Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Persiapan agar Bisnis Makanan Online Bertahan, Eksis Terus

7 Persiapan agar Bisnis Makanan Online Bertahan, Eksis Terus
ilustrasi orang membuat kue untuk dijual (unsplash.com/Tyson)
Intinya sih...
  • Survei harga bahan baku sebelum memulai jualan, termasuk kualitasnya.
  • Hitung modal dengan benar, termasuk biaya transportasi dan promosi.
  • Desain kemasan menarik, promosikan secara gencar, dan minta testimoni dari pembeli.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Memulai bisnis makanan online memang terlihat menjanjikan, apalagi tren belanja lewat aplikasi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun, kenyataannya tidak semua bisnis bisa bertahan lama jika tidak dipersiapkan dengan baik sejak awal. Persaingan yang ketat membuat para pelaku usaha harus benar-benar teliti dalam merencanakan strategi agar produk mereka tetap diminati pelanggan.

Tak hanya soal rasa makanan yang lezat, ada banyak aspek lain yang perlu diperhatikan agar bisnis bisa terus berkembang. Mulai dari pengemasan, strategi pemasaran digital, hingga manajemen keuangan, semua menjadi faktor penting untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan. Karena itu, memahami berbagai langkah persiapan sejak awal akan sangat membantu dalam menjaga stabilitas bisnis di tengah persaingan yang semakin kompetitif.

1. Survei harga bahan baku

ilustrasi belanja bahan masakan (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi belanja bahan masakan (freepik.com/pressfoto)

Jualan makanan online maupun offline, kamu wajib survei dulu harga bahan-bahan yang nantinya akan diolah menjadi masakan. Ini akan menjadi dasar perhitungan harga jual makananmu.

Survei bahan baku bukan hanya membandingkan harga, tapi juga kualitasnya. Jangan tergiur dengan harga murah, cek dulu kualitasnya seperti apa. Dan jangan juga langsung menolak yang memberikan harga di atas standar kamu, siapa tahu kalau beli dalam jumlah banyak dan rutin, kamu bisa dapat diskon.

2. Hitung modal dengan benar

ilustrasi persiapan memasak (freepik.com/kroshka__nastya)
ilustrasi persiapan memasak (freepik.com/kroshka__nastya)

Setelah mendapatkan supplier bahan baku yang cocok, mulailah menghitung modal awal untuk membuat satu porsi makanan. Hitung dengan teliti, termasuk di dalamnya pengeluaran transportasi ketika kamu membeli bahan-bahan tersebut.

Modal untuk satu porsi  makanan tidak hanya dihitung dari bahan bakunya, lho. Kamu juga harus memperhitungkan kemasannya, bahkan juga biaya promosinya nanti.

3. Hitung harga jual dengan benar

ilustrasi makanan dijual (pexels.com/Adrian Dorobantu)
ilustrasi makanan dijual (pexels.com/Adrian Dorobantu)

Setelah mendapatkan harga modal yang benar, kamu harus menentukan harga jual untuk makananmu. Untuk awal berjualan, jangan langsung memasang harga tinggi ya.

Jual makananmu dengan harga yang terjangkau dan berikan promo atau diskon agar pembeli tertarik untuk mencoba. Intinya biarkan orang tahu dulu bahwa kamu menjual masakan yang enak. Setelah namamu mulai dikenal, barulah mulai menjual dengan harga normal.

4. Pastikan makananmu fresh dan punya nilai tambah

ilustrasi makanan siap santap (unsplash.com/Haseeb Jamil)
ilustrasi makanan siap santap (unsplash.com/Haseeb Jamil)

Jika jualanmu adalah makanan yang siap santap, pastikan makananmu fresh from the oven ya! Jangan menjual makanan yang kamu buat kemarin.

Kalau kamu menjual makanan kering pun, pastikan tanggal kedaluwarsanya masih jauh. Jika makanan akan dikirim ke luar kota, kamu harus yakin tidak akan basi di jalan. Pembeli akan kecewa kalau sampai makanannya sudah tidak layak makan.

Memberi nilai tambah pada makananmu akan menambah daya tarik bagi pembeli, sekaligus menaikkan daya jual. Penjual nasi goreng sudah menjamur di mana-mana, tapi kalau kamu menjual menu nasi goreng keju, misalnya, pasti akan membuat pembeli penasaran dan ingin mencoba!

5. Desain kemasan yang menarik dan aman

Kemasan dari rumput laut (instagram.com/evowareworld)
Kemasan dari rumput laut (instagram.com/evowareworld)

Kemasan makanan adalah bagian dari promosi. Buat kemasan dan logo yang menarik dan eye catching agar pembeli selalu ingat dengan makananmu.

Perhatikan juga keamanan kemasan ya. Kemasan untuk makanan berkuah tentu berbeda dengan makanan yang kering. Begitu juga kemasan untuk makanan ready to eat, tentu berbeda dengan kemasan frozen food.

6. Promosi dengan gencar

ilustrasi promosi makanan ke sosmed (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi promosi makanan ke sosmed (pexels.com/SHVETS production)

Ini yang paling penting. Seenak apa pun makananmu, kalau tidak dipromosikan dengan baik, tidak ada orang yang tahu kan? 

Promosi online di zaman sekarang adalah keharusan untuk penjual makanan. Kamu harus melek internet dan sosial media agar jualanmu dikenal luas oleh banyak orang, tidak hanya lingkungan sekitarmu saja. Jangan lupa masukkan biaya promosi ini ke dalam harga modal.

7. Minta testimoni dan masukan dari pembeli

ilustrasi orang mengecek ponsel (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi orang mengecek ponsel (freepik.com/senivpetro)

Nah, setelah makanan sampai dan disantap oleh pembeli, jangan lupa untuk follow-up mereka. Tanyakan apakah produkmu diterima dalam keadaan baik dan aman.

Terbukalah untuk setiap kritik dan saran dari pembeli. Jangan baper jika pembeli memberikan kritik yang membangun, karena itu adalah bentuk perhatian dari mereka agar kamu bisa meningkatkan kualitas lebih baik lagi.

Nah, kalau kamu merasa sudah mempersiapkan hal-hal di atas dengan baik, jangan ragu untuk mulai menjalankan bisnis makananmu. Jika merasa belum sanggup mengerjakan semuanya sendiri, ajaklah orang terdekat yang kamu percaya untuk bekerja sama. Jangan mudah menyerah terhadap tantangan apa pun ketika menjalankan bisnismu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umara Sri
EditorUmara Sri
Follow Us