Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Keraton Jogja
Kegiatan di Keraton Jogja. (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Intinya sih...

  • Awor Coffee Junction: Minimalis urban untuk refleksi tengah malam

  • Tentrem Bumi Coffee: Biophilic escape dan tropical serenity

  • Geblek Pari Nanggulan: Terapi sawah dan kuliner tradisional

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu butuh waktu menyendiri tapi tetap pengin suasana yang hangat dan estetik, Jogja punya banyak kafe 24 jam yang bisa jadi tempat healing terbaik. Kota ini punya vibe yang tenang tapi tetap hidup, memadukan budaya Jawa yang lembut dengan energi kreatif khas anak muda.

Jogja jadi tempat sempurna buat kamu yang ingin merenung sambil menikmati kopi di tengah malam. Banyak kafe di sini bukan cuma instagramable, tapi juga punya suasana damai yang cocok untuk refleksi diri.

Buat kamu yang suka nongkrong tengah malam atau ingin “me time” tanpa gangguan, kafe 24 jam bisa jadi pilihan tepat. Yuk, simak 5 rekomendasi kafe estetik di Jogja yang buka 24 jam buat kamu yang pengin healing sendirian.

1. Awor Coffee Junction: Minimalis urban untuk refleksi tengah malam

Suasa di dalam Awor Coffee. (instagram.com/awor.coffee)

Awor Coffee Junction di kawasan Gondokusuman, Jogja, punya suasana modern dan santai yang mudah dijangkau. Dengan desain minimalis dan sentuhan industrial, kafe ini tampak bersih dan estetik—pas banget buat kamu yang pengin self-date sambil ngopi tenang. Tempatnya juga nyaman banget buat kerja malam atau sekadar menenangkan pikiran.

Keunggulan utama Awor Coffee ada pada jam bukanya yang 24 jam penuh. Artinya, kamu bisa datang kapan pun, termasuk di jam-jam sepi antara pukul 1 sampai 6 pagi. Di waktu inilah suasana kafe paling hening, cocok buat kamu yang mau journaling, membaca, atau sekadar menikmati secangkir Iced Black atau Hot Americano dengan tenang.

Soal harga, Awor cukup ramah di kantong—kopi mulai dari Rp20 ribuan aja. Ada juga pilihan Cafe Latte, Cappuccino, dan minuman khas seperti Monte Bianco sampai varian botolan seperti Eskimo Kiss. Lokasinya di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No.16, Klitren, buka nonstop 24 jam setiap hari.

2. Tentrem Bumi Coffee: Biophilic escape dan tropical serenity

Suasana malam hari di Tentrem Bumi Coffee Jogja. (instagram.com/cafepediajogja)

Buat kamu yang butuh suasana alami buat healing, Tentrem Bumi Coffee di Maguwoharjo, Sleman, bisa jadi tempat sempurna. Konsepnya tropis dan asri, penuh tanaman hijau dengan area outdoor yang luas. Desainnya yang biophilic bikin suasana adem dan nyaman, cocok buat kamu yang mau melepas stres tanpa harus jauh-jauh dari kota.

Menariknya, kafe ini juga buka 24 jam penuh seperti Awor Coffee. Bedanya, ketenangan di sini datang dari suasana alam yang menenangkan dan udara segar pinggiran kota. Datang pagi-pagi atau larut malam pun tetap terasa damai, ideal buat baca buku, meditasi singkat, atau sekadar menikmati waktu sendiri di bawah pepohonan.

Untuk menu, ada banyak pilihan kopi seperti Kopi Bumi Langit Caramel dan Kopi Syrup Rum mulai Rp28.000. Kalau kamu bukan pencinta kopi, cobain aja Silent Blue atau Sweet Yulee—minuman segar berperisa buah dan yakult yang unik. Kafe ini juga punya makanan berat seperti Spaghetti Aglio dan Mac and Cheese, pas buat teman nongkrong santai sepanjang malam.

3. Geblek Pari Nanggulan: Terapi sawah dan kuliner tradisional

Pemandangan pematang sawah di Geblek Pari. (instagram.com/khairunissaandayani)

Buat kamu yang pengin healing dengan suasana pedesaan yang tenang dan alami, Geblek Pari Nanggulan di Kulon Progo bisa jadi tempat sempurna. Dikelilingi hamparan sawah luas dan udara segar, tempat ini menawarkan pengalaman kuliner khas desa dengan cita rasa tradisional. Suasananya sederhana tapi menenangkan, cocok buat kamu yang ingin rehat dari bisingnya kota.

