Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ranthambore National Park (commons.wikimedia.org/Kavsn)

Intinya sih...

  • Masai Mara National Reserve, Kenya

  • Menawarkan Great Migration dengan lebih dari dua juta zebra, wildebeest, dan gazelle

  • Waktu terbaik adalah antara Juli—Oktober, sewa jeep terbuka dan bawa binoculars

  • Jaga jarak aman dan nikmati keheningan alam yang mendebarkan

  • Kruger National Park, Afrika Selatan

  • Rumah bagi Big Five dan menawarkan safari malam hari

  • Berkendara sendiri atau ikutan tur berpemandu di waktu fajar adalah tips terbaik

  • Hindari datang saat musim hujan karena satwa cenderung menyebar

Liburan ke alam terbuka sambil menyaksikan satwa liar di habitat aslinya bisa jadi pengalaman tak terlupakan. Safari bukan cuma sekadar jalan-jalan naik jeep, tapi juga soal kedekatan dengan alam, belajar memahami perilaku hewan, dan menikmati keheningan alam yang sulit dicari di kota besar.

Banyak tempat di dunia yang menawarkan safari luar biasa, mulai dari dataran savana Afrika sampai hutan tropis Asia. Yang bikin menarik, setiap lokasi punya karakter dan keunikan satwanya masing-masing. Namun, menyaksikan satwa liar dari dekat butuh lebih dari sekadar keberuntungan. Perlu tahu kapan waktu terbaik, lokasi strategis, dan cara menjaga jarak yang aman tanpa mengganggu mereka.

Di artikel ini, akan dibahas beberapa destinasi safari terbaik di dunia, lengkap dengan tips biar bisa melihat hewan-hewan eksotis itu dari dekat, tanpa harus mengganggu kehidupan mereka. Yuk, langsung simak destinasi dan tipsnya di bawah ini!

1. Masai Mara National Reserve, Kenya

Masai Mara (commons.wikimedia.org/Weldon Kennedy)

Masai Mara jadi salah satu destinasi safari paling ikonik di dunia. Ia terkenal dengan peristiwa epik bernama Great Migration. Setiap tahun, lebih dari dua juta zebra, wildebeest, dan gazelle melintasi perbatasan Tanzania-Kenya untuk mencari padang rumput baru. Momen ini gak cuma spektakuler, tapi juga jadi tontonan alam yang mendebarkan, karena banyak predator, seperti singa dan buaya, yang menunggu di jalur migrasi.

Waktu terbaik buat berkunjung ke Masai Mara adalah antara Juli—Oktober, karena itulah puncak migrasi. Sewalah jeep terbuka yang dikemudikan pemandu lokal berpengalaman, lalu pilih waktu pagi atau sore hari, karena satwa biasanya lebih aktif. Jangan lupa bawa binoculars, tapi tetap jaga jarak dan jangan turun dari kendaraan demi keselamatan bersama. Di sini, suara alam yang hidup bakal bikin jantung berdebar tanpa perlu efek spesial apa pun.

2. Kruger National Park, Afrika Selatan

Kruger National Park (commons.wikimedia.org/LBM1948)

Kruger National Park adalah pilihan tepat buat yang pengin safari dengan kenyamanan ekstra. Luas taman nasional ini lebih dari 2 juta hektare dan jadi rumah bagi Big Five, yakni singa, gajah, badak, leopard, dan kerbau. Gak cuma itu, banyak penginapan di sekitar taman yang menawarkan pengalaman safari malam hari, lengkap dengan suara hutan dan langit penuh bintang.

Tips terbaik buat lihat satwa di Kruger adalah berkendara sendiri (self-drive safari) pada rute yang sering dilalui hewan atau ikutan tur berpemandu di waktu fajar. Pagi hari menjadi waktu terbaik karena suhu masih dingin dan satwa lebih aktif. Hindari datang saat musim hujan, karena satwa cenderung menyebar dan susah ditemukan. Kruger cocok buat yang pengen safari klasik, tapi tetap nyaman dan terorganisir.

