TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kudus Dijuluki Kota Kretek, Pelopor Industri Rokok

Ada museum satu-satunya di Indonesia

Ilustrasi Gerbang Kota Kudus (instagram.com/kuthokudus)

Berbagai kota dan daerah di Indonesia memiliki julukan tersendiri. Salah satunya seperti Kudus yang memiliki beberapa julukan, yakni Kota Kretek, Kota Santri, dan Kota Jenang.

Namun, kabupaten yang berada di Jawa Tengah ini lebih banyak terkenal sebagai Kota Kretek. Tentu hal ini tak lepas dari faktor sejarah pembuatan dan industri kretek. 

Meski industri kretek juga berada di kota-kota lain, tetapi ada beberapa alasan yang membuat Kudus dijuluki sebagai Kota Kretek. Selengkapnya simak informasi selengkapnya di bawah ini, ya!

1. Penemu rokok kretek berasal dari Kudus

Ilustrasi rokok (IDN Times/Indiana Malia)

Awalnya, kretek ditemukan sosok legendaris di Kudus yang bernama Haji Djamhari, yang hidup sekitar abad ke-18. Saat sedang mengidap sesak nafas, ia menggunakan minyak cengkih untuk dioleskan di dada dan tubuhnya. 

Ternyata minyak cengkih tersebut membuat sesak nafasnya mereda. Kemudian, ia berpikir untuk meracik cengkih halus yang dicampur tembakau. Setelah itu, dilinting dengan klobot atau kulit jagung kering, diikat dengan benang, lalu dibakar dan dihisap. 

Saat dibakar, lintingan tersebut menghasilkan bunyi kretek, sehingga menjadi awal mula terciptanya nama kretek. Akhirnya, kretek buatan Haji Djamhari pun menyebar luas dan banyak masyarakat yang datang untuk mencoba kretek tersebut.

2. Pionir produksi rokok kretek skala besar

Ribuan pekerja menyelesaikan proses pembuatan rokok kretek di Pabrik Rokok Djarum Kudus, Desa Megawon, Jati, Kudus, Jateng, Selasa (5/6/2012). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Munculnya rokok kretek ditangkap sebagai peluang oleh Nitisemito, seorang pengusaha yang lahir pada 1863 di Kudus. Ia memproduksi rokok kretek skala besar, sehingga dijuluki Sang Raja Kretek. 

Usaha rokok kretek miliknya diberi merek Tjap Bal Tiga. Merek Tjap Bal Tiga resmi digunakan pada 1906 dan dipatenkan pemerintah Hindia Belanda pada 1908. 

Setelah itu, Nitisemito mendirikan pabrik bernama Kretek Cigaretten Fabriek M. Nitisemito Koedoes dengan merek Bal Tiga dan terdaftar resmi pada 18 Februari 1908.

Produksi rokok kretek milik Nitisemito pun terus berkembang. Selain di Kudus, ia memasarkan rokok kretek ke seluruh Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Belanda.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tempat Wisata di Dekat Museum Kretek Kudus

3. Banyak perusahaan rokok di Kudus

Buruh di salah satu perusahaan rokok di Kudus (IDN Times/Aji)

Seiring berjalannya waktu, pabrik rokok skala besar lainnya muncul di Kudus. Sejumlah perusahaan rokok besar ikut tumbuh di Kudus, seperti PT Djarum, PT Gudang Garam Tbk, PT Nojorono Kudus, PT Sukun, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain perusahaan besar, ada pula pengusaha rokok skala menengah dan rumah tangga.

4. Perusahaan rokok menyangga ekonomi Kudus

Ilustrasi Gerbang Kota Kudus (instagram.com/kuthokudus)

Menjamurnya perusahaan rokok kretek di Kudus membuat perekonomian di daerah ini meningkat. Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Kudus pada 2022, sebesar Rp 114, 66 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp90,12 triliun berasal dari industri pengolahan, yang di dalamnya termasuk industri rokok. Bahkan, sejumlah pengusaha terkenal di Indonesia juga memiliki bisnis pabrik rokok di Kudus. 

Baca Juga: 6 Fakta dan Sejarah Museum Kretek Kudus, Lokasi Syuting Gadis Kretek

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya