ilustrasi overtoursim (unsplash.com/JacekDylag)
Pariwisata hanya akan bermanfaat jika dikelola serta dirawat dengan baik oleh pengelola maupun pengunjung. Hal ini dapat dicapai melalui keterlibatan masyarakat, manajemen keramaian, pengurangan musim liburan, perencanaan matang mengenai batas dan kapasitas suatu wilayah, serta diversifikasi destinasi.
Namun menghadapi tantangan pariwisata bukanlah hal yang mudah. Karena bagaimanapun, pariwisata merupakan sektor yang berperan cukup besar bagi keberlangsungan suatu negara.
Oleh karena itu, PBB menginisiasi agenda global mengenai pariwisata yang tercantum dalam 17 Sustainable Development Goals, yaitu dalam Goal ke-11 yang berbunyi "Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable". Selaras dengan Goal lainnya, pencapaian Goal ini juga harus diupayakan dengan serius oleh suatu negara.
Perencanaan dan evaluasi yang komprehensif sangat penting untuk diperhitungkan oleh masing-masing destinasi, terutama yang mengalami overtourism. Destinasi yang saat ini tidak memiliki masalah tersebut juga harus siaga akan peningkatan kunjungan wisata, yang dapat berakibat overtourism.
Turis juga harus ikut bekerja sama untuk menciptakan tempat wisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi, dengan memperhatikan tata krama dan kebijakan destinasi yang akan mereka kunjungi. Dengan kerja sama yang baik antara pengelola dan turis, potensi overtourism dan pengalaman buruk berwisata pun dapat diminimalkan.