Ke Mana Perginya Sisa Makanan Restoran Hotel di Jakarta?

- Sebagian sisa makanan layak konsumsi disalurkan ke bank pangan
- Sisa makanan tidak layak diolah oleh pengelola sampah organik
- Beberapa hotel di Jakarta menggandeng komunitas pengolah makanan
Sampah makanan di sektor jasa boga sering kali terabaikan, padahal jumlahnya sangat besar. Jakarta sebagai pusat bisnis dan pariwisata menyimpan potensi timbunan makanan sisa yang tinggi, terutama dari restoran hotel yang melayani ratusan hingga ribuan tamu setiap harinya.
Jumlah sisa makanan dari sektor ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada efisiensi sumber daya dan etika distribusi pangan. Namun, masih banyak orang belum tahu ke mana sebenarnya sisa makanan itu berakhir. Yuk, cari tahu lebih lanjut ke mana perginya sisa makanan restoran hotel di Jakarta berikut ini!
1. Sebagian sisa makanan layak konsumsi disalurkan ke bank pangan

Bank pangan atau food bank berperan besar dalam menyalurkan makanan berlebih yang masih layak konsumsi dari restoran hotel ke masyarakat atau mereka yang membutuhkan. Organisasi ini menjadi jembatan antara surplus makanan dan kebutuhan pangan di kalangan rentan. Makanan yang belum disentuh atau terbuang secara tidak langsung dari prasmanan, biasanya dikemas ulang dan didistribusikan kepada kelompok sasaran tertentu, seperti keluarga miskin atau korban bencana.
Restoran hotel di Jakarta, terutama yang tergabung dalam asosiasi, seperti PHRI, mulai menerapkan kebijakan menyumbangkan sisa makanan ke bank pangan untuk mengurangi limbah organik. Langkah ini tidak hanya membantu mengurangi timbulan sampah, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi nyata terhadap upaya ketahanan pangan. Prosesnya pun mengikuti protokol keamanan pangan untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga saat diterima oleh penerima bantuan.
2. Sisa makanan tidak layak diolah oleh pengelola sampah organik

Tidak semua makanan sisa dapat langsung disalurkan atau dikonsumsi ulang. Sisa makanan yang sudah melewati batas waktu konsumsi atau terkontaminasi, masuk dalam kategori tidak layak konsumsi dan harus ditangani secara berbeda. Di restoran hotel berbintang, seperti Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, pengelolaan sisa makanan yang sudah tidak bisa dikonsumsi lagi dilakukan melalui kerja sama dengan pengelola sampah organik.
Pihak manajemen hotel biasanya sudah memiliki sistem internal untuk memilah sampah organik dan nonorganik, sehingga sisa makanan yang tidak layak langsung masuk ke jalur pemrosesan organik. Sampah ini kemudian diserahkan kepada vendor pengelola sampah khusus yang akan mengubahnya menjadi kompos atau energi terbarukan. Proses tersebut mendukung inisiatif ekonomi sirkular dan menekan beban tempat pembuangan akhir di kota besar, seperti Jakarta.
3. Beberapa hotel di Jakarta menggandeng komunitas pengolah makanan

Beberapa restoran hotel di Jakarta memilih bekerja sama dengan komunitas atau vendor sosial, seperti Satgas Olah Sampah (SOS), dalam mengelola sisa makanan mereka. Fokus utama dari kerja sama ini adalah memanfaatkan makanan dari buffet yang tidak tersentuh namun masih layak untuk diolah kembali. Makanan ini bukan berasal dari piring tamu, melainkan dari stok makanan berlebih yang belum sempat disajikan atau hanya ditaruh di meja prasmanan.
Vendor, seperti SOS, memiliki peran dalam mengolah makanan menjadi bahan baku baru, produk olahan, atau disalurkan dalam bentuk makanan siap saji. Ini merupakan upaya kolektif untuk mencegah makanan berakhir sebagai limbah meskipun tidak sempat dikonsumsi. Cara ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tapi juga memberi nilai tambah sosial bagi komunitas yang terlibat dalam proses daur ulang tersebut. Keberadaan vendor semacam ini juga membantu hotel memenuhi target keberlanjutan tanpa harus mengubah sistem operasional secara drastis.
Penanganan sisa makanan di restoran hotel Jakarta menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait. Upaya ini penting agar limbah makanan tidak menjadi beban tambahan bagi lingkungan kota. Pertanyaan seperti kemana perginya sisa makanan restoran hotel di Jakarta? pun perlahan mulai terjawab lewat praktik pengelolaan yang lebih bertanggung jawab.