Selain wisata alam, kamu perlu sekali-kali mencoba wisata budaya. Wisata ini bisa memberikan pengalaman langka yang bakal terkenang seumur hidup. Misalnya ke desa atau kawasan rural lain yang beda drastis dari tempatmu berasal.
Tak perlu jauh-jauh menyeberangi dunia, cari saja yang di kawasan Asia. Berikut daftar lokasi wisata budaya di Asia yang masih underrated.
Terletak di kota Taichung, istilah kampung pelangi ini tercipta dari tangan seorang veteran perang. Awalnya ia hanya mengecat pintu rumahnya, tetapi tiap hari ia mulai mengecat bagian-bagian lain hingga memenuhi desa tersebut dengan coretan warna-warni yang unik.
Terlepas dari apa alasan sebenarnya, hasil karya sang kakek tersebut akhirnya jadi magnet wisata pelancong dari berbagai negara yang sedang mampir di Taiwan. Walau begitu, kampung ini dirumorkan akan digusur atau diratakan pemerintah untuk sebuah proyek pembangunan.
Sagsai adalah sebuah desa di provinsi Bayan-Ulgii, Mongolia Barat. Penduduknya kebanyakan nomaden, tetapi mereka biasanya mudah ditemui dan tergolong ramah pada para pendatang.
Pelancong biasanya datang pada pertengahan September untuk menyaksikan secara langsung Golden Eagle Festival yang majestik. Selain itu, kamu juga bisa mencicipi makanan khas setempat, mampir ke tenda penduduk yang syarat dekorasi etnik, serta melihat proses migrasi penduduk aslinya yang sangat menarik. Untuk ke sini, kamu disarankan menggunakan jasa agen perjalanan.
Kota di Bhutan ini terkenal akan bangunan bersejarah dan sakralnya. Salah satu yang terkenal adalah kuil Paro Taktsang (Tiger's Nest) yang terletak di tengah tebing. Sebenarnya tak hanya kuil keramat itu saja yang bisa dijelajahi, kota Paro sendiri syarat akan budaya dan suasana rural yang tentram dan asri.
Rumah penduduknya masih mempertahankan bangunan tradisional dengan jalan setapak yang eksotik. Jika belum puas, pergilah ke Museum Ta Dzong yang menyimpan rapi peninggalan masa lampau Bhutan, seperti artefak, senjata kuno, dan dokumen lainnya.
Bicara desa wisata di Jepang, orang biasanya akan menuju Shirakawa-Go yang terletak di perfektur Gifu. Padahal ada pula desa Tsumago yang terletak di lembah Kiso. Lokasinya dilalui Jalan Nakasendo, salah satu jalur tua yang sudah ada sejak zaman Edo.
Tak heran jika kawasan ini pun dipenuhi rumah-rumah lawas dengan gaya tradisional yang masih kental. Bahkan pemerintah Jepang pun melarang penggunaan mobil dan pemasangan tiang listrik modern demi mempertahankan kesan tradisionalnya. Jika ingin bertandang ke sini, Tsumago pun dipenuhi hotel dan hostel untuk para turis dan petualang.
Di Jepang ada hutan bambu Arashiyama, di Korea ada Damyang sebuah kabupaten di Jeollanamdo yang juga dipadati vegetasi bambu. Lokasinya sekitar 3,5 jam dari Seoul atau satu jam dari Gwangju. Kamu bisa menginap di sana dengan booking terlebih dahulu atau langsung pesan on-the-spot.
Selain hutan bambu Juknokwon, ada banyak atraksi menarik di sana seperti Metasequoia Path, Meta Provence, dan hutan Gwangbangjerim. Kuliner di sana juga unik, coba es krim bambunya jika sempat.
Tak kalah dari Jepang dan Korea Selatan, Tiongkok pun memiliki desa wisata bernama Wuyuan yang terletak di provinsi Jiangxi. Atraksi utama kawasan ini adalah bangunan bersejarahnya dan keindahan arsitektur lawasnya yang masih kokoh. Dari ketinggian, desa ini tampak eksotik ditambah vegetasi bunga-bunga liarnya yang bermekaran.
Untuk sampai ke sini, kamu bisa naik bus dari beberapa bandara seperti Jingdezhen Huangshan, Nanchang, atau Quzhou. Kemudian, menginap di penginapan bernuansa tradisional di dalam desa. Bila beruntung, kamu bisa menyaksikan perayaan tertentu di tengah desa.
Ingin berlibur di Asia Tenggara, coba Kyaing Tong di Myanmar ini. Ini adalah sebuah kota kecil yang penuh dengan bangunan bersejarah dan kuil peribadatan yang disakralkan. Agenda yang bisa kamu lakukan di sini adalah mampir ke Wat Mahamuni, kemudian berjalan menyusuri pasar tradisionalnya. Jika masih punya banyak waktu, silakan ke Danau Nyaung Tong dan One Tree Hill untuk menyaksikan pesona alamnya.
Bagi kita, Toraja adalah tempat yang tak lagi asing namanya di telinga. Walaupun banyak pula dari kita yang belum pernah menginjakan kaki di sana. Beberapa tahun belakangan, Toraja pun mulai berbenah diri, sudah ada bandara dan penginapan di sekitarnya untuk mengakomodasi kepentingan para pelancong yang hendak merasakan dan menyaksikan sendiri betapa sakralnya budaya nenek moyang yang masih dipertahankan tersebut.
Varanasi memang jarang masuk dalam daftar kota yang dikunjungi saat berwisata ke India. Kota ini sangat unik, lokasinya di tepi sungai Ganga dan dianggap sebagai salah satu kota suci bagi umat Hindu.Saat berada di sana, kamu akan bertemu dengan para pendeta dan para penganut Hindu yang beribadah khusyuk seraya mensucikan diri dari urusan duniawi.
Upacara kremasi juga akan banyak kamu temukan sejalan dengan kepercayaan umat Hindu India bahwa meninggal dan dikremasi di Varanasi adalah sebuah pencapaian luar biasa karena dengan begitu mereka telah memutus siklus reinkarnasi mereka.
Sungguh luar biasa keragaman budaya di benua Asia ini. Berbagai kota dan desa tadi jadi buktinya. Layak dicantumkan dalam wishlist-mu.