Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Wat Arun di Bangkok, Thailand
Potret Wat Arun di Bangkok, Thailand (pexels.com/Meaw Zara)

Intinya sih...

  • Mengenakan pakaian berwarna gelap dan sopan

  • Bersikap sopan saat memasuki destinasi wisata

  • Hindari berfoto dengan pose berlebihan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sejak Sabtu (25/10/2025) hingga satu tahun ke depan, Thailand berada dalam masa berkabung nasional. Hal ini dikarenakan kemangkatan Ratu Sirikit, ibunda Raja Vajiralongkorn (raja Thailand sekarang) pada Jumat (24/10/2025) .

Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, melalui Otoritas Pariwisata Thailand (Tourism Authority of Thailand), mengumumkan selama masa berkabung, pejabat pemerintah, pegawai badan usaha milik negara, dan pegawai negeri sipil wajib mengenakan pakaian berkabung.

Sementara itu, masyarakat umum diminta mengenakan pakaian hitam atau kalem selama 90 hari ke depan, sebagai tanda mengenang dan menghormati Sang Ibu Suri. Dalam berbagai tayangan video di media sosial, mereka benar-benar mematuhi imbauan ini di setiap sudut tempat.

Wisatawan asing yang sudah terlanjur merencanakan liburan ke Thailand dalam kurun waktu tersebut tidak perlu membatalkan kunjungannya. Namun, mereka diharapkan untuk menunjukkan rasa hormat dan mematuhi beberapa aturan yang berlaku, termasuk etika mengunjungi destinasi wisatanya.

Apa saja kira-kira etika mengunjungi destinasi wisata di Thailand selama masa berkabung? Simak informasinya di bawah ini, yuk!

1. Mengenakan pakaian berwarna gelap dan sopan

Potret dua orang menggunkan pakaian hitam (pexels.com/Yan Krukau)

Wisatawan yang hendak memasuki berbagai destinasi wisata di Thailand sebaiknya mengenakan pakaian gelap dan tidak mencolok, terutama selama periode Oktober 2025-akhir Januari 2026. Hal ini sesuai dengan imbauan pemerintah Thailand terkait aturan berpakaian pada masa berkabung,

Jika sudah terlanjur datang dan tidak membawa pakaian gelap, wisatawan bisa membelinya di pasar dengan harga terjangkau, seperti di Pasar Pratunam, Bangkok misalnya. Sejak berita kemangkatan Ratu Sirikit tersiar, toko-toko pakaian dan mal di Thailand langsung memajang pakaian berwarna hitam, putih, dan warna-warna netral lainnya di bagian depan.

Selain warna gelap, wisatawan juga diimbau untuk mengenakan pakaian yang sopan, terutama saat mengunjungi kuil, situs kerajaan, atau gedung pemerintahan. Sopan di sini artinya atasan berlengan, serta bawahan berupa rok atau celana yang menutupi lutut (rok atau celana).

2. Bersikap sopan saat memasuki destinasi wisata

Potret Wat Pho di Bangkok, Thailand (pexels.com/Lu Zhao)

Saat hendak memasuki berbagai tempat, terutama kuil dan situs kerajaan, wisatawan wajib menunjukkan sikap hormat dan sopan. Berjalanlah dengan perlahan dan turunkan nada atau intonasi bicara. Jangan berteriak atau berbicara dengan nada kasar, karena dianggap tidak menghormati tempat tersebut dan suasana duka.

Selain itu, wisatawan juga tidak boleh memanjat kuil, mencorat-coret dinding kuil, tertawa keras, menyalakan musik keras, atau melakukan tindakan vandalisme lainnya yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.

3. Hindari berfoto dengan pose berlebihan

Potret patung Buddha di Thailand (pexels.com/JC Terry)

Saat menjelajahi sebuah kuil dan tempat wisata yang menarik, wisatawan pasti ingin memotret beberapa sudut tempat yang menarik, serta melakukan selfie atau wefie berlatar tempat-tempat tersebut.

Mengambil foto tidak dilarang, selama posenya tidak berlebihan dan terlalu ekspresif. Tunjukkan empati dan sikap hormat dengan melakukan pose foto biasa atau sederhana. Hal ini tidak hanya berlaku selama masa berkabung, tapi juga pada waktu-waktu biasa.

Selain itu, objek fotonya juga harus diperhatikan. Hindari memotret patung-patung atau gambar-gambar Buddha di kuil tanpa izin pengelola. Patung dan gambar Buddha merupakan hal yang yang suci dan sakral, sehingga wisatawan tidak boleh memotretnya sembarangan, apalagi dijadikan latar foto dengan pose membelakanginya.

4. Menghormati pemuka agama dan umat yang sedang beribadah

Potret biksu di Thailand (pexels.com/RDNE Stock project)

Selama masa berkabung, ada banyak pemuka agama Buddha dan masyarakat setempat yang melakukan penghormatan dan berdoa untuk Ratu Sirikit di berbagai tempat, terutama kuil. Jika kamu melihat hal ini, jangan sesekali menghalangi atau bahkan menggangu mereka.

Jika hendak bergabung, kamu wajib melepas alas kaki sebelum memasuki kuil, kemudian berdoa dengan khidmat. Tidak diperkenankan juga duduk atau berdiri di tempat yang lebih tinggi dari para biksu.

Nah, itu dia beberapa etika mengunjungi destinasi wisata di Thailand selama masa berkabung. Meskipun dalam suasana berkabung, bukan berarti perjalanan atau liburanmu di Thailand akan terganggu. Kita hanya perlu sedikit berempati dengan situasi yang sedang terjadi.

Editorial Team