5 Fakta Menarik Tradisi Barikan, Rutin Digelar di Malam 17 Agustus

Bulan Agustus menjadi bulan yang sangat dinantikan oleh masyarakat Indonesia karena bertepatan dengan hari lahirnya bangsa Indonesia.
Masyarakat di berbagai penjuru daerah terlihat begitu antusias untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Mulai dari mengibarkan bendera merah putih, menghias dan mendekorasi kampung dengan berbagai atribut khas Agustusan, mengadakan lomba dan pawai budaya, serta menyelenggarakan berbagai tradisi unik sehingga membuat perayaan semakin meriah.
Salah satu tradisi unik di perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia adalah barikan. Diketahui barikan menjadi tradisi yang masih dijaga secara turun-temurun dalam tatanan adat masyarakat Jawa Timur. Berikut informasi menarik seputar barikan yang wajib kamu ketahui.
1. Tradisi masyarakat Jawa Timur
Dalam bahasa Arab kata "barik" artinya barokah atau berkah. Sedangkan dalam bahasa Jawa Kuno kata "barik" memiliki arti baris. Secara garis besar, barikan dapat diartikan sekumpulan atau barisan warga yang berdoa di suatu tempat sebagai wujud syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia.
Barikan menjadi sebuah tradisi masyarakat Jawa Timur yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang terdahulu. Kerena itu, barikan selalu ada dan tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Jawa Timur dalam setiap peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
2. Dilakukan di perempatan atau pertigaan gang
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa barikan adalah kumpulan warga yang berdoa di suatu tempat sebagai wujud syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia. Umumnya, barikan diselenggarakan di perempatan, pertigaan gang baik di perumahan ataupun perkampungan. Semua warga berkumpul dan duduk berbaris berhadapan di atas alas tikar atau karpet.
Setiap keluarga membawa makanan seperti nasi, kue, ataupun buah-buahan sesuai kesepakatan para warga ke tempat barikan diselenggarakan. Makanan-makanan tersebut diletakkan dalam wadah tampah ataupun besek. Kemudian, dikumpulkan untuk dibagikan kembali ke seluruh warga atau dimakan bersama.
3. Digelar setiap malam 17 Agustus
Barikan 17 Agustus biasa digelar di setiap RW atau kelurahan dan dapat diikuti oleh warga setempat. Penyelenggaraannya dilakukan pada malam sebelum Hari Kemerdekaan, tepatnya di tanggal 16 Agustus malam.
Selepas magrib, warga akan berkumpul di perempatan atau pertigaan jalan kampung. Warga akan diminta duduk berbaris saling berhadapan dan membentuk lingkaran lonjong di atas gelaran tikar yang telah disediakan. Di tengahnya terdapat berbagai makanan yang akan dibagikan dan dimakan bersama di ujung acara.
4. Sebagai ungkapan rasa syukur
Pada dasarnya, tradisi barikan ditujukan untuk mengenang jasa para pahlawan. Barikan diadakan untuk mendoakan para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tanpa jasa mereka, Indonesia tidak akan pernah mencapai kemerdekaannya.
Selain mengenang jasa pahlawan, tradisi barikan juga menjadi momen yang tepat untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat bebas dan merdeka. Doa-doa yang dipanjatkan juga berisikan permohonan perlindungan agar Indonesia tetap menjadi negara aman dan sejahtera.
5. Serangkaian prosesi barikan
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tradisi barikan 17 Agustus merupakan momentum tasyakuran atas kemerdekaan bangsa dari penjajah. Karena itu, prosesi barikan dimulai dengan acara doa bersama yang dipimpin oleh ulama, kepala RW, atau kelurahan setempat. Doa bersama tersebut dipanjatkan dengan khusyuk dan khidmat.
Setelah doa bersama, barikan dilanjutkkan dengan acara renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks Proklamasi dan Pancasila. Jika ada kegiatan lomba sebelumnya, ketua RW juga akan menyampaikan pemenang dan pembagian hadiahnya. Kemudian, barikan ditutup dengan membagikan kembali makanan yang telah dikumpulkan oleh warga untuk dimakan bersama.
Itulah sekilas mengenai tradisi barikan yang rutin diadakan oleh masyarakat Jawa Timur pada malam 17 Agustus. Apakah barikan juga ada di daerahmu?