6 Perbedaan Backpacker dan Flashpacker yang Perlu Kamu Tahu

Saat berbicara tentang gaya atau konsep liburan, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan backpacker. Konsep ini kerap menjadi pilihan muda-mudi yang memiliki bujet terbatas, tetapi ingin berlibur ke berbagai tempat menarik, termasuk ke luar negeri.
Selain backpacker, beberapa tahun terakhir muncul gaya liburan baru yang disebut flashpacker. Backpacker dan flashpacker sama-sama mengedepankan kebebasan dan petualangan.
Namun, ada perbedaan signifikan yang membedakan kedua gaya liburan tersebut. Kamu pasti penasaran, kan? Simak ulasan tentang perbedaan backpacker dan flashpacker di bawah ini, yuk!
1. Anggaran perjalanan
Perbedaan paling mendasar antara backpacker dan flashpacker adalah anggaran perjalanan yang dikeluarkan. Orang-orang yang berlibur dengan gaya backpacker memiliki anggaran atau bujet yang sangat terbatas. Mereka akan memesan tiket pesawat saat ada promo, menggunakan transportasi umum ke mana-mana, dan mengunjungi berbagai destinasi wisata yang gratis.
Sementara itu, para pelaku flashpacker biasanya memiliki anggaran lebih banyak dibandingkan dengan backpacker. Mereka masih bisa makan di tempat yang fancy atau restoran mahal untuk menikmati makanan favorit, tidak perlu menunggu ada promo saat hendak memesan tiket pesawat, dan pergi ke destinasi berbayar.
2. Akomodasi yang digunakan
Karena anggarannya benar-benar terbatas, para backpacker biasanya akan menginap di tempat-tempat yang murah dan sesuai dengan bujet. Contohnya hotel kapsul atau dormitory dengan kasur tingkat yang satu ruangan ditempati bersama backpacker lainnya. Kalau pun menginap di hostel, biasanya mereka akan sharing dengan teman-temannya.
Sedangkan, flashpacker cenderung mengutamakan kenyamanan dan privasi dalam memilih penginapan, tetapi juga masih memerhatikan bujet yang dimiliki. Mereka biasanya mengiap di hotel butik, guesthouse, atau bahkan menyewa apartemen jika pergi beramai-ramai.
3. Fleksibilitas perencanaan perjalanan (itinerary)
Itinerary atau rencana perjalanan para backpacker biasanya sangat fleksibel. Di awal, mereka sudah memiliki rencana mau liburan ke mana saja.
Namun, di tengah jalan bisa mengubah rencana tersebut dan memutuskan untuk pergi ke tempat lain yang dianggap lebih menarik. Bahkan, yang semula hanya tiga hari di suatu tempat, bisa diperpanjang jadi seminggu.
Flashpacker sebenarnya juga memiliki itinerary yang fleksibel. Namun, jika dibandingkan dengan backpacker, rencana perjalanan mereka jauh lebih terstruktur dan akan menaati itinerary. Mereka kurang suka dengan rencana-rencana yang spontan atau harus mengubahnya di tengah jalan.
4. Durasi perjalanan
Meski anggarannya terbatas dan cukup "ketat," backpacker seringkali melakukan perjalanan dalam waktu yang cukup lama dan banyak destinasi yang dikunjungi dalam sekali perjalanan. Mereka berpendapat tidak tahu lagi kapan akan bisa ke tempat-tempat impian jika perginya harus "dicicil."
Semantara itu, flashpacker yang memiliki anggaran lebih besar daripada backpacker biasanya berlibur dalam waktu singkat, tetapi tetap berkualitas. Mereka memiliki bucket list tempat libur impian dan semuanya direncanakan akan dikunjungi satu per satu, tergantung waktu dan bujet yang dimiliki nantinya.
5. Pengalaman liburan
Dalam hal pengalaman liburan yang didapatkan, tentu ada perbedaan yang signifikan antara backpacker dan flashpacker. Bacpackper biasanya fokus pada pengalaman autentik dan petualangan.
Jadi, mereka bisa berinteraksi dengan penduduk lokal, naik berbagai transportasi umum, makan di tempat-tempat yang "merakyat," serta menjelajahi tempat-tempat yang tidak terlalu komersial alias gratis.
Flashpacker sebenarnya juga sangat menyukai petualangan dalam setiap perjalanan liburannya. Karena lebih mengutamakan kenyamanan, mereka tidak terlalu mengeksplorasi suatu tempat atau berinteraksi dengan penduduk lokal.
Destinasi yang dituju pun cenderung mainstream dan memilih menyantap makanan yang dianggap "aman" atau sudah populer.
6. Gadget yang dibawa
Para backpacker sangat menyadari mereka harus membawa barang seminimal mungkin, termasuk gadget. Selain mengurangi beban yang dibawa, hal ini juga dipengaruhi faktor penginapan yang dipilih.
Membawa gadget banyak dan mahal di dalam dormitory atau hotel kapsul bisa berpotensi hilang, karena banyaknya orang yang menginap dalam satu ruangan.
Sementara itu, para flashpacker ingin mengabadikan momen dengan berbagai perangkat canggih. Misalnya seperti smartphone, kamera digital atau DSLR, tablet, atau bahkan drone. Tak sedikit pula yang membawa laptop dan sesekali mengecek pekerjaan.
Itulah beberapa perbedaan backpacker dan flashpacker yang perlu kamu tahu. Kalau kamu cenderung liburan dengan gaya yang mana, nih?