Jam Gadang Bukittinggi (commons.wikimedia.org/Rhmtdns)
Setidaknya ada 2 sejarah besar yag pernah terjadi di Jam Gadang. Tahun 1945, saat Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan, bendera merah putih juga dikibarkan di atas atap Jam Gadang, lho. Disambut dengan suka cita oleh seluruh warga Bukittinggi kala itu. Pengibaran sang merah putih di atas Jam Gadang memang menjadi sebuah kebahagiaan,
Tapi setelah itu Jam Gadang juga menjadi saksi kelam pembantaian tahun 1958. Ada sekitar 187 orang yang meninggal termasuk anak-anak dan perempuan. Hal ini terjadi dari hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga muncul pemberontakan.
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) didirikan pada tahun 1958 sebagai bentuk dari ketidakpuasan dari kebijakan ekonomi dan politik pemerintah pusat. PRRI berisi tokoh militer dari Sumatera dan Sulawesi. Sehingga pada tahun 1959, operasi militer tentara pusat dilancarkan guna mengakhiri pemberontakan PRRI.
Salah satu kota yang menjadi incaran adalah Bukittingi yang menjadi basis PRRI Sumatera Barat. Segala bentuk senjata dan peralatan perang dikerahkan ke kota tersebut dan terjadilah pembantaian. Dari 187 orang yang meninggal hanya 17 saja tentara PRRI yang meninggal, lainnya adalah warga sipil.
Peristiwa pembantaian Jam Gadang menjadi salah satu peristiwa besar yang masih menjadi luka khususnya di Bukittinggi, Sumatra Barat dan menjadi salah satu tragedi kelam yang terjadi di dalam sejarah Indonesia. Kini di kawasan jam Gadang juga dibangun monumen pembebasan untuk mengenang tragedi kemanusiaan tersebut.