Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Amsterdam, Belanda (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi Amsterdam, Belanda (pexels.com/Pixabay)

Liburan ke Eropa memang jadi impian banyak orang. Tapi kalau kamu pernah merasakan antrean super panjang di Menara Eiffel, membayar hotel dengan harga selangit di Roma, atau berdesakan di kapal feri Yunani saat musim panas, pasti paham kalau peak season bisa bikin liburan terasa melelahkan. Saking ramainya, kadang energi lebih banyak habis untuk menghadapi kerumunan daripada menikmati tempatnya.

Untungnya ada alternatif cerdas: shoulder season. Ini adalah periode di antara musim ramai (summer) dan musim sepi (winter). Biasanya terjadi di musim semi (April–awal Juni) dan musim gugur (September–pertengahan November). Di waktu inilah Eropa terasa lebih menyenangkan: gak terlalu panas, gak terlalu dingin, harga lebih ramah, dan tempat wisata lebih lengang.

Kalau masih ragu, berikut lima alasan kenapa shoulder season bisa jadi waktu terbaik untuk liburan ke Eropa.

1. Lebih hemat biaya perjalanan

ilustrasi penumpang pesawat (pexels.com/nappy)

Budget liburan sering kali membengkak karena harga tiket pesawat dan hotel yang melambung di musim panas. Tapi saat shoulder season, semua jadi lebih bersahabat.

Tiket penerbangan ke kota besar seperti Paris, Roma, atau Barcelona bisa 20–40% lebih murah dibandingkan musim puncak. Hotel-hotel yang biasanya penuh juga menawarkan tarif lebih rendah, bahkan bisa setengah harga dari bulan Juli atau Agustus.

Kabar baiknya, gak hanya akomodasi dan tiket yang lebih murah. Restoran dan kafe di luar area turis juga sering memberi harga lebih wajar. Jadi, kamu bisa lebih leluasa menikmati pengalaman kuliner tanpa takut kantong jebol.

2. Lebih sedikit kerumunan

ilustrasi Madrid, Spanyol (pexels.com/Riccardo)

Bayangkan jalan-jalan di Florence tanpa harus berdesakan dengan ribuan orang yang buru-buru foto di tempat yang sama. Di shoulder season, suasananya jauh lebih santai. Kamu bisa menikmati museum, gereja, dan alun-alun kota dengan lebih tenang.

Selain itu, penduduk lokal juga terlihat lebih ramah. Di musim panas, mereka biasanya kewalahan menghadapi ledakan wisatawan.

Tapi di shoulder season, mereka punya lebih banyak waktu untuk menyapa, ngobrol, atau bahkan memberi rekomendasi tempat makan enak. Interaksi seperti ini bikin perjalanan terasa lebih personal.

3. Cuaca lebih bersahabat

ilustrasi Yunani (pexels.com/Pixabay)

Musim panas di Eropa Selatan bisa terasa seperti oven berjalan dengan suhu yang membuatmu cepat lelah hanya dalam beberapa jam. Sebaliknya, shoulder season menawarkan cuaca yang jauh lebih nyaman. Pagi terasa sejuk, siang tidak terlalu terik, dan malam cukup dingin untuk memakai jaket ringan.

Kalau kamu berkunjung di musim semi, bunga-bunga mulai bermekaran, memberikan pemandangan yang indah di taman kota maupun pedesaan. Sementara musim gugur menghadirkan dedaunan berwarna keemasan, cocok untuk foto liburan yang estetik.

4. Akses lebih mudah ke tempat wisata populer

ilustrasi Museum Van Gogh di Amsterdam, Belanda (pexels.com/Phong Thanh)

Pernah ingin menikmati karya Van Gogh di Amsterdam lebih dari beberapa detik tanpa desakan orang? Atau masuk ke Kapel Sistina tanpa harus berdiri berjam-jam di antrean? Di shoulder season, hal-hal ini lebih mungkin terjadi.

Antrean jadi lebih pendek, tiket lebih mudah didapat, dan reservasi restoran populer pun gak terlalu sulit. Menariknya, banyak festival lokal justru berlangsung di musim semi atau gugur. Jadi kamu bisa merasakan atmosfer budaya yang lebih autentik, bukan sekadar versi turis yang ramai di musim panas.

5. Membuatmu merasa lebih pintar

ilustrasi kafe di Venesia, Italia (pexels.com/Helena Jankovičová Kováčová)

Ada kepuasan tersendiri saat tahu kamu berhasil menghindari jebakan liburan mahal dan penuh drama. Sementara orang lain harus rela berdesakan di bus wisata yang panas, kamu bisa duduk santai di kafe Venesia pada bulan Mei dengan harga lebih murah. Rasanya seperti berhasil menemukan trik rahasia yang hanya diketahui traveler berpengalaman. Selain lebih hemat waktu dan biaya, kamu juga bisa menikmati momen berharga tanpa harus terburu-buru. Pada akhirnya, itu yang membuat perjalanan terasa lebih bermakna.

Liburan ke Eropa memang selalu menyenangkan, tapi memilih waktu yang tepat bisa membuat pengalamanmu jauh lebih maksimal. Shoulder season menawarkan kombinasi harga lebih murah, suasana lebih tenang, cuaca nyaman, hingga kesempatan menikmati budaya lokal secara lebih autentik.

Jadi kalau sedang merencanakan liburan, jangan hanya terpaku pada musim panas, ya. Cobalah berangkat di musim semi atau gugur, dan rasakan sendiri vibes santai saat liburan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team