Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membuat Bitterballen yang Kulitnya Renyah tapi Tetap Creamy

ilustrasi bitterballen (pexels.com/Fakhri Baghirov)
ilustrasi bitterballen (pexels.com/Fakhri Baghirov)

Bitterballen adalah camilan khas Belanda yang terkenal dengan bentuknya yang bulat kecil, kulitnya yang renyah, dan isian creamy yang gurih di dalamnya. Kudapan ini biasanya diisi dengan ragout daging sapi, lalu dibalut tepung roti dan digoreng hingga keemasan. Sekilas mirip kroket, tapi ukurannya lebih kecil dan biasanya disajikan sebagai camilan atau hidangan pembuka.

Tantangan terbesar saat membuat bitterballen di rumah adalah mendapatkan tekstur kulit yang garing tanpa membuat isian di dalamnya jadi kering atau meledak saat digoreng. Dibutuhkan teknik yang tepat dalam membuat ragout, membentuk adonan, dan menggorengnya agar hasilnya sempurna.

Kalau kamu ingin membuat bitterballen rumahan yang sukses bikin semua orang ketagihan, berikut lima tips yang bisa kamu coba.

1. Gunakan bahan isian berkualitas dan daging yang empuk

ilustrasi daging (freepik.com/ bublikhaus)
ilustrasi daging (freepik.com/ bublikhaus)

Kualitas isian sangat menentukan rasa akhir bitterballen. Pilih daging sapi yang memiliki sedikit lemak seperti bagian sengkel atau sandung lamur, karena teksturnya empuk dan rasanya gurih. Daging ini akan menghasilkan kaldu yang kaya rasa untuk ragout.

Selain daging, bahan lain seperti bawang bombay, mentega, susu, dan tepung terigu juga perlu diperhatikan kualitasnya. Gunakan mentega asli (unsalted butter) untuk memberikan rasa creamy yang lembut, bukan margarin yang rasanya lebih tajam. Susu full cream juga akan membuat tekstur ragout lebih halus dan gurih.

Potong daging menjadi ukuran kecil atau suwir halus setelah dimasak, supaya mudah bercampur dengan adonan ragout dan menciptakan isian yang lembut saat digigit. Jangan lupa bumbui dengan pala bubuk, lada putih, dan garam secukupnya untuk cita rasa yang autentik.

2. Masak ragout hingga kental dan bisa dibentuk

ilustrasi ragout (commons.wikimedia.org/FiveRings)
ilustrasi ragout (commons.wikimedia.org/FiveRings)

Ragout adalah inti dari bitterballen, jadi pastikan teksturnya pas sebelum dibentuk. Gunakan perbandingan mentega dan tepung yang seimbang untuk membuat roux (adonan pengental), lalu masukkan kaldu daging dan susu sedikit demi sedikit sambil terus diaduk.

Aduk ragout dengan api kecil sampai benar-benar kental. Kalau terlalu encer, adonan akan sulit dibentuk dan bisa pecah saat digoreng. Ragout yang ideal adalah yang bisa disendok dan mempertahankan bentuknya tanpa langsung melebar.

Setelah matang, biarkan ragout dingin, lalu simpan di kulkas minimal 2 jam atau semalaman. Proses pendinginan ini akan membuat adonan lebih kokoh sehingga lebih mudah dibentuk bulat-bulat tanpa hancur.

3. Balut adonan dengan teknik breading tiga lapis

ilustrasi balut adonan (freepik.com/freepik)
ilustrasi balut adonan (freepik.com/freepik)

Agar kulit bitterballen benar-benar renyah, gunakan teknik breading tiga lapis: pertama balur adonan bulat dengan tepung terigu, lalu celupkan ke kocokan telur, dan terakhir gulingkan di tepung roti. Pastikan seluruh permukaan tertutup rata.

Tepung terigu akan membantu telur menempel sempurna di permukaan adonan. Sementara itu, lapisan tepung roti akan memberikan tekstur crispy setelah digoreng. Kamu bisa menggunakan panko (tepung roti Jepang) untuk hasil yang lebih renyah, atau tepung roti halus untuk tekstur klasik.

Kalau ingin hasil ekstra renyah, ulangi proses celup telur dan guling tepung roti sekali lagi. Teknik double coating ini juga membantu mencegah isian bocor saat digoreng.

4. Goreng dengan suhu minyak yang tepat

ilustrasi goreng adonan (freepik.com/freepik)
ilustrasi goreng adonan (freepik.com/freepik)

Suhu minyak sangat menentukan keberhasilan bitterballen. Minyak yang terlalu panas akan membuat kulit cepat gosong tapi isi belum panas sempurna, sedangkan minyak yang terlalu dingin akan membuat bitterballen menyerap terlalu banyak minyak dan jadi berminyak.

Gunakan suhu sekitar 170–180°C untuk menggoreng. Kalau tidak punya termometer, kamu bisa mengetesnya dengan memasukkan sedikit remah tepung roti ke minyak. Kalau langsung muncul gelembung kecil dan naik ke permukaan, berarti suhu sudah pas.

Goreng bitterballen dalam jumlah sedikit setiap kali agar suhu minyak tetap stabil. Balik sekali saja saat warna sudah mulai keemasan, lalu angkat dan tiriskan di atas rak kawat atau kertas minyak untuk menghindari kulit jadi lembek.

5. Sajikan segera agar tekstur tetap sempurna

ilustrasi bitterballen (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi bitterballen (freepik.com/prostooleh)

Bitterballen paling enak dinikmati saat masih hangat, ketika kulitnya masih renyah dan isiannya lembut meleleh di mulut. Kalau terlalu lama dibiarkan, kulitnya akan kehilangan kerenyahan dan isinya bisa mengeras.

Kalau ingin membuatnya lebih awal, kamu bisa menyimpan bitterballen yang sudah dibentuk dan dibalut tepung roti di freezer. Saat akan disajikan, goreng langsung dari kondisi beku dengan menyesuaikan waktu masak agar isinya panas sempurna.

Sajikan bitterballen bersama mustard atau saus sambal sebagai cocolan. Perpaduan rasa gurih creamy dengan kulit renyah dijamin bikin siapa saja sulit berhenti ngemil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us