TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Riset: Liburan Dianggap Penting dalam Mengurangi Tingkat Kematian

Hidup sehat bukan cuma dari makanan

unsplash.com/Aditya Saxena

Setiap kali kamu sudah merasa jenuh dengan pekerjaan, ada baiknya segera mengambil cuti liburan, jangan menunda. Selain untuk refreshing, ternyata jenuh dalam pekerjaan dan tidak mengambil libur, sangat berhubungan dengan risiko kematian lho.

Dilansir dari World Economic Forum, sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition, Health, and Aging, menunjukkan ada hubungan signifikan antara mengambil liburan yang lebih panjang dan tingkat kematian.

1. Penelitian untuk memantau tekanan darah dan stres

welldoing.org

Penelitian ini dilakukan terhadap 1.222 pria paruh baya di Finlandia yang lahir antara 1919 dan 1934. Sebenarnya penelitian ini dilakukan untuk memantau tekanan darah dan stres, serta mencari cara untuk mendorong gaya hidup yang lebih sehat.

Semua partisipan dalam penelitian ini memiliki setidaknya satu faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Di antaranya seperti penyakit jantung, stroke, jantung rematik, pembesaran aorta, dan sebagainya. Dalam penelitian itu, para peserta juga diminta mencatat kapan mereka akan pergi berlibur.

Baca Juga: 5 Wisata di Jogja Tawarkan Arsitektur Unik, Bikin Liburan Makin Epik

2. Hasil penelitian yang menunjukkan betapa pentingnya liburan

gijoburgsouth.sites.caxton.co.za

Sekitar 40 tahun kemudian, sejumlah besar pria telah meninggal, sebuah pembuktian baru tentang pentingnya liburan telah terungkap. Sekitar setengah partisipan menerima intervensi rutin, seperti saran untuk melakukan aktivitas fisik aerobik, makan makanan sehat, dan berhenti merokok.

Partisipan yang mengambil tiga pekan atau kurang liburan tahunan memiliki risiko 37 persen lebih besar untuk meninggal, dibandingkan mereka yang mengambil liburan lebih dari tiga pekan.

3. Tidak semua orang bisa liburan dengan tenang

thebodywellusa.com

Tidak semua orang, mungkin termasuk kita, bisa mengambil liburan dengan tenang. Dalam survei terbaru tentang kebiasaan liburan yang diambil dari sekitar 15.000 orang dewasa di 30 negara yang berbeda, Jepang berada di posisi paling bawah, di mana karyawannya tidak mengambil libur tahunan. Posisi berikutnya diduduki Korea Selatan dan Singapura.

Alasannya karena mereka takut dianggap tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaan, menunjukkan solidaritas dengan rekan kerja, dan ketakutan orang lain akan melakukan pekerjaan yang lebih baik tanpa kehadiran mereka.

Survei lain oleh Acas pada 2015 menunjukkan bahwa hanya separuh karyawan Inggris yang mengambil semua tunjangan cuti tahunan mereka. Alasannya sama, mereka takut tertinggal dari karyawan lain dan takut kehilangan pekerjaan mereka.

Baca Juga: 5 Wisata Unik di Jerman, Rekomendasi Liburan Akhir Tahun yang Seru

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya