10 Tradisi Unik Sambut Hari Lebaran di Indonesia, Kamu Wajib Tahu

Sungai Kapuas menjadi saksi sebuah tradisi yang kerap kali dilangsungkan di Pontianak, Kalimantan Barat, yaitu Festival Meriam Karbit. Festival ini dilakukan selama 3 hari, lho. Saat malam takbiran, lebaran pertama, dan ditutup saat lebaran kedua.

Biasanya, meriam karbit dibuat dari pohon bambu. Namun berbeda dengan meriam karbit yang digunakan dalam festival. Meriam dibuat dari pohon kelapa yang meiliki ukuran sangat besar. Bukan hanya pohon kelapa, ada juga yang menggunakan pohon pohon durian.

Meriam-meriam tersebut diikat menggunakan rotan dan diatur secara berjajar. Menghadap ke tengah Sungai Kapuas. Penilaian dilakukan berdasarkan kekompakan bunyi meriam yang dimiliki oleh peserta. Semakin kompak, nilai yang didapat semakin tinggi, lho. Unik, kan!

Salah satu tradisi unik yang sudah dilakukan bahkan sejak abad ke XV di Gorontalo adalah Tumbilotohe yang artinya memasang lampu. Saking uniknya tradisi ini bahkan menarik perhatian, lho. Sama dengan tradisi memasang obor di beberapa daerah saat Lebaran, uniknya Tumbilotohe dilakukan tiga hari sebelum lebaran datang.

Dulunya tradisi ini digunakan untuk menerangi warga sekitar dalam membayar zakat di malam hari. Beberapa spot dipasangi penerangan dengan lampu yang terbuat dari damar dan getah pohon. Orang-orang membuat lampu sebanyak mungkin menjelang Lebaran tiba, hingga saat ini tradisi tersebut masih dilestarikan.

Saat ini, lampu-lampu sudah diganti dengan minyak kelapa yang kemudian beralih menggunakan minyak tanah. Meski sudah ada listrik, namun tetap saja saat lebaran, tradisi ini masih dilakukan dengan menyalakan lampu obor bahkan sampai ke ladang.

Tradisi unik ini sudah tidak asing lagi, bahkan kerap kali masuk pemberitaan di TV maupun cetak. Tradisi yang berasal dari Jogja ini memang sangat unik, lho. Sebuah tradisi atau ritual yang dilakukan di Keraton Jogjakarta dalam menyambut 1 Syawal.

Sebuah gunungan besar yang berisi hasil bumi disusun sedemikian mungkin yang kemudian akan diarak menuju Masjid Gede Keraton Ngayogyakarta untuk didoakan. Gunungan tersebut diberi nama Gunungan Lanang atau Kakung. Gunungan tersebut akan dikawal oleh beberapa prajurit keraton.

Setelah didoakan, gunungan tersebut akan menjadi rebutan oleh masyarakat yang ada di sana. Dipercaya Gunungan Grebeg Syawal tersebut memiliki berkah serta kententraman, lho. Ada yang tertarik melihat tradisi ini? Jangan lupa datang ke Jogja, ya!

Meski terbilang baru, namun tradisi satu ini bisa dikatakan unik, lho. Tradisi Makan Nasi Jaha atau nasi khas Sulawesi Utara tersebut dilakukan oleh Masyarakat Motoboi Besar. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mempererat tali persaudaraan.

Seluruh Masyarakat Motoboi Besar akan memasak nasi jaha selama tiga hari berturut-turut selama lebaran. Dilakukan secara bersama-sama oleh Masyarakat Motoboi Besar, kemudian dinikmati oleh para perantau yang mudik ke kampung halaman.

Nasi jaha sendiri merupakan makanan khas Sulawesi Utara. Olahan nasi ketan yang dicampur dengan santan dan jahe, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang, kemudian dibakar dengan serabut kelapa.

Nyama Selam merupakan sebuah tradisi yang dilakukan umat muslim di Bali dalam menyambut lebaran atau hari raya. Nyama Selam sendiri merupakan bentuk dari keberagaman serta toleransi beragama di Wilayah Bali yang mayoritasnya beragama Hindu.

Salah satu kegiatan Nyama Selam yang dilakukan oleh umat Islam di Bali adalah Ngejot. Ngejot adalah memberikan hidangan kepada warga sekitar tanpa harus membedakan agamanya. Tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun menjelang lebaran.

Tradisi unik ini bahkan dapat kamu temui hampir disebagian besar daerah di Bali. Tak hanya masyarakat muslim saja, bahkan saat Nyepi, warga Bali juga melakukan tradisi Ngejot dengan mengirimkan makanan kepada Masyarakat muslim yang ada di sana.

Lombok terkenal masih kental dengan segala tradisinya yang unik, terutama saat menyambut lebaran tiba. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Perang Topat atau Perang Ketupat di mana masyarakat akan saling lempar ketupat.

Tradisi yang dilakukan oleh Suku Sasak ini menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan, lho. Selain itu masyarakat sekitar percaya bahwa dengan melakukan tradisi ini, permohonan dan doa akan segera dikabulkan.

Adapun tempat untuk melakukan tradisi ini antara lain di Makan Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan juga Makan Bintaro di kawasan Pantai Bintaro. Biasanya Perang Topat dilakukan setelah melakukan ziarah dan berdoa. Unik, kan!

Tradisi makan bersama waktu Lebaran memang tidak asing lagi, kan? Hampir di seluruh wilayah Indonesia merayakan Lebaran dengan melakukan kegiatan tersebut, namun berbeda cara dengan Bangka Belitung yang harus makan dengan tangan tanpa sendok dan garpu.

Tradisi ini dinamakan Bedulang. Di mana seluruh masakan akan disajikan menggunakan tudung saji. Uniknya saat makan, mereka dilarang menggunakan sendok ataupun garpu. Mereka harus makan dengan tangan atau Orang Jawa nyebutnya muluk.

Mudik adalah tradisi lebaran yang dilakukan di Indonesia, kan? Hampir sebagian orang yang bekerja ke luar kota dan bahkan pulau. Saat Lebaran tiba, mereka akan pulang ke kampung halaman masing-masing. Tradisi mudik memang sudah dilakukan dari dulu.

Di Riau, untuk melengkapi tradisi mudik, maka di sana ada tradisi yang terbilang unik, yaitu tradisi Botobo. Botobo sendiri merupakah sebuah upacara penyambutan keluarga yang datang dari luar kota saat lebaran tiba. Biasanya mereka akan disambut dengan meriah.

Bukan hanya disambut saja, mereka, keluarga yang datang dari luar kota akan diarak mengelilingi kampung. Bahkan, tabuhan rebana akan mengiringi arakan yang dilakukan oleh keluarga dalam acara penyambutan tersebut.

Tidak hanya itu saja, keluarga yang baru saja mudik diharuskan untuk mengikuti pengajian yang dilakukan oleh keluarganya. Bahkan mereka harus dan wajib mengikuti lomba membaca Al-Quran, lho. Wow meriah banget, kan?

Jika menyalakan obor ataupun lampu ublik adalah sebuah tradisi di hampir sebagian wilayah Indonesia, berbeda dengan tradisi unik di Bengkulu yang dinamakan dengan Rojok Sayak. Masyarakat akan membakar batok kelapa yang disusun di depan rumah warga.

Tradisi yang sudah berlangsung lama tersebut masih dilestarikan hingga saat ini, khususnya oleh Suku Serawai. Tradisi Rojok Sayak akan dilakukan tepat di malam Lebaran, lho. Batok-batok kelapa akan disusun menjulang ke atas kemudian dibakar.

Masyarakat Bengkulu meyakini bahwa penghubung antara manusia dan roh leluhur adalah api. Dengan melakuan tradisi ini mereka berharap bahwa leluhur mereka tetap akan menjaganya. Dan tentu saja, yang diharapkan adalah kebaikan.

Tak jauh berbeda dengan daerah lain di Indonesia dalam menyambut Lebaran, Maluku Utara juga mempunyai caranya sendiri dan sudah ada sejak abad ke-17, yaitu pukul sapu.

Tradisi unik ini masih dijaga kelestariannya hingga saat ini, khususnya di Desa Morela dan Desa Mamala di Maluku Tengah. Mereka akan saling bertemu dan berhadapan menggunakan sapu lidi yang terbuat dari pohon enau.

Tradisi yang dilakukan 7 hari setelah Lebaran ini dilakukan dengan menyerang lawan secara bergatian selama 30 menit. Meski tergolong berbahaya, namun warga sekitar menyakini bahwa tradisi pukul sapu ini dapat mempererat tali persaudaraan, lho.

Indonesia memang unik, apalagi jika bicara soal keberagaman yang sangat beragam. Banyak tradisi-tradisi unik yang bahkan belum terekspos ke khalayak umum, terlebih lagi tradisi lebaran yang tentu saja bervariatif.

Dari sepuluh di atas, mana menurutmu yang paling unik?