Masyarakat Desa Jasri sedang melaksanakan Terteran. (Desawisatajasri.com)
Di Desa Jasri yang terletak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem ini memiliki tradisi perang api yang disebut dengan nama Terteran. Dalam bahasa Bali, terteran memiliki arti saling melempar.
Tradisi Terteran dilaksanakan setiap tahun genap atau dua tahun sekali. Tradisi ini dilaksanakan terkait dengan upacara desa Aci Muu-Muu yang dilaksanakan setiap hari Pengerupukan atau sehari sebelum Hari Nyepi. Tradisi ini dimulai saat senja yang bertujuan untuk menetralisir kekuatan negatif yang mengganggu kehidupan desa setempat.
Alat yang digunakan adalah obor yang terbuat dari slepan atau daun janur kering yang diikat. Terdapat kelompok warga yang disebut Wong Bedolot yang bertugas membawa sarana persembahan yang disebut caru.
Wong Bedolot ini setibanya dari pantai Jasri akan diter atau dilempari obor oleh warga setempat. Wong Bedolot ini tidak boleh melawan, namun hanya bisa menangkis menggunakan obor yang mereka bawa.
Setelah Wong Bedolot ini sampai ke Pura Bale Agungm kemudian dilanjutkan dengan Terteran atau perang api masal. Warga kemudian akan saling melempar obor ke warga lainnya saat peluit dibunyikan. Walaupun terkadang bisa menimbulkan luka bakar, namun warga menjalaninya dengan perasaan senang, tidak ada permusuhan.