ilustrasi berlibur bersama keluarga (unsplash.com/Hoi An Photographer)
Ini yang sering bikin gagal: dana darurat dipakai untuk jajan lucu, upgrade hotel, atau menambah itinerary dadakan. Padahal, esensi dana darurat adalah penyelamat, bukan tambahan gaya hidup. Dana darurat hanya boleh dipakai untuk kondisi mendesak, seperti:
masalah transportasi - penerbangan delay panjang sampai harus menginap semalam, tiket hangus karena ketinggalan kereta, atau harus ganti jadwal transportasi dengan harga lebih mahal.
kondisi kesehatan mendadak - sakit perut, demam, cedera ringan saat aktivitas wisata, sampai harus beli obat atau periksa ke klinik setempat.
kehilangan atau kerusakan barang penting - dompet hilang, HP rusak, koper tertinggal, atau pakaian basah total karena cuaca ekstrem.
Disiplin adalah kunci. Kalau sampai liburan selesai dan dana darurat gak terpakai, jangan langsung dihambur-hamburkan. Kamu bisa menyimpannya untuk liburan berikutnya atau mengembalikannya ke tabungan utama. Bonusnya, kamu pulang liburan dengan rasa aman dan keuangan tetap sehat.
Pada akhirnya, liburan yang menyenangkan itu bukan soal seberapa mahal destinasi, tapi seberapa tenang pikiran kita menjalaninya. Dengan dana darurat khusus liburan yang tersusun rapi, kamu bisa fokus menikmati momen, bukan sibuk menghitung sisa saldo. Jadi, sebelum packing koper, pastikan dana daruratmu juga sudah siap.