Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sumber gambar : blog.hicity.co.id

Tidak seperti biasanya, rasanya mungkin agak aneh kalau tiba-tiba kalian membaca suratku seperti ini. Aku bukan minta dibelikan gadget baru atau sekedar uang jajan tambahan. Apalagi minta restu untuk pacaran. Karena izin naik gununglah yang ingin kugenggam. Jadi bersediakah luangkan waktu sebentar untuk membaca suratku ini?

Barangkali ini sudah menjadi permintaanku yang kesekian kali. Setelah dulu aku mengurungkan niat mendatangi puncak itu, kini teman-teman mengajakku lagi untuk mendaki.

Mendaki gunung bukan karena aku ingin ikut-ikutan teman, tapi keindahan tak biasalah yang ingin kurasakan.

Default Image IDN

Seperti anak muda pada umumnya, mendatangi tempat-tempat "eksis" adalah pengisi waktu senggang. Mall, cafe, dan tempat nongkrong lain di kota ini jadi tempat pelarian bersama teman-teman. Hiburan terasa mudah didapatkan. Kesenangan gampang digambarkan.

Alih-alih bahagia, terkadang hiburan semacam ini justru membuat jemu pikiran. 

Maka suasana gunung adalah obat mujarab. Jauh dari hiruk pikuk. Perjalanan tanah basah. Lautan kabut. Dingin yang mendesir. Matahari yang terasa lengkap. Gambaran yang hanya kutahu dari bacaan ingin sekali kurasakan.

Aku tak hendak menaklukan gunung, karena toh dia terlalu agung. Mendaki adalah caraku melatih ego diri sendiri. 

Default Image IDN

Selain menikmati suasana yang berbeda, mendaki gunung juga melatihku agar lebih kuat. Tapi bukan berarti aku ingin menaklukannya. Karena bagaimanapun berhasil sampai atau tidak, gunung tak akan kemana-mana. Puncaknya akan selalu di sana. Pemandangannya juga tak berubah.   

Mendaki salah satu cara menaklukkan ego diri. Selama pendakian, aku harus menyimpan rapi keras kepala dalam kotak pandora. Mau tidak mau, aku harus rela berbagi dalam keterbatasan. Tetap berjalan saat putus asa menyerang. Bekerja sama dengan orang yang mungkin tak aku suka. Berjuang tanpa menyerah begitu. Dan pelajaran mental seperti ini yang tak pernah ditemukan di institusi pendidikan. 

Mendaki gunung memang tak gampang, tapi percayalah fisik dan mental akan kupersiapkan dengan matang.

Default Image IDN

Naik gunung bukanlah traveling biasa. Alih-alih bisa berleha-leha dan santai saja. Menyepelekan semua syarat dan aturan justru jadi ajang bunuh diri.  

Demi menepati janji pada kalian, aku akan menyiapkan semuanya dengan matang. Olahraga jauh-jauh hari akan aku jalani. Tiket perjalanan aman dari Traveloka akan kubeli. Peralatan mendaki akan ku beli. Pengetahuan tentang mendaki akan aku pelajari. Karena bagaimanapun, mendaki bukanlah kegiatan yang gampang, tapi juga tidak selalu menyeramkan.  

Aku paham kalau kalian mencemaskan keselamatan, tapi percayalah tujuan pendakian akan aku dapatkan: selamat hingga pulang.

Default Image IDN

Banyaknya pemberitaan TV tentang pendaki yang hilang, gunung meletus, dan kebakaran hutan tak heran membuat kalian tak tenang. Cemas kalau saja anakmu ini tertimpa kecelakaan. Mengalami hal-hal yang tak diinginkan.

Tapi percayalah, aku akan menjaga diri sebagai janji. Semua aturan disana akan aku patuhi. Syarat-syarat mendaki akan aku jalani. Aku akan pulang dengan selamat. Dan doa tak akan lupa kurapalkan saat kaki menapak di tempat lebih tinggi.

Persiapan fisik dan mental bisa aku penuhi. Tapi bagiku restu kalian adalah hal yang paling inti. Jadi bolehkan aku mendaki kali ini?

Default Image IDN

Oranglain boleh jadi tak terlalu peduli ijin dari orangtua. Mereka begitu mudah naik turun gunung seenaknya. Sebulan sekali merencanakan perjalanan tanpa mencemaskan keluarga. Dan aku, bukanlah salah satunya.  

Mempersiapkan fisik dan mental sebelum pendakian bisa kulakukan dengan matang. Traveloka ada untuk memastikan perjalanan hingga titik pendakian terasa aman. Tapi semua itu tak akan berarti apa-apa tanpa ijin dan doa kalian. Karena bagimanapun, restu kalian adalah pengantar keselamatan. Jadi untuk sekali ini, bolehkah aku mendaki gunung bersama teman-teman?  

Dari anak gadismu yang ingin mendaki gunung.
.

 

Editorial Team