TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Etika Melihat Bunga Sakura di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Jangankan memetik, memegang sembarangan aja gak boleh!

Potret hanami atau piknik di bawah bunga sakura (unsplash.com/nichiyoshi)

Sebuah video turis Indonesia yang dianggap merusak bunga sakura di Jepang viral di berbagai media sosial. Video tersebut berisi seorang pria sedang menggoyang-goyangkan ranting pohon sakura hingga bunganya rontok berjatuhan di sebuah taman di Nara, Jepang.

Sontak hal tersebut menuai kritikan pedas dari warganet, karena dianggap norak dan merusak keindahan alam. Padahal, orang Jepang sendiri sangat menghormati bunga sakura, karena dianggap sebagai simbol nasional. Bahkan, ada acara khusus untuk merayakan mekarnya, yaitu hanami atau piknik bersama sambil menyantap berbagai makanan.

Buat kamu yang berencana liburan ke Jepang, terutama untuk melihat bunga sakura, ada beberapa etika yang perlu kamu pahami. Berikut di antaranya.

1. Jangan memetik bunga sakura

Potret bunga sakura di Jepang (unsplash.com/_entreprenerd)

Memetik bunga sakura adalah hal yang sangat dilarang, karena beberapa alasan. Pertama, bunga sakura mekarnya hanya setahun sekali saat musim semi dan durasinya pun sekitar 1-2 pekan saja. Kalau banyak orang memetiknya, maka durasi waktu untuk menikmati keindahannya pun jadi semakin sedikit.

Kedua, bunga sakura memiliki nilai budaya yang berharga dan simbol yang penting dalam budaya Jepang. Melansir dari unggahan di akun Instagram @firmandevy, bunga ini melambangkan keindahan alam, musim semi, kehidupan, dan identitas nasional Jepang. Saking sakralnya, bunga sakura menjadi salah satu julukan yang disematkan pada Jepang, yakni Negeri Sakura. 

Ketiga, sakura memiliki peran ekologis untuk lingkungan, karena mereka menyediakan habitat bagi berbagai spesies hewan dan serangga. Lanskap alam di Jepang pun menjadi sangat indah dengan mekarnya bunga-bunga ini. 

Keempat, bunga sakura cukup identik dengan tradisi Buddha di Jepang sejak ratusan tahun lalu. Bunga-bunga ini menjadi topik puisi dan lagu di Jepang, serta melambangkan cita-cita dan semangat hidup para samurai. Bunga yang jatuh melambangkan ketidakkekalan kehidupan dan dianggap sebagai bentuk reinkarnasi dari jiwa samurai yang gugur.

Kelima, bunga sakura yang bermekaran memberikan dampak yang sangat signifikan bagi perekonomian Jepang. Tak dapat dimungkiri, musim semi menjadi musim paling ramai turis, karena wisatawan mancanegara berbondong-bondong ingin melihat bunga sakura cantik bermekaran. Selain itu, semua pernak-pernik dan makanan bernuansa sakura juga laris manis di pasaran.

Karena sangat berharga, ada undang-undang yang mengatur tentang perlindungan lingkungan dan warisan budaya, meliputi perlindungan terhadap pohon sakura. Memetik, merontokkan, memanjat, dan menendang pohon sakura merupakan bentuk kejahatan.

Hukumannya bervariasi, tergantung tingkat kerusakan dan kebijakan wilayah. Mulai dari denda uang maksimal 300 ribu Yen (sekitar Rp31 juta) hingga hukuman penjara maksimal tiga tahun.

2. Kenakan pakaian yang sopan

Ilustrasi orang menyaksikan bunga sakura di Jepang (unsplash.com/parlonscoree)

Saat hendak melihat bunga sakura di taman atau luar ruangan, sebaiknya kenakan pakaian yang sopan, hangat, dan tertutup. Sebab, cuaca masih cenderung dingin, terutama pada bulan Maret, suhunya berkisar 0-11 derajat Celsius. 

Selain itu, tempat atau taman yang dikunjungi biasanya ramai. Banyak orang yang datang ke sana untuk piknik.

Mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup akan melindungimu dari pandangan-pandangan yang tidak diinginkan atau tidak terlalu menarik perhatian orang lain. Apalagi budaya Jepang juga menjunjung tinggi adat kesopanan dalam berpakaian.

3. Bawa bekal secukupnya

Ilustrasi mochi sakura khas Jepang (foodinjapan.org)

Melihat bunga sakura kurang lengkap kalau tidak menyantap berbagai makanan khas musim semi. Sebagai turis, kamu bisa membeli makanan atau bekal (bento) di kios atau kedai-kedai yang ada di sekitar taman yang kamu kunjungi. Ada sakura mochi, sakura wagashi, ichigo daifuku, hanami dango, ume, chirashi zushi, dan sebagainya.

Karena banyak orang yang beli, kamu biasanya harus sabar dan mengantre untuk bisa mendapatkannya. Pastikan jumlah yang dibeli cukup untuk orang-orang yang akan piknik melihat bunga sakura bareng kamu, biar gak bolak-balik mengantre.

4. Jangan terlalu banyak makan tempat

Ilustrasi hanami, festival bunga sakura di Jepang (commons.wikimedia.org/Raita Futo)

Biasanya, orang-orang yang akan piknik atau melihat bunga sakura datang lebih awal untuk mencari tempat atau spot terbaik. Mereka menggelar tikar atau alas duduk lainnya sebagai penanda bahwa tempat tersebut sudah "dimiliki".

Hal ini tentu wajar, tetapi ada etika yang harus diperhatikan, yakni tidak mengambil tempat yang lebih luas dari yang dibutuhkan. Artinya, jika kamu datang berlima, sebaiknya tikar yang digelar cukup untuk lima orang, atau gunakan tikar berkapasitas 6-7 orang kalau ingin memiliki lebih banyak ruang. 

Jika terlalu lebar dari kapasitas, kamu akan dianggap serakah. Apalagi kalau sampai "mencuri" tempat orang lain, bisa-bisa kamu langsung kena teguran!

5. Buang sampah pada tempatnya

ilustrasi orang mengumpulkan sampah (freepik.com/prostooleh)

Di sekitar taman atau jalan tempat melihat sakura bermekaran biasanya sudah disediakan tempat sampah, tetapi seringkali jumlahnya tidak mencukupi. Ada juga taman yang tidak menyediakan tempat sampah, sehingga pengunjung wajib mengumpulkan sampahnya sendiri.

Ada atau tidak ada tempat sampah, sebaiknya tetap membawa kantong sampah atau trash bag sendiri, lalu mengumpulkan sampahmu di dalam kantong tersebut sebelum nanti dibuang di tempat yang telah disediakan. Satu hal yang harus diingat, sampah-sampah tersebut harus dipisah antara yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Jangan asal buang, ya!

Baca Juga: 7 Potret Cantik Bunga Sakura Mekar di Jepang, Bikin Hati Berdebar

6. Taati peraturan yang ada di taman

Potret sakura di Jepang (unsplash.com/akiradeng)

Di beberapa tempat, biasanya ada papan peringatan yang berisi tentang aturan-aturan yang harus diperhatikan pengunjung, agar sama-sama nyaman dan aman. Peraturan tersebut ditulis dalam beberapa bahasa, salah satunya Bahasa Inggris. 

Beberapa aturan yang paling umum, antara lain larangan melakukan barbekyu di sekitar pohon sakura,  larangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta adanya jam operasional di suatu taman. Oleh sebab itu, perhatian aturan sebelum masuk ke area taman.

7. Turut menjaga situasi agar tetap tenang

Potret perayaan Hanami di Jepang (japantimes.co.jp)

Meski suasana taman atau jalanan tempat melihat sakura sangat ramai, kamu harus turut menjaga situasi, agar tetap tenang dan kondusif. Jangan berbicara terlalu kencang atau bahkan berteriak, memutar musik sangat kencang, serta melakukan hal-hal yang bisa mengganggu kenyamanan orang lain.

Kamu tinggal duduk santai atau rebahan sambil menikmati sakura yang cantik. Kalau ingin sambil mendengarkan musik, gunakan earphone atau headphone agar tidak mengganggu orang lain. Suasana pasti lebih syahdu, deh.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya