Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Festival Musim Panas di Jepang Selalu Pakai Yukata?

ilustrasi segerombolan orang memakai yukata (unsplash.com/Susann Schuster)
ilustrasi segerombolan orang memakai yukata (unsplash.com/Susann Schuster)
Intinya sih...
  • Yukata adalah pakaian tradisional Jepang yang ringan dan nyaman untuk musim panas, terutama saat festival di ruang terbuka.
  • Yukata menciptakan rasa kebersamaan dan interaksi antar pengguna, serta menjadi simbol warisan budaya yang penting bagi generasi muda.
  • Mengenakan yukata memberikan nuansa otentik dalam berfoto di festival musim panas Jepang, dengan semakin mudahnya akses dan penyewaan yukata.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Festival musim panas di Jepang selalu identik dengan suasana meriah, kembang api, dan deretan gerai street food. Di tengah keramaian festival musim panas itu, satu hal yang mencolok adalah pemandangan orang-orang yang mengenakan yukata alias pakaian tradisional Jepang yang sederhana.

Yukata bukan hanya soal tradisi, melainkan juga bagian dari pengalaman khas musim panas di Jepang. Dari anak muda hingga lansia, semua tampak akrab dengan balutan motif bunga dan warna cerah yang menyatu dengan suasana festival. 

Lantas, kenapa festival musim panas di Jepang identik selalu pakai yukata? Ini beberapa alasannya!

1. Yukata jadi simbol musim panas di Jepang

ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (unsplash.com/note thanun)
ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (unsplash.com/note thanun)

Yukata memiliki keterkaitan erat dengan musim panas di Jepang karena sejak awal memang dirancang untuk menghadapi suhu tinggi. Bahan utamanya yang ringan, seperti katun atau linen, membuat tubuh tetap sejuk dan nyaman meski udara terasa panas.

Tidak heran jika masyarakat Jepang, yang akrab dengan perubahan musim, menjadikan yukata sebagai pilihan utama saat cuaca sedang terik. Kehadirannya pun menjadi pemandangan umum dalam berbagai acara musim panas, terutama festival yang berlangsung di ruang terbuka dan dipenuhi pengunjung.

Selain fungsinya yang praktis, yukata juga menghadirkan nuansa visual yang kuat berkat motif-motif khas musim panas seperti bunga, ikan koi, dan kembang api. Warna-warnanya yang cerah memberi sentuhan segar dan memperkuat suasana meriah. K

etika banyak orang mengenakan yukata dengan motif senada, tercipta kesan tematik yang harmonis. Festival pun terasa lebih hidup, bukan hanya karena keramaian, tetapi juga karena hadirnya estetika yang melekat pada pakaian tradisional ini.

2. Menyatukan suasana festival dengan sentuhan yukata

ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (unsplash.com/James Pere)
ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (unsplash.com/James Pere)

Salah satu daya tarik utama festival musim panas di Jepang adalah rasa kebersamaan yang muncul begitu kuat. Saat semua orang, baik penduduk lokal maupun wisatawan, mengenakan yukata, batas-batas sosial terasa mencair. Tidak ada lagi sekat antara yang datang hanya untuk menonton dan yang benar-benar menjadi bagian dari acara. Yukata menciptakan kesan inklusif yang menyatukan semua lapisan masyarakat.

Lebih dari sekadar busana, yukata juga menjadi alat interaksi. Banyak orang dengan mudah memulai percakapan karena motif atau warna pakaian yang dikenakan. Bagi pasangan atau keluarga, mengenakan yukata bersama bisa menjadi bentuk keakraban yang sederhana namun bermakna. Akhirnya, festival menjadi lebih dari sekadar tontonan; ia berubah menjadi ruang kebersamaan yang hangat dan penuh momen berharga.

3. Ada sensasi nostalgia yang kuat

ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Bert Mulder)
ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Bert Mulder)

Bagi banyak orang Jepang, mengenakan yukata saat festival musim panas bukan sekadar pilihan busana, melainkan sebuah perjalanan kembali ke masa lalu. Sejak kecil, mereka mungkin telah diajak oleh orang tua ke festival sambil mengenakan yukata, menciptakan kenangan manis yang melekat hingga dewasa.

Ketika musim panas tiba dan yukata dikenakan kembali, kenangan masa kecil itu seolah hidup kembali, membawa perasaan hangat dan kebahagiaan sederhana. Ini bukan hanya tentang pakaian, tetapi tentang menghidupkan kembali momen-momen berharga yang pernah dialami.

Generasi muda pun merasakan hal serupa. Meskipun hidup di era modern dengan segala kemudahan teknologi, mengenakan yukata memberikan mereka kesempatan untuk terhubung dengan akar budaya mereka. Dengan mengenakan yukata, mereka tidak hanya tampil menarik, tetapi juga menunjukkan kebanggaan terhadap tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

4. Banyak spot foto, yukata jadi kostum wajib

ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Nguyen Hung)
ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Nguyen Hung)

Festival musim panas di Jepang jadi ajang yang sempurna untuk mengambil foto dan berbagi momen lalu diunggah di media sosial. Banyak spot foto menarik yang disediakan, mulai dari lentera merah yang menggantung hingga gerbang kuil yang megah.

Mengenakan yukata saat berfoto di tempat-tempat ini memberikan nuansa yang lebih otentik dan khas Jepang, membuat hasil foto menjadi lebih menarik dan berkesan. Bagi para pencinta fotografi dan konten kreator, yukata menjadi semacam "kostum" wajib saat menghadiri festival.

Banyak dari mereka yang rela belajar cara mengenakan yukata dengan benar demi mendapatkan hasil foto yang maksimal. Bahkan, beberapa festival menyediakan layanan penyewaan yukata lengkap dengan aksesori dan jasa penataan rambut, memudahkan siapa saja untuk tampil total tanpa harus memiliki yukata sendiri. 

5. Harga dan akses yang makin terjangkau

ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Nguyễn Thanh Tùng)
ilustrasi memakai yukata saat festival musim panas di Jepang (pexels.com/Nguyễn Thanh Tùng)

Dulu, mungkin ada anggapan bahwa yukata adalah pakaian mahal yang hanya dikenakan oleh kalangan tertentu. Namun, seiring waktu, yukata menjadi lebih terjangkau dan mudah diakses oleh siapa saja. Banyak toko yang menawarkan yukata dengan harga bersahabat, bahkan ada yang khusus memproduksi yukata versi ekonomis untuk keperluan festival. Hal ini memungkinkan lebih banyak orang, termasuk wisatawan, untuk merasakan pengalaman mengenakan yukata tanpa harus mengeluarkan biaya besar.​

Tak hanya itu, penyewaan yukata juga semakin menjamur, terutama di kota-kota besar di Jepang, misalnya, Tokyo atau Kyoto. Dengan biaya yang relatif murah, pengunjung festival musim panas bisa menyewa yukata lengkap dengan aksesori, seperti sandal geta dan tas kecil khas Jepang.

Beberapa tempat bahkan menawarkan paket lengkap termasuk penataan rambut dan make up, memberikan pengalaman yang menyeluruh. Kemudahan ini membuat yukata semakin populer dan menjadi bagian tak terpisahkan dari festival musim panas di Jepang.

Yukata bukan sekadar kain yang dililit di tubuh, tapi simbol dari semangat festival musim panas di Jepang yang terus hidup dari generasi ke generasi. Ketika ribuan orang kompak mengenakan yukata di tengah festival yang riuh dan penuh warna, di situlah tercipta momen yang gak bisa diganti dengan apa pun. Dalam suasana itu, semua terasa lebih akrab, lebih hangat, dan selama orang masih ingin merayakan kebersamaan dengan cara yang khas, yukata akan selalu punya tempat di hati banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us