Ketenangan di sini datang dari alam terbuka dan udara segar yang menenangkan pikiran. Tiket masuknya gratis, kamu cuma perlu bayar parkir sekitar Rp3.000–Rp5.000 dan bisa menikmati makanan khas seperti Geblek, Sayur Lodeh, dan Brongkos mulai Rp3.000 per porsi. Angin sawah dan suara serangga di sore hari bikin pengalaman healing terasa alami tanpa perlu keluar banyak biaya.

Kafe pedesaan ini juga pas buat sarapan atau makan siang sambil lihat petani bekerja di sawah. Kalau mau aktivitas ringan, kamu bisa sewa skuter, sepeda listrik, atau ATV dengan harga mulai Rp25.000. Buka setiap hari dari jam 08.00 sampai 20.00, Geblek Pari jadi tempat ideal buat kamu yang mau me time sederhana tapi bermakna.

4. Mangrove Baros: Ekowisata konservasi dan sound therapy

Pintu masuk Hutan Mangrove Baros. (instagram.com/hutanmangrovebaros)

Kalau kamu pengin suasana healing yang beda dari kafe atau tempat nongkrong biasa, coba mampir ke Mangrove Baros di Kretek, Bantul. Destinasi ekowisata ini punya pemandangan hutan mangrove yang masih alami, lengkap dengan jembatan bambu yang membentang di tengah rimbunnya pepohonan. Suasananya tenang dan adem, cocok buat kamu yang butuh rehat dari hiruk-pikuk kota.

Menariknya, Mangrove Baros bukan cuma tempat wisata tapi juga area konservasi yang dikelola pemuda setempat sejak 2003. Datang ke sini berarti ikut berkontribusi pada pelestarian alam sambil melakukan self-healing. Untuk mencapai area utama, kamu akan berjalan kaki sekitar 10 menit melewati sawah dan sungai kecil—proses ini justru jadi momen “pendinginan” alami sebelum benar-benar tenggelam dalam ketenangan hutan mangrove.

Aktivitas yang bisa kamu coba antara lain jalan santai di jembatan bambu atau meditasi ringan di atas kano yang bisa kamu sewa gratis dengan pemandu. Waktu terbaik buat datang adalah sore hari, saat angin laut berhembus lembut membawa suasana damai. Tiket masuknya berbasis donasi, jadi selain murah, pengalaman healing di sini juga penuh makna dan kesadaran ekologis.

5. Museum Ullen Sentalu: Forced mindfulness di Kaliurang

Koleksi lukisan di Museum Ullen Sentalu. (instagram.com/ullensentalu)

Terletak di kaki Gunung Merapi, Museum Ullen Sentalu di Kaliurang menawarkan suasana tenang dan magis seperti negeri dongeng. Bangunannya terbuat dari batu Merapi dengan gaya Jawa klasik dan sentuhan Gotik, menciptakan atmosfer sejuk sekaligus elegan. Tempat ini cocok buat kamu yang ingin healing sambil menikmati keindahan budaya dan arsitektur yang penuh makna.

Yang menarik, sebagian besar area museum melarang pengunjung mengambil foto. Sekilas terdengar membatasi, tapi justru di situlah letak ketenangannya. Larangan ini bikin pengunjung lebih fokus menikmati cerita sejarah dan penjelasan pemandu tanpa terdistraksi oleh keinginan membuat konten. Kamu benar-benar hadir di momen itu—sebuah pengalaman mindfulness yang jarang ditemukan di tempat lain.

Ullen Sentalu punya beberapa pilihan tur seperti Adiluhung Mataram (Rp50.000) hingga Vorstenlanden (Rp100.000). Setelah berkeliling dan merenungi kisah budaya Jawa, kamu bisa lanjut bersantai di Beukenhof Restaurant yang bergaya kolonial vintage. Buka setiap Selasa sampai Minggu, museum ini jadi tempat ideal untuk self-date yang berkelas dan menenangkan.

Lima destinasi ini merepresentasikan spektrum penuh solo healing di Jogja: mulai dari pemrosesan diri di kafe 24 jam yang sunyi, meditasi aktif di ekowisata konservasi, hingga refleksi budaya yang mendalam. Kunci untuk solo healing yang sukses adalah intensionalitas—memilih tempat yang sesuai dengan kebutuhan mental saat itu dan memprioritaskan kehadiran diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team