Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Strategi Peer Pressure Marketing untuk Dongkrak Penjualan

ilustrasi keranjang belanjaan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Membidik milenial dan gen Z sebagai target utama? Menerapkan strategi peer pressure marketing bisa menjadi opsi. Sesuai namanya, ini merupakan teknik pemasaran yang menggunakan pengaruh teman sebaya untuk mempromosikan produk.

Bukan tanpa alasan, dua generasi ini dikenal sangat FOMO atau gak mau ketinggalan. Terlebih, kebanyakan milenial dan gen Z lebih memercayai rekomendasi produk dari orang sekitar dibandingkan iklan dari brand. Karenanya, strategi berikut ini bisa diaplikasikan jika ingin mendongkrak penjualan. 

1. Menghadirkan social proof

ilustrasi ulasan (freepik.com/freepik)

Hasil studi Pusat Riset Spiegel tahun 2017 mencatat, 95 persen konsumen membaca review sebelum membeli produk. Seperti disebutkan sebelumnya, testimoni orang lain jauh lebih dipercaya dibanding klaim brand.

Oleh karena itu, brand dapat menciptakan konten soft selling yang menampilkan social proof dari produk yang dijual. Ini bisa berupa foto atau pun video yang dihadirkan di setiap platform milik brand, baik media sosial maupun website.

Pengemasannya juga harus dibuat menarik. Karena attention span orang sangatlah singkat, brand hanya punya waktu kurang dari 3 detik untuk menarik perhatian audiens. Untuk itu, buatlah hook atau kalimat yang memancing rasa penasaran seperti, "99 persen orang berhasil keluar dari permasalahan jerawat berkat produk ini!"

2. Menciptakan urgensi untuk segera membeli

ilustrasi promo limited time offer (unsplash.com/Artem Beliaikin)

Walau gak semua, tapi milenial dan gen Z cenderung FOMO terhadap segala sesuatu. Hal ini bisa dimanfaatkan brand untuk mendongkrak penjualan. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan menciptakan urgensi agar konsumen segera membeli produknya.

Dalam hal ini, brand dapat menggunakan strategi seperti limited stock, promo terbatas, menambahkan fitur countdown pada landing page, dan lain sebagainya. Dengan demikian, konsumen merasa takut ketinggalan dan segera melakukan checkout.

3. Memanfaatkan KOL berbagai tier

ilustrasi KOL (pexels.com/Liza Summer)

Selanjutnya, menggandeng KOL dari berbagai tier, baik mega, makro, mikro, atau pun nano. Tentu setiap brand berharap produknya bisa viral di media sosial sehingga angka penjualan terus merangkak naik. Namun biasanya bujet menjadi penghalang utama.

Solusinya, brand bisa memanfaatkan KOL dengan rate card yang masuk dengan bujet perusahaan dengan kuantitas sebanyak mungkin. Brand juga bisa membidik platform seperti TikTok yang memberi kesempatan viral lebih besar dibanding platform lainnya.

Agar tujuan dan target pemasaran tercapai, buatlah brief sejelas-jelasnya. Di dalam brief, tambahkan talking points yang menjadi tagline utama dari brand dan produknya. Ini bertujuan agar audiens mengingat ciri khas dan kelebihan produk.

4. Menggandeng atau menciptakan komunitas

ilustrasi komunitas (pexels.com/Matheus Bertelli)

Karena konsumen lebih memercayai rekomendasi dan review dari orang terdekat atau orang yang punya permasalahan serupa, maka menggandeng komunitas jadi hal utama yang bisa dilakukan brand.

Dalam hal ini, pilihlah komunitas yang relate dengan brand. Sebagai contoh, produk makeup dan skincare cocok menggandeng komunitas kecantikan. Di dalam komunitas, orang-orang biasanya bertukar informasi mengenai produk yang digunakan.

Kedekatan yang terjalin dengan komunitas dapat meningkatkan awareness produk di antara para anggota. Brand dapat melakukan sejumlah aktivasi seperti menghadirkan offline event untuk memperkenalkan produk atau diskusi WhatsApp untuk mengenalkan produk.

Memanfaatkan sifat FOMO milenial dan gen Z tentu gak semudah kelihatannya. Terlebih ada banyak variabel yang memengaruhinya. Namun di situlah seni dari marketing. Diperlukan trial dan error tiada henti dalam melakukan peer pressure marketing.

Terpenting, lakukan riset seperti competitor research dan jadilah adaptif agar dapat menciptakan formula yang efektif. Strategi di atas juga bisa dilakukan untuk memperbesar peluang brand untuk sukses dalam melakukan pemasaran ini. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us