Saingi Open AI, Meta Bangun Pusat Data untuk Penuhi Kebutuhan AI Raksa

- Meta investasi AI masif untuk kejar OpenAI dan Google.
- Infrastruktur AI Meta ekspres lewat tenda panas demi percepatan peluncuran.
- Proyek Meta ganggu lingkungan, tapi picu kenaikan saham perusahaan.
Jakarta, IDN Times – Meta tengah membangun pusat data baru bernama Hyperion yang akan menyuplai daya hingga 5 gigawatt (GW) ke laboratorium kecerdasan buatan (AI) mereka. Fasilitas ini direncanakan berlokasi di Richland Parish, Louisiana, lokasi yang sama dengan proyek pusat data senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp162 triliun) yang sebelumnya diumumkan. Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, menyebut bahwa Hyperion akan menyediakan 2 GW pada 2030 dan meningkat hingga 5 GW beberapa tahun kemudian.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, pada Senin (14/7/2025) juga mengatakan bahwa super cluster bernama Prometheus akan diaktifkan pada 2026 di New Albany, Ohio. Ia menyebut Prometheus memiliki kapasitas 1 GW dan akan menjadi salah satu fasilitas AI terbesar di dunia.
“Kami akan menginvestasikan ratusan miliar dolar… untuk membangun superintelijen,” tulis Zuckerberg dalam unggahannya di Threads, dikutip dari BBC, Rabu (16/7/2025).
1. Meta kejar OpenAI dan Google lewat investasi AI masif

Dilansir dari TechCrunch, pengembangan Hyperion dan Prometheus menjadi langkah terbaru Meta dalam mengejar ketertinggalan dari OpenAI dan Google. Perusahaan ini sebelumnya merekrut mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan Daniel Gross dari Safe Superintelligence untuk memimpin Meta Superintelligence Lab. Selain itu, Meta juga menggelontorkan dana 14 miliar dolar AS (sekitar Rp227 triliun) untuk membeli sebagian saham Scale AI dan menggaet Alex Wang.
Meta sempat tertinggal dalam persaingan AI generatif ketika merilis model Llama 4 yang dinilai kurang unggul dibandingkan DeepSeek, OpenAI, Anthropic, dan Google. Zuckerberg merespons dengan melakukan perekrutan besar-besaran secara langsung, menawarkan gaji fantastis hingga 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,6 triliun) atau lebih. Upaya ini memperlihatkan keseriusan Meta dalam membangun kekuatan teknologi dan daya saing.
Pembangunan pusat data raksasa itu diyakini akan membuat Meta makin kompetitif dalam pelatihan model AI skala besar. Selain memfasilitasi pengembangan teknologi, pusat ini juga berpotensi menarik lebih banyak talenta unggul ke perusahaan.
“Jelas, Zuckerberg berniat menghabiskan banyak uang untuk mencapai puncak tumpukan AI,” kata Karl Freund, analis dari Cambrian AI Research.
2. Meta bangun infrastruktur AI ekspres lewat tenda panas

Infrastruktur menjadi elemen penting dalam strategi AI Meta, termasuk chip grafis atau graphics processing unit (GPU), jaringan, dan pusat data. Meta bahkan membangun sebagian fasilitas AI tersebut di dalam tenda raksasa demi mengejar waktu peluncuran. Juru bicara Meta mengonfirmasi penggunaan tenda itu dan menyebut seluruh kompleks supercluster akan lebih dari sekadar struktur sementara.
Dilansir dari Business Insider yang mengutip laporan Semianalysis, desain ini dipilih karena terinspirasi dari pendekatan cepat milik xAI. Laporan tersebut menyebut bahwa Meta mengadopsi desain pusat data yang mengutamakan kecepatan di atas segalanya karena terinspirasi oleh waktu ke pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya dari xAI. CEO Semianalysis, Dylan Patel, menambahkan bahwa suhu panas di dalam tenda menjadi tantangan teknis utama saat menjalankan bagian prefabrikasi dari fasilitas ini.
Dalam jangka pendek dan menengah, Meta memerlukan infrastruktur ini berjalan secepat mungkin untuk mengimbangi tuntutan komputasi AI. Patel menyebut percepatan ini menjadi kebutuhan mutlak untuk menandingi pesaing global lainnya. Strategi pragmatis Meta menunjukkan tekad besar dalam mengejar kepemimpinan teknologi.
3. Proyek Meta ganggu lingkungan dan picu kenaikan saham
Proyek Hyperion dan Prometheus membutuhkan pasokan energi besar yang dapat berdampak ke lingkungan sekitar. Menurut The New York Times, pembangunan pusat data Meta di Newton County, Georgia, menyebabkan beberapa keran air rumah warga mengering. Studi lain memperkirakan bahwa pusat data bertenaga AI bisa menghabiskan hingga 1,7 triliun galon air secara global pada 2027.
Dengan kebutuhan daya setara jutaan rumah, kehadiran Hyperion dan Prometheus menuai kekhawatiran soal penggunaan listrik dan air dari komunitas tetangga. Jejak fisik Hyperion bahkan disebut akan cukup luas untuk menutupi sebagian besar wilayah Manhattan. Meski begitu, pasar merespons positif terhadap ambisi Meta.
Setelah pengumuman proyek, saham Meta tercatat naik 1 persen, seperti dilaporkan Reuters. Saham tersebut juga telah menguat lebih dari 20 persen sepanjang tahun ini. Meskipun investasi besar membawa tantangan, respons pasar memperlihatkan keyakinan terhadap prospek masa depan perusahaan.