Kereta Kahuripan berangkat dari Stasiun Lempuyangan pada pukul 20.00 wib dan dijadwalkan akan tiba di stasiun Kiaracondong pada pukul 3 dini hari. Selang beberapa belas menit menunggu, kereta yang kami tunggu tiba tepat waktu. Kami bergegas naik, ke dalam kereta yang sebagian gerbongnya telah terisi penuh oleh penumpang lain.
Entah sudah berapa lama saya tak naik kereta ekonomi. Terakhir kali, waktu SD belasan tahun yang lalu saat akan pergi ke Jogja untuk menghadiri wisuda seorang abang sepupu. Setelah menempuh perjalanan laut dengan kapal dari Pontianak ke Jakarta, saya dan keluarga melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan kereta waktu itu.
Setelah bertahun-tahun lamanya tak berjumpa dengan kereta ekonomi, saya merasa sungguh terkesan karena ternyata kini wajah kereta ekonomi telah banyak berubah. Tak ada lagi calo, tak ada lagi lantai-lantai yang kotor dan kumuh, taka ada lagi pengamen yang naik turun setiap kali berganti stasiun dan tak ada lagi gerbong yang panas dan pengap.
Wajah kereta ekonomi telah banyak bertransformasi, menjadi jauh lebih nyaman, sejuk, bersih dan wangi. Fasilitas didalam kereta ekonomi pun sudah lebih lengkap, selain AC kini didalam kereta ekonomi sudah ada colokan charger, TV LED.
Setelah tiket diperiksa, seorang petugas datang menghampiri menawarkan bantal untuk disewa. “Mari mbak, biar tidurnya nyaman,” sapa petugas pada saya. Bantal itupun saya sewa dengan harga hanya sekitar Rp5000 saja. Untuk ukuran tiket kereta ekonomi dengan harga hanya sekitar Rp90.000, menurut saya Kereta Kahuripan sudah cukup lumayan nyaman.
Kursinya tak terlalu luas memang, apalagi untuk penumpang yang punya kaki jenjang seperti saya. Tapi sungguh, menurut saya perjalanan dengan Kahuripan masih sangat layak untuk diulang. Apalagi naik kereta ekonomi itu sebetulnya punya sisi unik tersendiri.
Bayangkan saja, kita harus duduk berbagi tempat, berhadap-hadapan dengan orang asing selama berjam-jam. Mau tak mau, suka tak suka kita tentu akan bercakap-cakap atau sekadar berbasa-basi dengan bertanya mau kemana atau minimal sekadar tersenyum menganggukan kepala.