Apakah Penumpang Bisa Dikeluarkan dari Pesawat karena Salah Kursi?

Salah satu trivia pesawat yang cukup bikin penasaran banyak orang apalagi kalau bukan mengenai penumpang yang duduk tidak sesuai nomor kursi. Meski kelihatannya sepele, nyatanya kejadian semacam ini bisa berujung panjang, bahkan sampai membuat penumpang diturunkan dari pesawat. Banyak yang mengira hal seperti ini hanya akan berakhir dengan permintaan maaf atau sekadar pindah tempat duduk, padahal faktanya tak sesederhana itu. Maskapai punya aturan yang cukup ketat soal tata tempat duduk karena menyangkut keselamatan, kenyamanan, dan ketertiban penerbangan.
Penumpang yang bersikap keras kepala atau menolak mengikuti arahan awak kabin bisa dianggap mengganggu. Dalam konteks hukum penerbangan, gangguan semacam ini tidak bisa dianggap remeh. Beberapa insiden nyata pernah terjadi dan ini membuat pertanyaan sederhana tentang salah duduk jadi lebih penting dari yang dibayangkan.
Berikut penjelasan dari berbagai sisi untuk memahami apakah penumpang bisa benar-benar dikeluarkan hanya karena duduk di kursi yang salah.
1. Maskapai memiliki aturan duduk yang mengikat

Setiap maskapai memiliki sistem tempat duduk yang sudah diatur secara teknis dan administratif sejak pembelian tiket. Kursi yang dipesan tidak hanya soal kenyamanan, tetapi berkaitan langsung dengan data manifest penumpang dan distribusi berat di kabin. Jadi ketika seseorang mengambil kursi orang lain, hal tersebut bukan hanya menyangkut etika, tapi juga teknis keselamatan penerbangan.
Awak kabin punya tanggung jawab memastikan semua penumpang berada di posisi yang benar, sesuai data yang sudah tercatat. Jika ada yang bersikeras menolak pindah, maka bisa dianggap sebagai pelanggaran instruksi resmi. Dalam kasus seperti ini, maskapai berhak mengambil langkah tegas, termasuk mengeluarkan penumpang sebelum pesawat lepas landas.
2. Awak kabin berwenang menindak penumpang

Salah satu prinsip dasar dalam penerbangan komersial adalah semua penumpang wajib mengikuti instruksi dari awak kabin. Hal ini tertulis dalam berbagai regulasi penerbangan baik internasional maupun lokal. Awak kabin tidak hanya bertugas menyajikan makanan atau memberi informasi, tapi juga bertindak sebagai pengawas keselamatan selama perjalanan.
Jika penumpang menolak berpindah kursi setelah diberi tahu, tindakan itu bisa dikategorikan sebagai ketidakpatuhan. Dalam kondisi tersebut, pilot dan awak kabin lainnya punya kewenangan penuh untuk mengeluarkan penumpang dari pesawat demi menjaga keamanan bersama. Prosedur ini dilakukan dengan melibatkan petugas darat atau otoritas bandara sebelum pesawat mengudara.
3. Penumpang bisa dianggap mengganggu ketertiban

Meskipun duduk di kursi yang salah terdengar sepele, tapi ketika itu memicu ketegangan dengan penumpang lain atau awak kabin, situasinya jadi berubah. Dalam penerbangan, siapa pun yang menyebabkan kegaduhan atau perselisihan dapat dianggap sebagai penumpang yang mengganggu. Istilah resmi untuk pelanggaran ini adalah unruly passenger.
Label unruly passenger bisa berdampak serius, lho. Selain dikeluarkan dari pesawat, penumpang bisa masuk daftar hitam atau dicekal sementara dari maskapai tersebut. Gak hanya itu sebab yang lebih serius lagi, beberapa kasus bahkan berlanjut ke ranah hukum, tergantung bagaimana kejadian berlangsung.
4. Sistem keselamatan mengutamakan posisi duduk

Distribusi berat badan dalam pesawat adalah hal teknis yang diperhitungkan dengan sangat detail. Kursi tertentu punya peran dalam menjaga keseimbangan pesawat, terutama saat tinggal landas atau mendarat. Oleh karena itu, sistem boarding dan tempat duduk tidak bisa dianggap sembarangan.
Jika satu penumpang saja pindah ke kursi yang tidak sesuai dan tindakan ini diikuti oleh orang lain, bisa terjadi ketidakseimbangan kabin. Awak kabin punya tanggung jawab untuk mencegah hal ini dan mereka bisa mengambil keputusan cepat demi keselamatan. Jadi, walaupun kursinya kosong tetap saja penumpang tidak boleh berpindah sembarangan tanpa izin.
5. Etika penumpang memengaruhi tindakan maskapai

Dalam penerbangan, etika menjadi bagian penting dari pengalaman bersama. Penumpang yang bersikap sopan dan kooperatif biasanya akan diberi toleransi lebih jika duduk di kursi yang salah. Tapi ketika responsnya keras kepala, menyela orang lain, atau berdebat, situasi bisa cepat berubah menjadi masalah besar.
Maskapai umumnya memprioritaskan kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang. Jadi kalau ada satu orang yang menolak bekerja sama, keputusan untuk menurunkannya bukan soal kursi semata, tapi soal menjaga ketertiban umum. Maka dari itu, lebih baik bertanya atau minta izin dengan baik saat ada kekeliruan, dibanding memaksa duduk di kursi yang bukan milikmu.
Kesalahan tempat duduk mungkin terlihat sepele, tapi jika ditanggapi dengan sikap yang salah, bisa berbuntut panjang bahkan sampai dikeluarkan dari pesawat. Dalam dunia penerbangan, bukan hanya posisi tempat duduk yang penting, tapi juga perilaku. Maka dari itu, penting bagi siapa pun yang bepergian naik pesawat untuk memahami aturan dan menjaga etika demi kenyamanan bersama.
Referensi:
“Why Flight Attendants Don’t Want You to Take Open Seats Without Asking First.” Condé Nast Traveler. Diakses pada Juni 2025.
“What to Know Before You Change Seats on a Flight.” Matador Network. Diakses pada Juni 2025.
“Why You Can’t Just Switch Seats on an Empty Airplane.” WIRED. Diakses pada Juni 2025.