Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gunung Anjasmoro di pagi yang terlihat dari Pujon, Malang
Gunung Anjasmoro di pagi yang terlihat dari Pujon, Malang (commons.wikimedia.org/Takhul Ilmi)

Intinya sih...

  • Gunung Anjasmoro adalah kawasan konservasi

  • Risiko kebakaran hutan menjadi alasan utama pendakian dilarang

  • Topografi berbahaya dan minimnya penanda jalur membuat pendakian tidak aman

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gunung Anjasmoro terletak di Jawa Timur. Ia membentang di perbatasan beberapa kabupaten dan kota, termasuk Jombang, Mojokerto, Malang, dan Kota Batu. Kawasan ini terkenal karena statusnya sebagai ekosistem yang sangat dijaga.

Alih-alih menjadi tujuan pendakian favorit, Gunung Anjasmoro justru secara resmi dilarang untuk didaki. Menurut masyarakat sekitar, Gunung Anjasmoro menjadi tempat peristirahatan Dewi Anjasmara, istri Raden Inu Kertapati, sehingga gunung ini tidak bisa didaki sembarangan.

Lantas, apa alasan sebenarnya tentang gunung ini tidak boleh dimasuki? Beberapa penjelasan ini akan membuka wawasanmu terkait kenapa Gunung Anjasmoro tidak boleh didaki!

1. Status Gunung Anjasmoro adalah kawasan konservasi

lereng bukit timur Gunung Anjasmoro (commons.wikimedia.org/Yovi prasetyo)

Gunung Anjasmoro ditetapkan sebagai bagian dari Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, yaitu sebuah kawasan konservasi yang sangat dijaga untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Oleh karena itu, aktivitas pendakian yang tidak terkontrol dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan merusak lingkungan.

Pihak UPT Tahura Raden Soerjo secara resmi telah menutup jalur pendakian dan melakukan patroli rutin untuk memastikan tidak ada aktivitas ilegal di dalam kawasan ini. Hutan di Gunung Anjasmoro masih sangat lebat dengan vegetasi alami, termasuk flora dan fauna yang dilindungi.

Kerusakan akibat pendakian, seperti sampah yang ditinggalkan atau rusaknya tumbuhan, dapat mengancam gunung. Dengan tidak adanya aktivitas pendakian, ekosistem di gunung ini dapat tetap utuh dan alami.

2. Risiko kebakaran hutan

Gunung Anjasmoro dari puncak Gunung Arjuno (commons.wikimedia.org/Suryabhinay)

Tingginya risiko kebakaran hutan yang sulit dikendalikan menjadi salah satu penyebab pendaki tidak boleh mendaki Gunung Anjasmoro. Medan yang terjal dan kering, terutama saat musim kemarau, membuat area ini rentang terhadap api.

Pendaki ilegal yang tidak bertanggung jawab sering kali menjadi pemicu kebakaran, misalnya, karena membuang puntung rokok sembarangan atau meninggalkan api unggun yang belum padam. Kebakaran di area gunung sangat berbahaya, karena lereng yang curam mempersulit akses tim pemadam kebakaran.

3. Topografi yang berbahaya

Gunung Anjasmoro di pagi yang terlihat dari Pujon, Malang (commons.wikimedia.org/Takhul Ilmi)

Gunung Anjasmoro memiliki medan pendakian yang berbahaya, sehingga tidak aman untuk didaki. Topografi gunung ini sangat curam dan terjal, dengan jalur yang menanjak dan licin, terutama saat hujan.

Di setiap jalur belum banyak memiliki penanda, sehingga meningkatkan risiko pendaki tersesat atau mengalami kecelakaan. Jalur pendakiannya sering kali menembus semak-semak lebat dan basah, sehingga dapat menyulitkan perjalanan. Pendaki yang nekat menerobos jalur ilegal tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga merepotkan tim penyelamat jika terjadi insiden.

Kawasan ini merupakan permata alam yang harus kita lindungi bersama. Daripada memaksakan diri mendaki, lebih baik mendaki tiga gunung di sekitar Anjasmoro, yaitu Watu Jengger, Gunung Arjuno-Welirang, dan Gunung Pundak. Reasi semua alasan kenapa Gunung Anjasmoro tidak boleh didaki di atas, ya. Dengan begitu, kamu gak akan mendakinya secara ilegal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team