan usai penutupan Dolly, terlebih di masa pandemik seperti sekarang.
Seperti apa kisahnya? Yuk, simak kisah menariknya di bawah ini!