Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret pesawat di landasan pacu suatu bandara
Potret pesawat di landasan pacu suatu bandara (pexels.com/Wayne Jackson)

Bepergian dengan pesawat saat hamil seringkali menimbulkan banyak pertanyaan di kepala. Mulai dari tentang keamanan, kenyamanan, hingga aturan maskapai yang terkadang berbeda-beda. Kalau kamu sedang hamil dan berencana terbang, artikel ini layak kamu simak sampai selesai.

Tenang saja, naik pesawat saat hamil sebenarnya boleh dilakukan dengan syarat tertentu. Yang terpenting adalah kamu memahami aturan dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum keberangkatan. Yuk, kenali lima aturan penting naik pesawat saat hamil berikut, agar perjalanan tetap aman dan nyaman!

1. Perhatikan usia kehamilan sebelum terbang

Usia kehamilan menjadi faktor utama yang menentukan boleh tidaknya ibu hamil naik pesawat. Umumnya, maskapai mengizinkan ibu hamil terbang hingga usia kehamilan 28 minggu tanpa surat dokter. Namun, untuk usia kehamilan di atas itu, biasanya akan ada persyaratan tambahan.

Pada usia kehamilan 29–36 minggu, maskapai sering meminta surat keterangan dokter atau bidan. Surat ini berisi pernyataan bahwa kondisi ibu dan janin sehat, serta aman untuk menempuh penerbangan. Aturan ini dibuat untuk meminimalkan risiko persalinan prematur di udara.

2. Siapkan surat keterangan dokter jika diperlukan

Potret wanita hamil memeriksakan diri ke dokter (pexels.com/MART PRODUCTION)

Surat keterangan dokter menjadi dokumen penting saat ibu hamil naik pesawat. Biasanya, surat ini harus dibuat maksimal 7 hari sebelum tanggal keberangkatan. Isinya mencakup usia kehamilan, kondisi kesehatan, dan rekomendasi boleh terbang.

Beberapa maskapai juga memiliki format surat khusus yang harus diisi dokter. Pastikan kamu mengecek aturan maskapai sejak jauh-jauh hari, agar tidak panik di bandara. Dengan dokumen yang lengkap, proses checkin akan jauh lebih lancar.

3. Pahami aturan khusus dari setiap maskapai

Setiap maskapai memiliki kebijakan naik pesawat saat hamil yang berbeda. Ada yang membatasi usia kehamilan maksimal 32 minggu, ada pula yang masih mengizinkan hingga 36 minggu dengan syarat ketat. Oleh karena itu, penting untuk membaca ketentuan resmi maskapai sebelum membeli tiket.

Selain usia kehamilan, beberapa maskapai juga membedakan aturan untuk penerbangan domestik dan internasional. Hal ini berkaitan dengan durasi terbang dan risiko kesehatan. Jangan ragu menghubungi layanan pelanggan maskapai untuk memastikan detail aturannya, ya!

4. Perhatikan kenyamanan dan keamanan selama penerbangan

Potret suasana di dalam pesawat (pixabay.com/ty_yang)

Naik pesawat saat hamil tetap memerlukan perhatian ekstra pada kenyamanan tubuh. Pilih kursi dekat lorong, agar mudah bergerak dan ke kamar kecil. Menggerakkan kaki secara berkala juga penting untuk mencegah pembekuan darah.

Gunakan sabuk pengaman di bawah perut, tepat di panggul, agar tetap aman dan nyaman. Selain itu, pastikan kamu cukup minum air putih selama penerbangan. Tubuh ibu hamil lebih rentan dehidrasi, terutama di kabin pesawat.

5. Hindari terbang jika mengalami kondisi kehamilan berisiko

Tidak semua kondisi kehamilan aman untuk naik pesawat. Jika kamu memiliki riwayat komplikasi seperti tekanan darah tinggi, perdarahan, atau risiko kelahiran prematur, sebaiknya tunda perjalanan udara. Keselamatan ibu dan bayi tetap menjadi prioritas utama.

Konsultasi dengan dokter sebelum terbang sangat disarankan, terutama untuk penerbangan jarak jauh. Dokter dapat memberikan saran terbaik sesuai kondisi kehamilanmu. Dengan begitu, keputusan untuk terbang bisa diambil dengan lebih tenang.

Naik pesawat saat hamil bukan hal yang menakutkan jika kamu tahu aturannya. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang cukup, perjalanan udara bisa tetap terasa aman dan menyenangkan. Jadi, sebelum boarding, pastikan semua persyaratan sudah siap dan tubuhmu dalam kondisi terbaik, ya!

Editorial Team