[PUISI] Simfoni Jarak Hati

Di lembar peta, garis-garis memisah,
Namun benang sukma tak jua terurai.
Rindu menyeruak bak ombak memecah,
Menggores sunyi di relung hati yang lalai.
Setiap helaan napas, namamu terlukis, tak terpisah.
Cahaya layar menarikan bayang-bayangmu,
Suara mengalun bak melodi surga.
Meskipun angkasa jadi pemisah ragamu,
Cinta ini kokoh, merdeka dari buana,
Mengukir asa, meniti janji abadi antara aku dan kamu.
Malam merangkak, bulan pun berlayar tinggi,
Doa menjelma sayap, terbangkan asa membumbung.
Sabar adalah perhiasan di hati yang hening,
Menanti pagi tiba, sang mentari kan menembung,
Membawa kabar damai dari mimpi yang tak henti.
Ada tanya yang kerap menyelinap diam,
Mengapa rindu ini tak jua usai berlayar?
Namun keyakinan tak pernah padam,
Bahwa cinta kita akan terus mengukir fajar,
Menerangi jalan pulang, meski gelap kian kelam.
Percayalah, kasih, badai kan berlalu jua,
Pelukan adalah muara dari segala penantian.
Kan tiba saatnya, tak ada lagi sisa lara,
Menyatu dalam dekapan, mengakhiri kerinduan,
Menulis kisah abadi di kanvas semesta.