3. Ranthambore National Park, India

Ranthambore National Park (commons.wikimedia.org/Kavsn)

Ranthambore di Rajasthan, India, terkenal sebagai tempat terbaik buat lihat harimau Bengal di alam liar. Dengan hutan kering, danau kecil, dan reruntuhan kuil yang menyatu dengan alam, suasana di sini seperti dunia lain yang penuh kejutan. Harimau di Ranthambore cukup terbiasa dengan kehadiran manusia, sehingga peluang buat melihat mereka dari dekat lebih tinggi dibanding taman nasional lainnya di India.

Waktu terbaik berkunjung ke Ranthambore National Park antara Oktober—April, karena saat itulah cuaca lebih bersahabat dan semak-semak gak terlalu lebat. Pilih safari pagi kalau mau lihat harimau berburu, karena mereka biasanya aktif di waktu-waktu itu.

Gunakan pakaian berwarna netral biar gak menarik perhatian satwa dan hindari suara keras. Ranthambore bukan cuma tentang harimau, tapi juga ketenangan hutan yang menenangkan hati.

4. Pantanal, Brasil

potret Pantanal (commons.wikimedia.org/Filipefrazao)

Pantanal merupakan ekosistem lahan basah terbesar di dunia yang kadang terlupakan karena kalah pamor dari Amazon. Padahal, peluang unruk melihat jaguar di alam liar justru lebih tinggi di sini. Selain jaguar, Pantanal juga jadi rumah bagi capybara, giant otter, aneka burung eksotis, dan caiman yang berseliweran di air tenang. Safari di Pantanal biasanya dilakukan lewat perahu menyusuri sungai atau jalan kaki lewat tepi hutan.

Musim kemarau antara Juni—Oktober adalah waktu paling ideal buat berkunjung, karena air akan surut dan hewan-hewan lebih mudah dilihat di sekitar sungai. Gunakan jasa pemandu lokal yang paham jalur hewan dan punya mata tajam buat spotting jaguar dari kejauhan.

Jangan lupa kamera dengan lensa zoom, karena satwa di sini sering muncul tiba-tiba di kejauhan. Pantanal memang gak sepopuler tempat lain, tapi justru itu yang bikin pengalaman di sini terasa eksklusif.

5. Taman Nasional Tanjung Puting, Indonesia

potret Taman Nasional Tanjung Puting (commons.wikimedia.org/Jorge Franganillo)

Gak perlu jauh-jauh ke Afrika buat safari, karena Pulau Kalimantan punya kekayaan satwa yang luar biasa. Di hutan hujan Borneo, orangutan jadi ikon utama yang bisa ditemui di Taman Nasional Tanjung Puting atau Kutai. Safari di sini lebih "kalem," karena dilakukan lewat klotok (perahu kayu) menyusuri sungai sambil melihat satwa di tepi hutan. Pengalaman ini bukan cuma seru, tapi juga menyentuh, karena melihat spesies langka beraktivitas di alamnya.

Waktu terbaik buat datang adalah antara Mei—September saat curah hujan rendah. Bawa jas hujan ringan dan siapkan dry bag buat menjaga gadget dari air sungai. Selain orangutan, kadang bisa juga ketemu bekantan, burung enggang, bahkan buaya muara. Safari di Borneo gak terlalu bising, lebih banyak momen kontemplatif sambil mendengarkan suara alam dan aliran sungai. Rasanya seperti melarikan diri sejenak dari dunia modern!

Safari bukan cuma tentang lihat melihat, tapi juga soal memahami cara hidup mereka dan menghargai keindahan alam yang masih asli. Dengan perencanaan matang, waktu yang tepat, dan sikap respect terhadap satwa liar, pengalaman safari bisa jadi momen paling berkesan dalam hidup. Pilih destinasi yang paling sesuai, lalu siapkan mental buat petualangan tak terlupakan. Alam selalu punya cara ajaib buat menyentuh hati manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team