Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Mengatasi Keuangan yang Cepat Habis, Perbaiki dari Sumbernya!

ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Perhitungan finansial imajinatif bisa menyebabkan keuangan cepat habis
  • Budgeting membantu analisis keuangan dan pengendalian pengeluaran
  • Pangkas pos keuangan yang melampaui batas untuk mengatur kembali anggaran

Menghitung hari sebelum gajian tiba terasa begitu menyenangkan. Sebuah siklus keuangan yang sudah ditunggu-tunggu. Yakni, hasil jerih payah terasa terbayarkan dari masuknya pundi-pundi rupiah. Sayangnya, nominal tersebut tak bisa bertahan lama.

Rasanya uang gak betah tinggal lama-lama denganmu, gaji terasa cepat habis. Padahal, gajian bulan depan masih lama, masih banyak kebutuhan lain yang belum terpenuhi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Langsung simak sederet ulasan alasan lengkap dengan solusinya berikut.

1. Stop perhitungan finansial secara imajinatif

ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mengeluh uang terasa cepat habis, tapi kalau ditanya pengeluarannya buat apa saja justru bingung dan gak tahu. Apalagi, kalau kamu meyakini seharusnya dengan sekian nominal gajimu itu selayaknya cukup untuk biaya kebutuhan sebulan ke depan.

Nah, bisa jadi akar permasalahannya ialah terletak pada perhitungan keuanganmu yang bersifat imajinatif. Misalnya saja, beli makanan seharga Rp21,5 ribu, langsung kamu bulatkan seharga Rp20 ribu. Pikirmu biar gak ribet, bedanya pun hanya secuil, biar praktis hitungannya.

Padahal, secuil pun kalau dikalikan sebulan bisa membengkak nominalnya, lho. Nah, bisa jadi keuanganmu yang seharusnya cukup sebulan, bahkan bisa masih tersisa buat menabung itu justru habis hanya untuk menutupi kebocoran pengeluaranmu yang gak terasa itu tadi. Itulah mengapa kamu bisa merasa uang cepat habis padahal seharusnya cukup untuk biaya hidup sebulan.

2. Budgeting untuk analisis keuangan

ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Lukas)

Selanjutnya, biar tahu penyebab bocornya keuanganmu itu dimana, maka kamu perlu melakukan analisis terhadap pemasukan dan pengeluaranmu. Pertama-tama, kamu bisa membuat pos-pos keuangan sebagai batasan siklus finansialmu.

Khususnya, pos keuangan untuk kebutuhan tetap dan kebutuhan tidak tetap. Misalnya saja dengan menggunakan sistem 50:30:20. Yakni, 50% dari uang bulananmu itu untuk biaya kebutuhan pokok, 30% untuk memenuhi keinginanmu, lalu 20% sisanya ditabung.

Dengan perhitungan secara tertulis lengkap dengan batasan anggaran ini bisa bikin kamu punya siklus keuangan yang lebih sehat. Pengeluaranmu lebih terkontrol sesuai porsinya supaya tidak mengganggu pemenuhan porsi pembiayaan penting lainnya.

3. Pangkas pos keuangan yang melampaui batas

ilustrasi pengelolaan keuangan (pexels.com/Ahsanjaya)

Jika setelah diterapkan ternyata ada pemenuhan yang tidak sesuai porsinya, melebihi batasan jatah nominal yang ada. Maka, jangan ragu untuk memangkasnya seefisien mungkin. Gak sembarang hemat, dalam hal ini tentukan lebih bijak jika dipangkas secara kuantitas atau kualitasnya.

Misalnya saja terkait kebutuhan pokok akan makan sehari-hari. Pilihlah apakah ingin memangkas dari jatah makan 3 kali sehari menjadi 2 kali asal tetap terjaga kualitasnya. Aataukah justru tetap 3 kali secara kuantitas, tapi kualitas lauk pauknya menjadi berkurang. Pilih sesuai kebutuhan tubuhmu, ya.

Pun juga bisa dicoba subtitusi dengan porsi lainnya. Misalnya saja biaya makan yang termasuk kebutuhan tetap bisa diambilkan dana tambahan sebesar 5-10% dari biaya beli keinginan yang masuk kebutuhan tidak tetap dengan porsi awal 30%.

4. Manfaatkan program potongan harga

ilustrasi membership card (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi membership card (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau sudah sadar bocor keuangan dimana, sudah membuat perhitungan pengeluaran tertulis sesuai porsinya, tapi masih merasa uang cepat habisnya. Kamu bisa coba ikuti berbagai jenis program potongan harga hingga cashback.

Misalnya saja, jika kamu seorang pelanggan yang loyal dari sebuah brand yang menjadi kebutuhan sehari-hari. Maka, jangan ragu untuk daftar membership yang tawarkan berbagai benefit lebih mulai dari diskon, cashback, hingga produk gratis, lho.

Hal serupa juga bisa didapatkan dengan menggunakan kartu kredit sebagai biaya pembayaran. Asalkan kamu membayar tepat waktu dengan biaya penuh dari total tagihan, maka kamu tidak akan dibebankan bunga. Sebaliknya, kamu bisa mendapatkan poin dari setiap transaksi pembelanjaan yang bisa ditukar menjadi potongan harga, cashback, dan berbagai penawaran menarik lainnya.

Tentunya, masih banyak cara lain supaya bisa lebih hemat, selayaknya belanja kebutuhan secara grosir hingga belanja langsung ke pihak produsen. Namun, perlu dievaluasi juga bahwa memang keuanganmu terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan versi yang layak.

Jadi, bukan lagi gajimu yang terasa cepat habis, tapi memang gak cukup. Bisa jadi kemarin memang terasa berlebih, tapi seiring waktu kebutuhanmu makin bertambah, biaya ini dan itu semakin mahal, dan tidak diiringi dengan kenaikan gaji yang signifikan.

Alhasil, gak cuma terasa cepat habis, tapi artinya kamu butuh pendapatan tambahan. Jika memang seperti itu, cobalah untuk meningkatkan kemampuanmu, cari pekerjaan sampingan, atau bahkan pekerjaan baru yang tawarkan peluang gaji lebih menjanjikan. Coba pertimbangkan dengan matang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us