Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menukar kursi di pesawat
ilustrasi menukar kursi di pesawat (freepik.com/dcstudio)

Dalam perjalanan udara, menukar kursi dengan penumpang lain adalah hal yang cukup sering terjadi. Ada beragam alasan mengapa seseorang ingin berpindah kursi, mulai dari salah atau mendadak memesan tiket, sehingga tidak mendapat kursi yang diinginkan, ingin duduk berdekatan dengan keluarganya, hingga merasa kurang nyaman dengan posisi tempat duduknya.

Pemilihan kursi sebenarnya merupakan tanggung jawab setiap penumpang, sehingga harus siap menerima segala konsekuensinya. Namun, kamu tetap memiliki kesempatan menukar kursi, asalkan orang yang diminta bersedia mengizinkannya tanpa keberatan.

Dalam menukar kursi di pesawat, tentunya ada etika yang perlu diterapkan agar tidak menyinggung penumpang lain atau menimbulkan masalah selama penerbangan. Supaya lebih jelas dan tidak salah langkah, ini etika saat ingin menukar kursi di pesawat, biar gak jadi masalah antara satu penumpang dengan lainnya.

1. Perhatikan siapa penumpang yang diminta menukar kursi

ilustrasi anak kecil dalam pesawat (unsplash.com/@pushingho)

Meskipun kamu sangat ingin menukar kursi pesawat, penting untuk memperhatikan dulu siapa penumpang yang akan kamu ajak bertukar. Perlu diketahui bahwa tidak semua orang berada pada posisi yang tepat untuk diminta tukar kursi.

Anak-anak harus selalu berada dalam pengawasan orang tuanya, lansia membutuhkan kenyamanan dan kemudahan dalam pergerakan, dan penumpang berkebutuhan khusus yang perlu bantuan dari orang dekatnya baiknya gak kamu mintai bertukar kursi. Jika berada dalam kondisi ini, urungkan niat untuk menukar kursi, karena mereka jelas lebih membutuhkan kursi tersebut.

2. Pertimbangkan waktu yang tepat untuk menukar kursi

ilustrasi boarding dalam pesawat (unsplash.com/@chrisbrignola)

Terkait waktu yang tepat untuk menukar kursi di pesawat, ada dua opsi yang bisa kamu pilih, yakni saat awal boarding ketika penumpang belum benar-benar duduk, menata barang bawaan, atau mulai beristirahat. Cara ini berpeluang disetujui, karena biasanya penumpang yang sudah merasa nyaman akan enggan untuk bertukar atau berpindah kursi.

Selain itu, kamu bisa juga menukar kursi ketika proses boarding selesai, setelah penumpang duduk. Cara ini mencegah arus penumpang yang sedang masuk ke pesawat jadi terhambat. Apa pun cara yang kamu pilih, pastikan kamu menyampaikannya dengan sopan dan tidak mengganggu penumpang lain.

3. Utarakan alasan yang jujur dan jelas

ilustrasi berbicara di pesawat (pexels.com/RDNE Stock project)

Penumpang yang akan kamu ajak bertukar kursi di pesawat akan lebih mungkin memberikan kursinya jika mendengar alasan yang jujur, jelas, dan masuk akal. Misalnya, anak kecil yang butuh pengawasan ekstra dari orangtuanya atau penumpang dengan kebutuhan khusus.

Sebaliknya, alasan yang terdengar egois, seperti ingin duduk bersama pasangan agar selalu romantis atau ingin duduk di kursi yang lebih nyaman demi kepentingan pribadi, membuat orang enggan menukar kursinya. Usahakan juga untuk mengutarakan alasan dengan nada tenang dan bahasa yang sopan agar suasana tetap nyaman tanpa menimbulkan ketegangan.

4. Menukar kursi yang setara atau lebih baik

ilustrasi kursi pesawat (pexels.com/Long Zhao)

Menukar kursi di pesawat idealnya tidak merugikan penumpang lain. Jadi, saat akan meminta tukar kursi, usahakan menawarkan kursi dengan posisi yang setara atau bahkan lebih baik. Misalnya, kursi lorong dengan kursi lorong atau dengan kursi yang lebih baik, seperti dekat jendela. Tentu saja kebanyakan orang enggan bertukar kursi dengan posisi yang lebih buruk atau turun kelas, seperti dari kelas bisnis ke kelas ekonomi.

5. Jangan langsung duduk di kursi penumpang lain

ilustrasi suasana dalam pesawat (unsplash.com/@arrahmanur)

Hanya karena kamu ingin menukar kursi di pesawat, bukan berati bisa langsung seenaknya duduk di kursi yang bukan milikmu. Hal ini merupakan perilaku yang dianggap tidak sopan dan tidak menghargai penumpang lain.

Setiap penumpang pasti akan kesal jika kursinya diduduki tanpa izin, apalagi mencari kursi sebenarnya sangat mudah, karena sudah tertera di boarding pass. Untuk mencegah keributan, sebaiknya duduk terlebih dahulu di kursi milikmu dan tunggu ketika pemilik kursi yang kamu ingin tukar sudah datang.

6. Tawarkan nilai tambah atas permintaanmu

ilustrasi berbicara di pesawat (freepik.com/freepik)

Selain memberi alasan kenapa kamu ingin menukar kursi, coba tawarkan juga nilai tambah sebagai bentuk penghargaan. Perlu diperhatikan, bahwa ini bukanlah “sogokan”, tapi sebuah usaha agar pertukaran kursi terasa lebih adil dan menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Bisa saja penumpang tersebut juga telah membayar biaya lebih mahal untuk mendapatkan kursinya. Penawaran bisa berupa membelikan minuman di pesawat atau mengganti biaya tambahan layanan yang telah dikeluarkan. Dengan memberi tawaran yang menarik dan masuk akal, kamu akan berpeluang lebih besar untuk mendapatkan persetujuan tukar kursi.

7. Terima dengan lapang dada jika mendapat penolakan

ilustrasi penumpang pesawat (freepik.com/dcstudio)

Sepenting apa pun alasanmu untuk menukar kursi, kamu tetap tidak diperkenankan untuk memaksa. Penumpang lain juga berhak mempertahankan kursi yang dipilihnya demi kenyamanan selama penerbangan.

Jika permintaan dan penawaranmu sudah disampaikan dengan sopan namun ternyata ditolak, terimalah dengan lapang dada tanpa menunjukkan rasa kesal, marah, atau malah mengajaknya berdebat. Sebab, bagaimana pun kursi yang kamu pesan bukanlah tanggung jawab penumpang lain.

Menukar kursi di pesawat merupakan hal yang wajar dan boleh untuk dilkukan. Namun, pastikan memintanya dengan cara yang sopan dan menerapkan beberapa etika seperti diatas. Saat mendapat penolakan, terimalah dengan lapang dada agar tidak menimbulkan masalah selama penerbangan. Ingat, jangan sampai kamu memaksa, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team