[PUISI] Kemanusiaan Telah Mati

Bebas melangkah tanpa bayang peluru
Tak perlu was-was merancang masa depan
Tertawa riang dengan perut kenyang
Hidup kita penuh rencana, penuh harapan
Di bawah cakrawala yang sama
Di tepian laut yang dirasa jauh
Ribuan anak tidur dalam lapar
Menangis pelan, menahan nyeri yang bisu
Sang Ayah menyambung napas di medan lapar
Diburu saban hari demi sekarung pangan
Kadang pulang bertangan hampa
Kadang pulang tinggal nama
Mereka manusia, sama seperti kita
Tapi mengapa masih ada yang membeda?
Apakah nyawa kita lebih mahal harganya?
Apakah kenyamanan pantas dibangun di atas derita?
Jika tak segores iba pun tergerak di dadamu
Mungkin kamu telah kehilangan manusiamu.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.