Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi booking pesawat
ilustrasi booking pesawat (vecteezy.com/Perawit Boonchu)

Intinya sih...

  • Maskapai melakukan perhitungan penumpang untuk mengatur jumlah tiket

  • Penjualan tiket tambahan dipakai maskapai untuk menekan kursi kosong

  • Overbooking menjadi masalah ketika seluruh penumpang hadir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musim liburan biasanya membuat banyak orang sibuk mencari waktu terbaik untuk booking pesawat, lalu menyesuaikan jadwal agar perjalanan berjalan mulus sejak keberangkatan. Dalam proses itu, sebagian penumpang baru tahu bahwa tiket yang sudah dibayar belum tentu menjamin kursi benar-benar aman sampai waktu masuk kabin. Situasi seperti inilah yang memunculkan istilah overbooking, kondisi yang sering membuat orang kebingungan, karena tidak terlihat saat membeli tiket.

Pemahaman tentang overbooking penting diketahui supaya perjalanan kamu tetap terkendali sejak check in hingga boarding. Lantas, apa itu overbooking di pesawat? Penjelasan berikut bisa membantu kamu memahami apa yang terjadi di balik layar setiap kali pesawat akan berangkat.

1. Maskapai menyusun perhitungan penumpang untuk mengatur jumlah tiket

ilustrasi tiket pesawat (vecteezy.com/pichai pipatkuldilok)

Maskapai biasanya melihat pola penerbangan sebelumnya untuk mengetahui berapa banyak penumpang yang kemungkinan tidak hadir di hari keberangkatan. Dari data itu, mereka menentukan jumlah tiket tambahan yang masih dianggap aman untuk dijual. Langkah ini dipakai agar jumlah kursi terisi penuh dan penerbangan tetap efisien. Perhitungan tersebut tidak dilakukan secara sembarangan, karena memakai tren perjalanan yang sudah terpantau lama.

Kondisi ini membuat maskapai cukup yakin menjual tiket lebih banyak daripada kursi yang tersedia. Selama jumlah penumpang yang tidak hadir sesuai perkiraan, penerbangan berjalan tanpa masalah. Kesulitan baru muncul ketika hampir semua penumpang benar-benar hadir dan tidak ada kursi cadangan. Dari sinilah overbooking mulai terjadi.

2. Penjualan tiket tambahan dipakai maskapai untuk menekan kursi kosong

ilustrasi penjualan tiket pesawat (pexels.com/irwan zahuri)

Kursi kosong dianggap merugikan, karena biaya penerbangan tetap sama meskipun ada tempat duduk yang tidak terisi. Menjual tiket tambahan menjadi cara menjaga efisiensi penerbangan tanpa perlu menaikkan harga secara berlebihan. Cara ini sudah menjadi kebiasaan industri penerbangan dan dianggap wajar selama masih berada dalam batas aman. Dengan kursi yang terisi penuh, pengelolaan pesawat menjadi lebih aman bagi maskapai.

Namun, strategi itu membawa risiko ketika seluruh penumpang datang sesuai jadwal. Dalam kondisi seperti ini, maskapai harus mencari penumpang yang bersedia pindah ke penerbangan berikutnya. Situasi seperti ini memang tidak terjadi setiap hari, tetapi tetap mungkin dialami siapa saja. Oleh karena itu, memahami cara kerjanya membuat kamu lebih siap menghadapinya.

3. Overbooking menjadi masalah ketika seluruh penumpang hadir

ilustrasi kabin pesawat (pexels.com/Wahyu)

Overbooking mulai terasa ketika jumlah penumpang yang menunggu boarding lebih banyak daripada kursi yang tersedia. Saat itu terjadi, petugas biasanya menawarkan kesempatan pindah penerbangan dengan kompensasi berupa uang, voucher, atau fasilitas tambahan. Mekanisme ini dipakai supaya perubahan jadwal tidak merugikan orang yang bersedia menunda perjalanan. Kompensasi tersebut dirancang agar perpindahan jadwal lebih bisa diterima penumpang.

Jika jumlah penumpang sukarelawan belum cukup, barulah maskapai memilih penumpang yang harus ditunda keberangkatannya. Penumpang yang terkena dampak akan tetap menerima kompensasi sesuai aturan. Walaupun ada ganti rugi, perubahan jadwal tetap dapat mengganggu agenda perjalanan. Karena itulah, banyak orang ingin tahu cara menekan kemungkinan masuk daftar penumpang yang ditunda.

4. Kebiasaan online check in membantu mengamankan kursi

ilustrasi check-in (pexels.com/Anna Shvets)

Online check-in menjadi langkah sederhana yang efektif untuk mengamankan posisimu dalam daftar penumpang. Fitur ini biasanya sudah tersedia sehari sebelum keberangkatan dan memberi kesempatan memilih kursi lebih awal. Penumpang yang check-in di awal umumnya lebih aman jika jumlah kursi kurang dari total penumpang. Kebiasaan ini sering membantu ketika penerbangan sedang ramai.

Datang lebih cepat ke bandara juga memberi kamu waktu tambahan jika ada situasi yang perlu diurus sebelum masuk ke area boarding. Petugas dapat menata ulang beberapa hal ketika kamu sudah berada di lokasi. Meski terlihat sepele, langkah ini sering membuat proses perjalanan jauh lebih tenang. Pada periode liburan, kebiasaan kecil seperti ini menjadi sangat berguna.

5. Jenis tiket dan pilihan kursi mempengaruhi prioritas saat overbooking

ilustrasi overbooking (pexels.com/ClickerHappy)

Jenis tiket memengaruhi posisi kamu ketika maskapai harus menentukan siapa yang akan dipindah jadwal. Tiket dengan fleksibilitas terbatas biasanya berada pada prioritas terendah. Sementara itu, tiket dengan kelas sedikit lebih tinggi memberi peluang lebih aman untuk tetap berangkat. Memilih kursi sejak pemesanan juga dapat memperkuat posisi kamu dalam daftar.

Penumpang yang sudah memiliki kursi tetap biasanya dianggap tidak seharusnya digeser terlebih dahulu. Karena itu, memilih kursi saat memesan tiket bisa menjadi langkah untuk mengamankan kursi. Walaupun tidak selalu menjamin, cara ini cukup membantu mengurangi risiko ketika pesawat penuh. Dengan persiapan tersebut, perjalanan kamu jadi lebih tenang.

Memahami mekanisme overbooking memberi kamu kesempatan untuk mengantisipasi kondisi yang mungkin muncul saat melakukan perjalanan via udara. Beberapa langkah kecil seperti online check-in dan memilih kursi sejak awal membuat rencana aman. Dari semua cara itu, langkah mana yang paling ingin kamu coba pada penerbangan berikutnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team