Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Pantai Tiga Warna Malang (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Pantai Tiga Warna merupakan salah satu destinasi wisata bahari unggulan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pantai ini baru dibuka untuk umum sejak 2014. Lokasinya di Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang.

Sesuai dengan namanya, pantai ini memiliki tiga warna yang membentuk gradasi cantik, yaitu hijau, biru, dan putih (bening). Meski posisinya berada di laut selatan, ombak pantai ini cukup tenang, karena berada di teluk dan diapit beberapa pulau.

Pantai Tiga Warna merupakan bagian dari ekowisata Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna. Kawasan ini dikelola masyarakat lokal yang tergabung dalam Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru.

Untuk bisa liburan ke sini, wisatawan harus melakukan reservasi ke pihak pengelola dan nantinya akan didampingi pemandu wisata. Hal ini bertujuan agar kondisi lingkungannya tetap alami dan terjaga, mengingat di sana juga banyak satwa yang dilindungi. Selain itu, wisatawan juga bisa mendapatkan edukasi tentang konservasi lingkungan.

Kamu tertarik liburan ke sini bareng sahabat atau orang-orang tersayang? Sebelum mewujudkan impianmu, simak dulu do's and don'ts liburan ke Pantai Tiga Warna Malang yang perlu kamu pahami berikut ini!

1. Do: Mencatat barang bawaan

Potret pos pemeriksaan barang di CMC Tiga Warna Malang (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Sebelum masuk ke Pantai Tiga Warna, semua wisatawan wajib melakukan pemeriksaan atau pengecekan barang-barang yang dibawa. Petugas pos akan mencatat dan menghitung barang-barang yang berpotensi menjadi sampah. Di antaranya seperti botol plastik, kantong plastik, makanan ringan, dan lain-lain.

Apabila nantinya ada perbedaan jumlah barang saat masuk dan keluar, maka pengunjung dipersilahkan mencari sampah yang tertinggal ke kawasan konservasi. Jika tidak bisa menemukannya, misalnya karena hanyut di laut, maka pengunjung akan kena denda sebesar Rp100 ribu per buah. Wow!

Sistem ini diterapkan untuk menjaga kebersihan kawasan, terutama dari sampah non-organik yang sangat sulit terurai. Hal ini juga menjadi upaya edukasi pengunjung, agar bertanggungjawab atas barang bawaannya masing-masing.

2. Don't: Merusak kawasan konservasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di