Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WFC Kelewat Batas, Gerai Kopi di Korea Selatan Terapkan Aturan Ketat

Potret orang-orang melakukan WFC
Potret orang-orang melakukan WFC (pexels.com/Tim Gouw)

Work From Cafe (WFC) atau bekerja dari kafe merupakan salah satu fenomena yang sudah menjadi tren global di seluruh dunia pascapandemik Covid-19. Kegiatan ini dianggap wajar, karena banyak perushaan yang memberikan kebijakan kepada karyawannya untuk bekerja dari mana saja. Tak sedikit pula yang menjadi freelancer dan digital nomad, sehingga membutuhkan tempat yang nyaman dan internet kencang untuk bekerja.

Banyak kafe seolah "mendukung" fenomena WFC ini. Mereka menyediakan ruangan dengan meja dan kursi yang nyaman, internet yang stabil, hingga colokan listrik yang banyak. Pengunjung bisa duduk berjam-jam di sana sambil mengerjakan tugas atau pekerjaannya, meski hanya memesan satu jenis minuman.

Tak hanya di Indonesia, fenomena ini rupanya juga "ngetren" di Korea Selatan. Di sana muncul istilah cagongjok, gabungan kata ka (kafe), gongbu (belajar), dan jok (suku atau kelompok). Istilah ini merujuk pada orang-orang yang terlalu lama menggunakan kafe untuk bekerja atau belajar dan hanya memesan satu atau dua menu minuman atau makanan.

Warga setempat pun banyak yang geram dengan fenomena cagongjok ini, hingga akhirnya sebuah gerai kopi besar, Starbucks, membat kebijakan tegas terkait aktivitas mereka. Kamu pasti penasaran tentang gambaran fenomena ini dan apa saja aturannya? Simak informasinya di bawah ini, ya!

Fenomena cagongjok di Korea Selatan yang kelewat batas

Di Indonesia, barangkali kamu hanya menemukan orang-orang membawa laptop atau tablet ke kafe untuk WFC-an. Sementara itu. cagongjok di Korea Selatan ini kelewat batas. Mengutip dari video yang diunggah akun TikTok @korea_news00 pada Jumat (8/8/2025), terlihat aktivitas orang-orang WFC seperti di rumah atau kantor sendiri.

Mereka membawa perangkat elektronik berukuran besar dan di luar nalar. Di antaranya seperti seperangkat komputer yang terdiri dari monitor, keyboard, mouse, printer, hingga CPU. Bahkan, ada pula yang membawa partisi untuk menandai "wilayah" mereka dan jadi lebih privat layaknya kantor sendiri. Tak sedikit pula yang tidur atau rebahan di sofa sembari memangku laptop selama seharian.

Selain dianggap merugikan kafe, banyak orang menganggap aktivitas yang dilakukan cagongjok ini juga egois dan tidak memikirkan orang lain yang hendak nongkrong di sana. Mereka sulit menemukan meja atau kursi yang kosong, karena sudah "di-booking" cagongjok selama berjam-jam.

Starbucks Korea memberikan aturan tegas terkait WFC

Potret orang work from cafe
Potret orang work from cafe (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Karena sudah keterlaluan dan meresahkan, Starbucks Korea Selatan akhirnya memberikan aturan yang tegas untuk semua pelanggannya, terutama yang sering menjadi cagongjok. Melansir Korea Herald, gerai kopi tersebut telah melarang penggunaan monitor komputer, printer, stop kontak, dan partisi besar di dalam kafenya.

Pengumuman ini disampaikan secara tertulis dan diletakkan di semua gerai Starbucks yang ada di Negeri Ginseng sejak Kamis (7/8/2025). Mereka juga mengimbau pelanggan menggunakan tempat duduk bersama secara bijaksana. Jika hendak meninggalkan barang-barang dalam waktu lama, pelanggan diminta untuk membawanya saja, agar pelanggan lain bisa duduk.

Selain itu, keputusan ini diambil untuk menjaga kenyamanan gerai bagi semua pengunjung, serta meminimalisir risiko pencurian atau kehilangan jika barang-barang ditinggalkan tanpa pengawasan. Namun, Starbucks Korea tidak melarang laptop atau sesi belajar biasa, selama pelanggan melakukannya dengan bijak dan tidak menjadikan gerai ini sebagai "kantor pribadi."

Wah, semoga perilaku tersebut tidak terjadi di Indonesia, ya! Jika kamu berencana WFC, pastikan kafe tersebut memperbolehkan pelanggannya membuka laptop.

Selain itu, pastikan kamu tidak memesan hanya 1-2 menu, apalagi jika durasimu lebih dari 3 jam. Sebab, bagaimana pun juga, kafe diperuntukkan untuk para pengunjung yang ingin menikmati menu-menu yang disediakan.

Semoga kita menjadi pelanggan yang bijak, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us