Brasil Tawarkan Penundaan Utang bagi Perusahaan Terdampak Tarif AS

- Kementerian Keuangan Brasil sedang merampungkan proposal bantuan finansial bagi perusahaan terdampak tarif AS, termasuk kredit berbunga rendah, perpanjangan tenggat pembayaran utang, dan dukungan pembayaran gaji pegawai.
- Tarif 50 persen AS berdampak pada ekspor utama Brasil seperti daging sapi, kopi, etanol, dan tallow. Namun, produk strategis seperti pulp kayu, pesawat terbang, dan jus jeruk masuk daftar pengecualian tarif.
- Presiden Lula da Silva menyatakan bahwa Brasil tetap membuka ruang negosiasi dengan AS namun menolak tekanan sepihak.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Brasil mengumumkan langkah-langkah komprehensif untuk membantu perusahaan yang terdampak tarif 50 persen dari Amerika Serikat (AS) pada Rabu (6/8/2025).
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menegaskan pada Senin (4/8/2025), pemerintah akan memprioritaskan pemberian akses kredit murah dan penundaan jatuh tempo utang bagi perusahaan yang terdampak kebijakan tersebut. Paket kebijakan ini merupakan inti dari strategi Brasil untuk menjaga stabilitas di sektor industri dalam negeri.
1. Penyusunan paket bantuan finansial bagi perusahaan
Kementerian Keuangan Brasil menyatakan sedang merampungkan proposal bantuan bagi perusahaan yang terkena dampak langsung tarif AS. Bantuan ini meliputi ketersediaan kredit berbunga rendah, perpanjangan tenggat pembayaran utang, serta dukungan pembayaran gaji pegawai di perusahaan terdampak. Fokus utama diberikan pada sektor yang tidak termasuk dari hampir 700 pengecualian produk yang diumumkan pemerintahan Donald Trump pekan lalu.
“Kami berada di tahap akhir penyusunan paket untuk disampaikan kepada Presiden Lula. Fokus langkah ini adalah menjaga operasional sektor strategis dan melindungi tenaga kerja nasional,” menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan Brasil.
Pejabat yang sama juga mengatakan bahwa dukungan kredit akan menggunakan skema dana publik untuk meringankan beban bunga dan memperpanjang cicilan pokok utang. Skema ini diyakini dapat membantu mempertahankan keberlangsungan bisnis dan mengurangi potensi pemutusan hubungan kerja akibat krisis perdagangan.
2. Kebijakan tarif AS dan dampak sektor ekspor utama
Tarif 50 persen yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, berdampak langsung pada ekspor utama Brasil seperti daging sapi, kopi, etanol, dan tallow. Namun, sebagian produk strategis seperti pulp kayu, pesawat terbang, dan jus jeruk masuk daftar pengecualian tarif, sebagaimana diumumkan secara resmi oleh Gedung Putih.
“Implementasi tarif ini jelas berdampak pada beberapa sektor, meskipun kami melihat adanya pengecualian signifikan untuk produk unggulan Brasil,” ujar Patrick Cavanagh, ekonom senior Fastmarkets, dilansir Fast Markets.
Ia menambahkan bahwa pengecualian ini memberikan harapan pada beberapa pelaku industri untuk tetap kompetitif di pasar AS.
Di sisi lain, data resmi pada Selasa (5/8/2025), menunjukkan ekspor tallow Brasil ke AS selama semester pertama 2025 meningkat 59,3 persen, sehingga sektor ini menjadi salah satu yang paling terdampak oleh kenaikan tarif tersebut.
3. Posisi negosiasi Brasil terhadap AS dan rencana balasan
Presiden Lula da Silva menyatakan Brazil tetap membuka ruang negosiasi, tetapi menolak segala bentuk tekanan atau paksaan dari AS.
“Brazil menerima dialog dan negosiasi, namun kami tidak akan tunduk pada tekanan sepihak. Kami negara berdaulat yang hanya akan bernegosiasi di atas prinsip saling menghormati,” kata Lula dalam wawancara, dilansir Bloomberg.
Lula menyatakan bahwa Brasil menginginkan penyelesaian melalui perundingan, bukan konfrontasi, dan jika diperlukan, Brasil akan menggunakan Economic Reciprocity Act untuk menyeimbangkan hubungan perdagangan.
Sikap ini diperkuat dalam pernyataan Menteri Perencanaan, Simone Tebet, yang menyebut bahwa hampir separuh perdagangan agribisnis Brasil terfokus pada Asia, sehingga ketergantungan terhadap pasar AS relatif kecil.