Masyarakat Korea Selatan setidaknya memiliki lima hari libur tradisional yang dirayakan dengan berbagai cara. Di Korean Folk Village, pengunjung akan diajak untuk merayakan liburan dengan cara tradisional seperti masyarakat Joseon.
For your information, meski penanggalan Korea Selatan telah menggunakan kalender Masehi, untuk perayaan tetap tradisional menggunakan penanggalan lunar yang bersamaan dengan Imlek.
Hari Seol (Hari Imlek) adalah tahun baru sekaligus hari libur nasional. Pada hari ini, pengunjung akan diajak mengikuti serangkaian kegiatan seperti hari pertama tahun gosa (ritual pemberian selamat), Jisin Balbki (mengunjungi tempat roh-roh), berbagi jimat keberuntungan, berbagi kue beras, dan membaca keberuntungan.
Kemudian ada Jeongwol Daeboreum, yaitu bulan purnama pertama yang jatuh pada hari ke-15 bulan pertama dalam kalender lunar. Pada hari ini pengunjung akan diajak mengikuti beberapa ritual, seperti Moon House Burning, ritual Jangseung (tiang totem tradisional Korea di pintu masuk desa), Dongje (upacara desa), pemasangan berkas gandum beras, Jisin Balbki, dan pembagian makanan.
Perayaan selanjutnya adalah Dano. Pada hari Dano pengunjung akan diajak untuk mengikuti ritual keramas changpo (rambut dicuci di bejana), berbagi kue beras yang dibumbui dengan mugwort, membuat kipas, dan beberapa ritual mengusir hal-hal buruk.
Ada juga perayaan Chuseok atau hari Thanksgiving ala Korea yang merupakan hari libur tradisional terbesar bagi masyarakat Korea Selatan. Para pengunjung akan diajak menyaksikan Pertunjukan Seni Tradisional, Seongju Gosa (upacara di tempat-tempat tertentu), panen, dan berbagi kue beras tradisional.
Terakhir ada perayaan Dongji atau malam terpanjang dan siang terpendek dalam setahun yang mengacu pada istilah matahari antara Daeseol dan Sohan. Pengunjung akan diajak mengikuti kegiatan berbagi Dongji Patjuk (bubur kacang merah), Almanak Dongji, dan juga Jimat Dongji. Seru sekali kan?