Acne Conglobata: Jerawat Parah yang Butuh Penanganan Serius

- Acne conglobata adalah jenis jerawat yang termasuk dalam kelompok jerawat nodulokistik, karena menyebabkan munculnya benjolan bernanah (nodul atau kista) di bawah kulit.
- Kondisi ini dipicu oleh reaksi sistem imun yang menyebabkan peradangan dan bisa memunculkan komedo berpori besar serta kista noninflamasi yang berisi cairan tak sedap.
- Jenis jerawat ini lebih sering menyerang laki-laki berusia 18–30 tahun, terutama laki-laki kulit putih.
Acne conglobata adalah salah satu bentuk jerawat paling parah yang masuk kategori kronis. Kondisi ini ditandai dengan munculnya jerawat besar yang meradang, benjolan merah (papula), hingga nodul yang tumbuh dalam dan berukuran besar. Nodul ini biasanya berbentuk seperti kubah dan bisa terasa keras saat disentuh.
Dari sekian banyak jenis jerawat, acne conglobata termasuk yang paling serius. Jenis jerawat ini lebih sering menyerang laki-laki berusia 18–30 tahun, terutama laki-laki kulit putih. Kasus acne conglobata jarang ditemukan pada perempuan, anak-anak, atau lansia.
Yang membuat acne conglobata berbeda dari jerawat nodulokistik biasa adalah tingkat keparahannya. Jenis jerawat ini memicu munculnya abses dalam yang besar, bisa mengeluarkan cairan, bahkan membentuk saluran terowongan di bawah kulit yang disebut sinus tracts. Bayangkan luka yang menjalar di bawah permukaan kulit, membuat peradangan makin sulit sembuh.
Tak hanya itu, acne conglobata sering memunculkan comedones atau komedo berpori besar, biasanya dalam kelompok tiga. Ada juga kista noninflamasi yang berisi cairan kental berbau tak sedap, yang bisa pecah dan mengeluarkan nanah saat jerawat meradang hebat. Dalam kasus parah, ulkus dalam ini bisa berubah menjadi luka dalam yang menimbulkan bekas luka keloid. Lapisan kerak juga kerap terbentuk di atas nodul yang terluka parah.
Nodul acne conglobata biasanya muncul di area tubuh yang luas: mulai dari bahu, dada, lengan atas, bokong, wajah, hingga paha. Karena sifatnya yang meradang dalam dan sering kambuh, kondisi ini tidak hanya membuat fisik tidak nyaman, tetapi juga bisa mengganggu rasa percaya diri seseorang.
Gejala
Acne conglobata adalah jenis jerawat yang langka dan termasuk dalam kelompok jerawat nodulokistik. Jerawat nodulokistik disebut demikian karena menyebabkan munculnya benjolan bernanah (nodul atau kista) di bawah kulit. Nodul biasanya lebih dalam dan keras dibanding kista.
Jerawat nodulokistik umumnya menyebabkan nodul yang terpisah satu sama lain. Dalam kasus acne conglobata, banyak nodul muncul sekaligus dan saling terhubung membentuk terowongan berisi nanah di bawah kulit.
Jerawat nodul ini sering kali berawal dari komedo (whitehead dan blackhead). Meskipun awalnya tidak meradang, tetapi komedo bisa terinfeksi, sehingga nanah terbentuk dan menembus lapisan kulit yang lebih dalam.
Acne conglobata muncul karena komedo berkembang secara berkelompok. Dalam kasus lain, kondisi ini dapat terjadi di area kulit yang memiliki banyak kelenjar minyak.
Ciri-ciri acne conglobata antara lain:
Kelompok nodul yang rapat, berwarna merah, bengkak, dan keras saat disentuh. Umumnya muncul di wajah, bahu, punggung, dada, lengan atas, bokong, dan paha.
Nodul berderet membentuk pola garis atau “rantai”.
Nodul dikelilingi oleh komedo putih atau hitam.
Nyeri dan rasa sakit saat disentuh.
Nanah berbau tidak sedap.
Luka yang meradang atau pecah membentuk keropeng.
Karena adanya terowongan di bawah kulit, acne conglobata bisa menyebabkan luka parut berat. Jika berlangsung lama (kronis), bekas lukanya dapat menjadi sangat mencolok atau bahkan mengganggu penampilan.
