[PUISI] Perempuan Memilih Warna

Ia pernah memakai hitam karena dunia terlalu riuh,
Menyamarkan duka di balik senyum yang rapuh.
Mengenakan biru saat rindu tak kunjung reda,
Dan menyimpan abu-abu di balik mata yang waspada.
Merah sempat ia coba,
Saat hati mulai percaya pada cinta.
Namun luka lama datang menyela,
Membuatnya ragu menyebut bahagia.
Kini ia memilih warna dengan lebih tenang,
Bukan karena takut,
Tapi karena sudah terlalu sering pulang
tanpa disambut.
Perempuan itu masih berdiri,
Tak lagi bertanya siapa yang ingin tinggal.
Ia cukup tahu,
tak semua warna harus dijadikan bekal.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.