Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi embun beku di Gunung Bromo (commons.wikimedia.org/consigliere ivan)
ilustrasi embun beku di Gunung Bromo (commons.wikimedia.org/consigliere ivan)

Embun beku adalah salah satu momen langka yang bisa disaksikan di beberapa gunung di Indonesia, salah satunya Gunung Bromo. Fenomena ini muncul saat suhu turun drastis hingga mencapai titik beku, sehingga menciptakan butiran es tipis yang menempel di rumput, pasir, ranting, hingga dedaunan pada pohon.

Pemandangan tersebut memang memiliki daya tarik tersendiri bagi warga lokal maupun wisatawan. Tak heran kalau banyak orang rela datang dini hari hanya untuk melihat langsung keindahan alam yang jarang terjadi ini.

Namun, di balik keindahannya, suhu ekstrem di Bromo bisa berisiko memicu hipotermia jika tubuhmu tidak siap. Nah, agar kamu bisa menikmati momen langka tersebut tanpa rasa khawatir, kamu bisa menerapkan beberapa tips yang disajikan dalam artikel ini ya!

1. Gunakan teknik layering dan padukan dengan jaket windbreaker

ilustrasi pendaki mengenakan jaket windbreaker (pexels.com/Gantas Vaičiulėnas)

Ketika fenomena embun beku muncul di Gunung Bromo, suhu di sana bisa turun drastis hingga mencapai 0°C. Kondisi dingin yang ekstrem ini bisa memicu hipotermia pada tubuh seseorang. Oleh karena itu, teknik menggunakan pakain yang benar sangat diperlukan di saat-saat seperti ini.

Usahakan kamu memakai teknik layering saat berpakaian. Cara ini terbukti efektif untuk menghalau hawa dingin dan mempertahankan panas tubuh agar tetap optimal. Sebagai lapisan pertama, kamu bisa menggunakan baju yang mudah menyerap keringat dan menjaga kulit tetap kering. Selanjutnya, pada lapisan kedua kamu bisa menambahkan sweater atau fleece yang berfungsi untuk mempertahankan panas tubuh. Dan sebagai lapisan terluar, kamu bisa mengenakan jaket windbreaker waterproof agar tubuh terlindungi dari hembusan angin kencang atau sisa embun yang basah.

Jika masih terasa dingin, kamu bisa melengkapi tubuhmu dengan beberapa aksesori pendakian lainnya seperti sarung tangan wool, topi atau kupluk, syal, buff, kaos kaki wool, hingga penutup telinga. Dengan kombinasi yang tepat, tubuhmu akan tetap hangat dan nyaman saat menyaksikan keindahan fenomena embun beku di Bromo.

2. Jaga asupan energi dan cairan dalam tubuh

ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Thirdman)

Untuk melawan dinginnya suhu di sekitar Gunung Bromo saat fenomena embun beku muncul, tubuhmu akan memerlukan pasokan energi dan cairan yang lebih banyak agar tetap hangat. Oleh karena itu, kamu wajib menyiapkan atau membawa camilan yang tinggi kalori sebagai teman perjalanan selama di gunung.

Beberapa contoh camilan yang bisa dibawa adalah cokelat, kacang, energy bar, kurma, dan kismis. Selain bisa memberi energi secara instan, camilan tersebut juga sangat praktis untuk dibawa kemanapun dan tidak memakan banyak tempat.

Tak hanya air putih, minuman hangat seperti air jahe dan madu atau cokelat hangat juga bisa kamu bawa saat sedang menikmati fenomena embun beku di Bromo. Tak hanya mengusir rasa haus, minuman ini juga bisa memberi kehangatan, kenyamanan, dan meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.

3. Pastikan untuk selalu bergerak secara aktif

ilustrasi pendaki sedang berjalan (pexels.com/Egi Azwul Fikri)

Embun beku memang menjadi salah satu momen langka di Indonesia, sehingga banyak orang berlomba-lomba untuk melihatnya. Saking indahnya pemandangan tersebut, banyak orang akan terperangah dan terdiam dalam waktu yang lama.

Kondisi mematung akan membuat tubuh lebih cepat kehilangan suhu panasnya. Agar tidak terkena hipotermia mendadak, pastikan untuk tetap menggerakkan tubuh. Kamu bisa melakukan gerakan ringan seperti berjalan di tempat, menggoyangkan tangan dan kaki, atau melompat-lompat kecil. Gerakan aktif ini akan membuat sirkulasi darah dalam tubuh tetap lancar dan menjaga panas pada tubuh.

4. Pilih waktu dan spot terbaik untuk menikmati embun beku

ilustrasi menikmati embun beku saat sunrise (pexels.com/Roman Kirienko)

Agar tidak terlalu lama terpapar suhu dingin, sebaiknya kamu memilih waktu dan lokasi yang tepat saat akan melihat fenomena embun beku di Gunung Bromo. Fenomena ini umumnya akan muncul pada dini hari hingga pagi hari sekitar pukul 04:00-06:00. Kamu bisa datang sekitar waktu sunrise akan bisa menyaksikan embun beku dengan lebih puas.

Pada saat sunrise, suhu gunung juga sudah tidak terlalu dingin seperti saat malam hari sehingga akan terasa lebih nyaman. Selain itu, kamu juga wajib memilih spot atau lokasi yang bisa melindungi tubuhmu dari terpaan angin kecang misalnya dekat pohon atau bebatuan.

5. Jangan lupa siapkan perlengkapan tambahan untuk berjaga-jaga

ilustrasi botol tumbler berisi air panas (pexels.com/cottonbro studio)

Selain pakaian berlapis dan camilan, perlengkapan tambahan juga penting untuk disiapkan agar bisa mencegah tubuh kehilangan panas berlebihan saat menikmati embun beku di Gunung Bromo. Kamu bisa menyiapkan dua buah hand warmer atau botol tumbler berisi air panas yang bisa digenggam saat tangan mulai terasa dingin.

Jika kamu berencana menunggu lama di area terbuka, kamu bisa membawa selimut tipis agar tubuh tetap nyaman meski terpapar di suhu rendah. Bagi kamu yang memiliki sakit asma atau sensitif terhadap suhu dingin, jangan lupa untuk membawa inhaler, minyak kayu putih, dan obat-obatan pribadi untuk berjaga-jaga jika kondisimu kambuh.

Dengan mengikuti beberapa tips di atas, kamu bisa menikmati indahnya embun beku di Gunung Bromo tanpa khawatir akan terkena hipotermia. Selamat menikmati momen langka ini dan tetap utamakan keselamatan ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team