Jerawat nodul ini sangat lama sembuhnya, dan bahkan bisa terus menyebar ke area lain meskipun kulit sudah mulai membentuk keropeng.
Penyebab dan faktor risiko
Penyebab utama dari acne conglobata hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan, di antaranya:
Perubahan respons tubuh terhadap bakteri Propionibacterium acnes bisa menjadi salah satu pemicu.
Tumor penghasil androgen dan penggunaan steroid anabolik (baik untuk keperluan medis maupun nonmedis) dapat memicu munculnya jerawat berat.
Ada kecenderungan genetik, yang artinya kondisi ini bisa menurun dalam keluarga.
Ada kaitannya dengan antigen HLA tertentu, yang berperan dalam sistem imun.
Memiliki hubungan familial dengan beberapa penyakit lain, seperti: pyoderma gangrenosum (peradangan kulit yang menyebabkan luka bernanah), artritis aseptik (radang sendi tanpa infeksi), dan hidradenitis suppurativa (peradangan kronis pada kelenjar keringat).
Faktor risiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya acne conglobata meliputi:
Jenis kelamin laki-laki.
Usia remaja hingga awal 20-an.
Penggunaan obat tertentu, seperti steroid anabolik dan obat tiroid.
Memiliki kondisi lain yang termasuk dalam kelompok penyakit oklusi folikuler (penyakit kulit yang disebabkan oleh penyumbatan folikel rambut oleh keratin hingga folikel tersebut pecah), seperti hidradenitis suppurativa.
Diagnosis

Jika kamu mengalami gejala acne conglobata atau jenis jerawat nodulokistik lainnya, segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Dokter akan memeriksa lesi kulit dan bertanya tentang riwayat keluarga yang mungkin memiliki kondisi kulit inflamasi serupa.
Dalam beberapa kasus, tes tambahan seperti biopsi mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, misalnya karsinoma (kanker kulit).
Pengobatan
Acne conglobata sulit diobati dan perlu penanganan oleh dokter spesialis kulit. Dokter akan meresepkan obat atau terapi khusus sesuai kondisi kamu.
Berikut beberapa pilihan obat resep yang umum digunakan:
Isotretinoin oral: biasanya menjadi pilihan utama dalam pengobatan awal.
Antibiotik oral seperti tetrasiklin, minosiklin, atau doksisiklin: dapat digunakan setelah isotretinoin atau sebagai pengganti jika isotretinoin tidak bisa dikonsumsi.
Steroid oral, misalnya prednison: membantu mengurangi peradangan pada jerawat.
Remicade (infliximab): obat imunopresan yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam pengobatan acne conglobata.
Tretinoin topikal yang dikombinasikan dengan terapi laser: bisa efektif jika obat oral kurang membantu.
Triamsinolon injeksi: jenis steroid yang dapat membantu mengecilkan nodul jika terapi lain gagal.
Pengobatan acne conglobata membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menunjukkan hasil. Dengan ketekunan, perbaikan dapat dicapai.
Jika jerawat tidak membaik, langkah berikutnya bisa berupa pengangkatan nodul yang terinfeksi, melalui metode:
Suctioning (penyedotan).
Operasi bedah.
Krioterapi (terapi dingin).
Bekas luka akibat acne conglobata bisa bersifat disfiguratif, karena melibatkan jaringan kulit yang dalam. Ini dapat menyebabkan:
Pockmark (cekungan kecil di kulit).
Area kulit berwarna lebih terang dan mengilap (keloid).
Karena dampaknya yang cukup berat, pengobatan bekas luka perlu dilakukan secara lebih agresif. Pilihannya meliputi:
Eksisi bedah: mengangkat jaringan parut dan menjahit kembali area yang terkena. Jika bekas luka terjadi di wajah, tindakan ini bisa melibatkan dokter bedah plastik. Steroid mungkin juga diberikan untuk meredakan peradangan.
Cangkok kulit: diperlukan jika bekas luka sangat luas dan dalam. Prosedur ini menggunakan sampel kulit dari bagian tubuh lain untuk mengisi area yang terdampak.
Dermal filler: disuntikkan untuk meratakan bekas luka kecil seperti pockmark.
