Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi traveling (pexels.com/Photo by Pavel Danilyuk)
Ilustrasi traveling (pexels.com/Photo by Pavel Danilyuk)

Intinya sih...

  • Soft life travel adalah cara bepergian yang menempatkan kenyamanan batin sebagai tujuan utama, mengajak kita untuk melambat dan hadir sepenuhnya di setiap momen.

  • Destinasi untuk soft life travel biasanya menawarkan suasana yang tenang dan tidak terlalu bising oleh hiruk pikuk wisata massal, seperti kota kecil, area alam, atau penginapan yang menyatu dengan lingkungan.

  • Aktivitas dalam konsep soft life travel tidak perlu padat atau penuh agenda, hal-hal sederhana seperti berjalan pagi tanpa tujuan atau duduk lama sambil membaca buku menjadi inti dari pengalaman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah ritme hidup yang serba cepat, liburan sering kali berubah jadi daftar target: harus ke mana, foto apa, dan jam berapa pindah tempat. Di sinilah konsep soft life travel muncul sebagai antitesisnya, yakni cara bepergian yang lebih pelan, lebih sadar, dan lebih ramah pada diri sendiri. Bukan tentang seberapa jauh pergi, tapi seberapa utuh kita kembali. Liburan jenis ini mengajak kita menurunkan ekspektasi, berhenti mengejar validasi, dan mulai menikmati momen tanpa tergesa-gesa.

Pendekatan ini juga tercermin dari pilihan destinasi dan aktivitasnya. Soft life travel cenderung memilih tempat-tempat dengan ritme tenang. Yuk, simak di bawah ini daftar inspirasi melakukan soft life travel, mulai dari destinasi hingga aktivitas yang cocok!

1. Apa itu soft life travel?

ilustrasi traveling (freepik.com/freepik)

Soft life travel adalah cara bepergian yang menempatkan kenyamanan batin sebagai tujuan utama. Alih-alih mengejar itinerary padat dan spot populer, konsep ini mengajak kita untuk melambat dan hadir sepenuhnya di setiap momen. Liburan tidak lagi diukur dari seberapa banyak tempat yang dikunjungi, melainkan dari seberapa tenang dan utuh perasaan yang dibawa pulang.

Dalam praktiknya, soft life travel menekankan pilihan yang lebih mindful. Mulai dari tempo perjalanan, jenis aktivitas, hingga ekspektasi selama liburan. Bangun tanpa alarm, berjalan santai tanpa tujuan jelas, atau menikmati waktu sendiri tanpa tekanan sosial menjadi bagian penting dari pengalaman ini.

2. Inspirasi destinasi untuk soft life travel

ilustrasi traveling (unsplash.com/Fred Moon)

Destinasi untuk soft life travel biasanya menawarkan suasana yang tenang dan tidak terlalu bising oleh hiruk pikuk wisata massal. Tempat dengan ritme lambat, seperti kota kecil, area alam, atau penginapan yang menyatu dengan lingkungan. Tempat-tempat yang memberi ruang untuk bernapas dan menikmati waktu tanpa distraksi berlebih.

Alih-alih mengejar landmark populer, soft life travel mengajak kita memilih tempat yang terasa 'ramah' secara emosional. Lingkungan yang aman, nyaman, dan tidak menuntut banyak aktivitas memungkinkan perjalanan menjadi lebih personal. Di sinilah liburan berubah fungsi, bukan untuk pamer pengalaman, tapi untuk memulihkan energi dan menata ulang fokus diri.

3. Inspirasi kegiatan atau aktivitas untuk soft life travel

ilustrasi traveling (pexels.com/Gustavo Fring)

Dalam konsep soft life travel, aktivitas tidak perlu padat atau penuh agenda. Hal-hal sederhana seperti berjalan pagi tanpa tujuan. Misalnya, duduk lama sambil membaca buku atau menikmati secangkir minuman hangat, justru menjadi inti dari pengalaman. Aktivitas ini memberi ruang untuk hadir sepenuhnya, tanpa tekanan harus produktif atau terlihat seru.

Makna dari perjalanan semacam ini terletak pada proses memperlambat diri. Ketika kita memilih aktivitas yang ringan, tubuh dan pikiran punya kesempatan untuk pulih secara alami. Dari momen-momen kecil inilah muncul rasa cukup, bahwa liburan tidak selalu soal ke mana pergi, tapi bagaimana kita memperlakukan diri sendiri selama di sana.

Editorial Team