TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Sedih Jembatan Gantung Tamparuli di Sabah Malaysia

Jembatan Gantung Tamparuli punya kisah sedih

Jembatan Gantung Tamparuli di Sabah. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Setiap tempat wisata tentu memiliki kisah tersendiri yang menarik untuk disimak. Sama halnya dengan Jembatan Gantung Tamparuli yang terletak di Sabah, Malaysia. Jembatan ini panjangnya kurang lebih 200 meter dengan tinggi sekitar 20 kaki dari permukaan sungai.

Pada Kamis (8/2/2024), IDN Times berkesempatan mengunjungi jembatan ini sebagai bagian dari petualangan kami di Sabah, 6-10 Februari 2024. Saat berkunjung ke Tamparuli, kami menyempatkan mampir ke jembatan ini.

Seperti apa Jembatan Gantung Tamparuli di Sabah, Malaysia, yang ikonik ini? Selengkapnya simak kisahnya di bawah ini, ya!

1. Langsung disambut tarian khas setempat

Jembatan Gantung Tamparuli di Sabah. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Sebelum kami menaiki jembatan, kami disambut tarian khas setempat yang diperagakan orang-orang dari Persatuan Seni Budaya Tuaran (semacam sanggar seni di Sabah). Tarian ini berkisah tentang lagu Jembatan Tamparuli.

Jadi, ada musisi bernama Justin Luseh menyanyikan lagu tentang Jembatan Tamparuli pada kisaran awal 1980-an silam. Lagu ini dibawakan dengan Bahasa Kadazan-Dusun, salah satu bahasa khas dari Negeri Sabah.

Hingga kini, lagu tersebut masih sering dibawakan. Salah satunya untuk menyambut para tamu yang ingin menyaksikan keindahan Jembatan Tamparuli ini.

2. Kisah tragis di balik pembangunan jembatan

Jembatan Gantung Tamparuli di Sabah. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Berdasarkan sebuah monumen yang tertera di balik jembatan, ada kisah sedih yang terselip di balik pembangunan jembatan ini. Jadi, ketika jembatan ini mulai dibangun pada 1930 oleh seorang arsitek asal Inggris, jembatan sering rusak.

Usai berkonsultasi dengan bobolian (semacam orang pintar) setempat, akhirnya diketahui penunggu sungai bernama Tambuakar marah karena pembangunan jembatan ini. Agar pembangunan jembatan berjalan lancar, harus ada yang menjadi tumbal.

"Seorang gadis cantik setempat bernama Solungkoi pun dikorbankan untuk menenangkan Tambuakar. Tubuhnya dimasukkan ke dalam sebuah guci, kemudian dikubur hidup-hidup di bawah tiang fondasi pertama jembatan," tulis keterangan dalam monumen itu.

Setelah itu dilakukan, Tambuakar tidak marah dan pembangunan jembatan bisa berlanjut. Akan tetapi, sang arsitek dari Inggris ternyata sudah kadung cinta pada Solungkoi, sehingga dia bunuh diri beberapa hari setelah jembatan itu selesai dibangun. Sungguh kisah cinta yang tragis.

Selain itu, ada juga peristiwa penting yang diperingati melalui plakat di jembatan ini untuk mengenang dua tentara Inggris yang kehilangan nyawa mereka pada 18 Mei 1960. Saat itu, mereka akan menyelamatkan nyawa gadis setempat, tetapi akhirnya terseret banjir hingga tewas.

Baca Juga: 10 Hal yang Gak Boleh Kamu Lewatkan Ketika Taveling ke Sabah Malaysia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya