Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hati-hati, Suhu Minuman Panas Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

ilustrasi minum teh pada pagi hari (pexels.com/anna pou)
ilustrasi minum teh pada pagi hari (pexels.com/anna pou)
Intinya sih...
  • Minuman panas di atas 65 derajat Celcius dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker esofagus.
  • Suhu tinggi merusak sel-sel esofagus dan melemahkan lapisan pelindung alami, meningkatkan risiko kanker.
  • Jumlah dan kecepatan minum juga berperan dalam cedera panas dan risiko kanker esofagus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi banyak orang, menikmati secangkir teh, kopi, atau cokelat panas adalah bagian dari me-time yang menenangkan. Suhu penyajiannya bahkan sering jadi bahan perdebatan, seperti berapa derajat yang pas agar rasa terbaik benar-benar keluar?

Namun, ada satu hal penting yang sering terlewat. Di balik efek menenangkannya, ternyata minuman panas bisa membawa risiko bagi kesehatan. Faktanya, jika suhunya terlalu tinggi, minuman panas dikaitkan dengan naiknya risiko kanker. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mari telusuri lebih jauh bukti-bukti yang ada.

Kaitan minuman panas dengan kanker

Hingga kini, belum ada bukti kuat bahwa minuman panas memicu kanker tenggorokan, dan kaitannya dengan kanker lambung juga masih belum jelas. Namun, ada hubungan yang konsisten antara minuman panas dengan kanker kerongkongan (esofagus).

Tahun 2016, International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan minuman dengan suhu di atas 65 derajat Celcius sebagai “mungkin karsinogenik pada manusia” atau "probably carcinogenic to humans". Kategorinya sama dengan risiko asap kayu di dalam ruangan atau konsumsi daging merah berlebihan. Laporan ini menekankan bahwa penyebab utamanya adalah suhu, bukan jenis minumannya.

Dasar bukti terutama berasal dari penelitian di Amerika Selatan (AS), yang menemukan hubungan antara konsumsi maté—minuman herbal tradisional yang biasa disajikan sekitar 70 derajat Celcius—dengan peningkatan risiko kanker esofagus. Studi serupa di Timur Tengah, Afrika, dan Asia juga mendukung kaitan ini.

Sementara di Eropa dan negara Barat, penelitian besar baru muncul belakangan. Tahun ini, studi terhadap hampir setengah juta orang dewasa di Inggris mengonfirmasi bahwa konsumsi teh atau kopi sangat panas berkaitan dengan kanker esofagus. Orang yang minum delapan cangkir atau lebih per hari memiliki risiko hampir enam kali lipat dibandingkan mereka yang jarang minum minuman panas!

Bagaimana minuman panas bisa memicu kanker?

Minuman dengan suhu sangat tinggi bisa merusak sel-sel di dinding esofagus, dan dalam jangka panjang diyakini dapat memicu kanker. Hubungan ini sudah diusulkan peneliti hampir 90 tahun lalu.

Bukti paling jelas datang dari studi hewan. Sebuah penelitian tahun 2016 pada tikus menunjukkan bahwa air panas 70 derajat Celcius mempercepat munculnya lesi prakanker di esofagus dibandingkan dengan air yang lebih dingin.

Ada pula teori lain, bahwa kerusakan panas bisa melemahkan lapisan pelindung alami esofagus, membuatnya lebih rentan terhadap asam lambung dari refluks. Jika terjadi berulang, kerusakan kronis ini meningkatkan risiko kanker.

Apakah jumlah dan cara minum berpengaruh?

ilustrasi minum teh (unsplash.com/Kelly Sikkema)
ilustrasi minum teh (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Bukan cuma suhu, ternyata jumlah dan kecepatan minum juga berperan. Minum banyak sekaligus lebih mungkin melukai esofagus karena cedera panas mendadak.

Satu studi bahkan mengukur suhu di dalam esofagus saat orang minum kopi panas. Hasilnya, ukuran tegukan lebih berpengaruh daripada suhu minuman. Satu tegukan besar (20 ml) kopi 65 derajat Celcius bisa meningkatkan suhu esofagus hingga 12 derajat Celcius. Jika dilakukan selama bertahun-tahun, tegukan besar ini dapat menimbulkan cedera panas berulang dan kerusakan sel.

Tegukan kecil sesekali dari kopi 65 derajat Celcius mungkin tidak berbahaya, tetapi minum banyak minuman yang sangat panas dalam jangka panjang meningkatkan risiko.

Jadi, berapa suhu aman untuk minuman panas?

Proses menyeduh kopi atau teh biasanya mendekati titik didih air. Bahkan, minuman panas dari kafe atau kedai kopi yang kamu bawa pulang kadang disajikan hingga 90 derajat Celcius agar tetap hangat sampai diminum di rumah atau kantor.

Penelitian di AS menghitung suhu ideal kopi agar rasa tetap terjaga sekaligus meminimalkan risiko cedera panas pada esofagus. Hasilnya, suhu optimal adalah 57,8 derajat Celcius.

Agar aman menikmati minuman panas tanpa khawatir akan cedera panas maupun risiko kanker, kamu bisa mencoba tips ini:

  • Beri jeda waktu: suhu minuman bisa turun sekitar 10–15 derajat Celcius hanya dalam 5 menit.

  • Aduk atau tiup: untuk mempercepat pendinginan.

  • Buka tutup gelas: minuman dengan tutup terbuka mendingin dua kali lebih cepat.

  • Tambahkan air dingin atau susu: cara sederhana untuk menurunkan suhu.

  • Sesap, bukan teguk: menyesap minuman lebih aman daripada tegukan besar, karena terbukti mengurangi dampak panas langsung pada esofagus.

Referensi

“Green Tea Drinking Habits and Gastric Cancer in Southwest China,” PubMed, 2011, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22296352/.

P Terry et al., “Drinking Hot Beverages Is Not Associated With Risk of Oesophageal Cancers in a Western Population,” British Journal of Cancer 84, no. 1 (January 1, 2001): 120–21, https://doi.org/10.1054/bjoc.2000.1561.

"IARC Monographs evaluate drinking coffee, maté, and very hot beverages (15 June 2016)." International Agency for Research on Cancer (IARC). Diakses Agustus 2025.

"List of Classifications." International Agency for Research on Cancer (IARC). Diakses Agustus 2025.

Jay H. Lubin et al., “Maté Drinking and Esophageal Squamous Cell Carcinoma in South America: Pooled Results From Two Large Multicenter Case–Control Studies,” Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention 23, no. 1 (October 16, 2013): 107–16, https://doi.org/10.1158/1055-9965.epi-13-0796.

Farhad Islami et al., “A Prospective Study of Tea Drinking Temperature and Risk of Esophageal Squamous Cell Carcinoma,” International Journal of Cancer 146, no. 1 (March 20, 2019): 18–25, https://doi.org/10.1002/ijc.32220.

Gwinyai Masukume et al., “A Very-hot Food and Beverage Thermal Exposure Index and Esophageal Cancer Risk in Malawi and Tanzania: Findings From the ESCCAPE Case–control Studies,” British Journal of Cancer 127, no. 6 (June 29, 2022): 1106–15, https://doi.org/10.1038/s41416-022-01890-8.

Ming Wu et al., “Green Tea Drinking, High Tea Temperature and Esophageal Cancer in High‐ and Low‐risk Areas of Jiangsu Province, China: A Population‐based Case–control Study,” International Journal of Cancer 124, no. 8 (November 6, 2008): 1907–13, https://doi.org/10.1002/ijc.24142.

Maki Inoue-Choi et al., “Hot Beverage Intake and Oesophageal Cancer in the UK Biobank: Prospective Cohort Study,” British Journal of Cancer, February 19, 2025, https://doi.org/10.1038/s41416-025-02953-2.

Farhad Islami et al., “High‐temperature Beverages and Foods and Esophageal Cancer risk—A Systematic Review,” International Journal of Cancer 125, no. 3 (March 25, 2009): 491–524, https://doi.org/10.1002/ijc.24445.

John Abraham and Kenneth Diller, “A Review of Hot Beverage Temperatures—Satisfying Consumer Preference and Safety,” Journal of Food Science 84, no. 8 (July 11, 2019): 2011–14, https://doi.org/10.1111/1750-3841.14699.

Fredericka Brown and Kenneth R. Diller, “Calculating the Optimum Temperature for Serving Hot Beverages,” Burns 34, no. 5 (January 17, 2008): 648–54, https://doi.org/10.1016/j.burns.2007.09.012.

John Abraham and Kenneth Diller, “A Review of Hot Beverage Temperatures—Satisfying Consumer Preference and Safety,” Journal of Food Science 84, no. 8 (July 11, 2019): 2011–14, https://doi.org/10.1111/1750-3841.14699.

"Do hot drinks really give you cancer? A gut expert explains." The Conversation. Diakses Agustus 2025.

U. W. De Jong et al., “The Relationship Between the Ingestion of Hot Coffee and Intraoesophageal Temperature,” Gut 13, no. 1 (January 1, 1972): 24–30, https://doi.org/10.1136/gut.13.1.24.

Nelia A. Tobey et al., “Effect of Heat Stress on Rabbit Esophageal Epithelium,” AJP Gastrointestinal and Liver Physiology 276, no. 6 (June 1, 1999): G1322–30, https://doi.org/10.1152/ajpgi.1999.276.6.g1322.

D.C.M. Rapozo et al., “Recurrent Acute Thermal Lesion Induces Esophageal Hyperproliferative Premalignant Lesions in Mice Esophagus,” Experimental and Molecular Pathology 100, no. 2 (February 19, 2016): 325–31, https://doi.org/10.1016/j.yexmp.2016.02.005.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us