Potret Desa Penglipuran Bali (IDN Times/Dewi Suci)
Bali memiliki lingkungan yang kaya dengan pura-pura dan bangunan berornamen Hindu yang khas. Di sepanjang jalan, sering terlihat pura kecil hingga besar dengan patung-patung dewa, serta sesajen yang ditempatkan di berbagai sudut, seperti di depan rumah, toko, maupun kantor.
Pemandangan ini tentu berbeda dengan di Jawa, di mana masjid dan musala lebih dominan, dan patung serta sesajen mungkin tidak lazim terlihat di tempat umum. Orang Jawa yang pertama kali berkunjung ke Bali mungkin merasa terkejut dengan kehadiran patung-patung dan sesajen ini, yang merupakan bagian penting dari kehidupan spiritual masyarakat Bali.
Tak hanya itu, arsitektur bangunan di Bali yang penuh dengan ukiran dan ornamen tradisional juga menjadi daya tarik tersendiri. Banyak bangunan di Bali, termasuk hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan, dirancang dengan estetika tradisional yang menggabungkan unsur-unsur alam dan budaya lokal.
Bagi orang Jawa yang terbiasa dengan arsitektur modern atau gaya tradisional Jawa, lingkungan ini mungkin terasa sangat unik dan menambah pengalaman tersendiri dalam perjalanan mereka di Bali.
Culture shock memang menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan ke tempat baru, termasuk saat orang Jawa ketika liburan ke Bali. Namun, justru inilah yang membuat liburan semakin seru dan membuka wawasan baru. Setiap perbedaan budaya yang dirasakan bisa menjadi pelajaran berharga dan pengalaman tak terlupakan.