Komplikasi yang dapat terjadi
Bekas luka akibat acne conglobata sangat mungkin terjadi, tetapi intervensi dini dapat membantu mengurangi risiko luka di masa depan. Saat kondisi mulai membaik, mungkin akan muncul noda gelap di kulit. Dokter kulit dapat membantu mengatasi bekas luka dengan dermabrasi atau peeling kimia.
Perubahan bentuk kulit (disfigurasi) juga merupakan komplikasi lain yang mungkin terjadi akibat acne conglobata. Seperti halnya risiko bekas luka, makin cepat acne conglobata ditangani, makin kecil kemungkinan timbulnya deformitas. Bekas luka bisa menjadi masalah di kemudian hari jika jaringan kulit melemah dan menyebabkan perubahan bentuk.
Setelah pengobatan acne conglobata, bisa saja muncul komedo sekunder di kemudian hari. Komedo ini sering kali berisi keratin, komponen utama lapisan luar kulit.
Efek samping dari pengobatan acne conglobata juga perlu diperhatikan. Obat isotretinoin oral termasuk yang memiliki risiko tertinggi. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
Depresi, terutama pada remaja.
Komplikasi kehamilan.
Sensitivitas terhadap sinar matahari.
Kulit mudah terbakar matahari.
Acne conglobata itu sendiri juga dapat berdampak pada psikologis seseorang. Pikiran untuk mengakhiri hidup cukup umum terjadi pada individu dengan acne conglobata, terutama karena perasaan malu akibat perubahan penampilan yang mencolok. Orang yang mengalaminya mungkin mulai menarik diri dan merasa terisolasi dari lingkungan sosial. Oleh karena itu, konseling kesehatan mental sangat penting untuk mendukung mereka yang mengalami kondisi ini.
Acne conglobata adalah jenis jerawat yang parah, ditandai dengan benjolan besar dan kista di wajah, bahu, punggung, dada, lengan atas, bokong, dan paha. Kondisi ini dipicu oleh reaksi sistem imun yang menyebabkan peradangan. Diagnosis dan pengobatan oleh dokter kulit sangat penting.
Secara psikologis, orang dengan jenis jerawat ini bisa merasa terasing secara sosial akibat perubahan pada penampilan. Konseling kesehatan mental dapat membantu menangani dampak emosional dari kondisi ini.
Referensi
"Types of Acne: What Is Acne Conglobata?" Pine Belt Dermatology. Diakses Juli 2025.
"How to Identify and Treat Acne Conglobata." Verywell Health. Diakses Juli 2025.
Francesco Lacarrubba et al., “Secondary Comedones in a Case of Acne Conglobata Correlate With Double-ended Pseudocomedones in Hidradenitis Suppurativa,” Acta Dermato Venereologica 97, no. 8 (January 1, 2017): 969–70, https://doi.org/10.2340/00015555-2664.
Jiao Jiang et al., “Acne Conglobata Caused by Cutibacterium Avidum,” Advances in Dermatology and Allergology 39, no. 6 (January 1, 2022): 1183–85, https://doi.org/10.5114/ada.2022.122612.
Vincenzo Bruzzese, “Pyoderma Gangrenosum, Acne Conglobata, Suppurative Hidradenitis, and Axial Spondyloarthritis,” JCR Journal of Clinical Rheumatology 18, no. 8 (November 27, 2012): 413–15, https://doi.org/10.1097/rhu.0b013e318278b84c.
"Acne conglobata and rarer forms of acne" (Professional articles). Patient. Diakses Juli 2025.
"Acne Conglobata: What to Know About This Inflammatory Skin Condition." Healthgrades. Diakses Juli 2025.
Tanya Greywal et al., “Evidence-based Recommendations for the Management of Acne Fulminans and Its Variants,” Journal of the American Academy of Dermatology 77, no. 1 (June 13, 2017): 109–17, https://doi.org/10.1016/j.jaad.2016.11.028.
Georgios Kravvas and Firas Al-Niaimi, “A Systematic Review of Treatments for Acne Scarring. Part 1: Non-energy-based Techniques,” Scars Burns & Healing 3 (January 1, 2017), https://doi.org/10.1177/2059513117695312.
"What Is Acne Conglobata and How Is It Treated?" Healthline. Diakses Juli 2025.