Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketegangan AS-Iran Pecah, Harga Minyak Dunia Langsung Naik

Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Ketegangan AS-Iran meningkat, harga minyak naik 3 persen.
  • Kenaikan harga terjadi akibat penutupan Selat Hormuz oleh Iran.
  • Analis memperkirakan harga minyak bisa naik hingga 130 dolar AS per barel.

Jakarta, IDN Times - Harga minyak mentah dunia tercatat naik sekitar 3 persen dalam 30 menit awal perdagangan elektronik pada Minggu (22/6/2025) malam waktu AS, menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dilansir Oilprice, mengutip data pada pukul 18.27 waktu bagian timur (ET), minyak mentah Brent diperdagangkan naik 3,17 persen menjadi 79,45 dolar AS per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) naik 3,18 dolar menjadi 76,19 dolar AS per barel di awal perdagangan New York.

1. Ketegangan meningkat di Selat Hormuz

Ilustrasi kapal tanker yang melewati Selat Hormuz. (Unsplash.com/Alexandr Popadin)
Ilustrasi kapal tanker yang melewati Selat Hormuz. (Unsplash.com/Alexandr Popadin)

Dilansir The Guardian, kenaikan harga minyak terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Parlemen Iran memilih untuk menutup Selat Hormuz sebagai tanggapan atas serangan militer Presiden AS Donald Trump terhadap fasilitas nuklir Iran. Langkah itu menambah kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan energi global.

Sebelumnya, harga minyak mentah Brent berada di kisaran 77 dolar AS per barel pada Jumat, mencatat kenaikan lebih dari 10 persen sejak pertengahan Juni. Kenaikan tersebut dipicu oleh serangan Israel ke situs nuklir Iran yang dibalas dengan rudal oleh Teheran ke Tel Aviv.

Selat Hormuz merupakan jalur vital bagi perdagangan energi dunia, dilalui sekitar seperlima konsumsi minyak global. Keputusan Iran memicu kekhawatiran pasar akan lonjakan harga lebih lanjut saat perdagangan global kembali dibuka pada Minggu pukul 23.00 waktu Inggris.

2. Analis perkirakan lonjakan harga minyak hingga 130 dolar AS

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemungutan suara Parlemen Iran untuk menutup Selat Hormuz dilaporkan Reuters bersifat tidak mengikat, karena keputusan akhir berada di tangan dewan keamanan nasional tertinggi Iran. Meski demikian, para analis telah memperkirakan potensi kenaikan harga minyak hingga 5 dolar AS per barel bahkan sebelum hasil pemungutan suara diumumkan.

Kepala analisis geopolitik Rystad, Jorge León menyatakan harga minyak berpotensi melonjak tajam jika Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak di kawasan.

"Dalam skenario ekstrem di mana Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak regional, harga minyak akan melonjak tajam. Bahkan jika tidak ada pembalasan langsung, pasar cenderung memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi," ujarnya.

Analis SEB, Ole Hvalbye juga mencatat harga minyak mentah Brent dapat naik 3 hingga 5 dolar AS per barel saat pasar dibuka. Sementara itu, JP Morgan sebelumnya memperkirakan harga bisa mencapai 130 dolar AS per barel jika penutupan Selat Hormuz berlangsung lama akibat konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah.

3. Pasar masih pantau dampak langsung ke pasokan

Ilustrasi harga minyak  (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir New York Times, analis minyak senior Asia di Kpler, Muyu Xu menyatakan pelaku pasar kini mempertimbangkan apakah serangan Amerika akan memicu konflik yang lebih luas dan berisiko mengganggu ekspor dari Teluk Persia. Menurutnya, eskalasi yang meluas dapat mendorong harga naik, terutama jika fasilitas minyak terkena dampak atau lalu lintas tanker terganggu.

Xu menambahkan, hingga saat ini belum terlihat gangguan besar pada pasokan, meskipun serangan udara Israel telah menghantam kilang dan depot minyak yang memasok Teheran.

“Sampai saat ini, kami belum melihat satu barel pun yang ditarik dari pasaran,” kata Xu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us